TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Titik Erupsi Gunung Marapi Tak Selalu Terjadi di Kawah yang Sama

Masa Istirahat Terlama 17 Tahun

Erupsi Marapi Minggu (7/1/2024). IDN Times/Andri NH

Intinya Sih...

  • Gunung Marapi naik ke Level III (Siaga) setelah erupsi eksplosif pada 3 Desember 2023
  • Aktivitas erupsi terus berlangsung dengan peningkatan gempa Low Frequency dan Vulkanik Dalam
  • Kehadiran magma di dalam dasar kawah menunjukkan perubahan tipe erupsi dari freatik menjadi magmatik

Padang, IDN Times - Kepala Badan Geologi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan, menyebut karakteristik erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat (Sumbar), adalah eksplosif dan juga efusif dengan titik erupsi tidak selalu terjadi pada kawah yang sama. Tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur-barat daya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu.

"Hingga Selasa (9/1/2024) sore kemarin, status Gunung Marapi naik dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga)," kata Hendra melalui siaran persnya, Rabu (10/1/2024).

Baca Juga: Gunung Marapi Sumbar Berubah Status Menjadi Level III

1. Aktivitas Gunung Merapi dipantau terus

Erupsi Marapi Minggu (7/1/2024). IDN Times/Andri NH

Hendra menambahkan pasca erupsi 3 Desember 2023 lalu, aktivitas Gunung Marapi yang berada di dalam wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, dipantau terus menerus secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi di kota Bukittinggi.

Periode erupsi terakhir kata Hendra dimulai pada 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB. Erupsi itu terjadi secara eksplosif, dengan tinggi kolom erupsi sekitar 3.000 meter di atas puncak (5891 MDPL) dan terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik.

Kolom erupsi saat itu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi juga disertai dengan aliran piroklasik ke arah utara dengan jarak luncur sejauh 3 kilometer dari puncak. Sampai kini, aktivitas erupsi dan hembusan masih berlangsung.

Baca Juga: Mengenal Karakteristik Gejala dan Letusan Gunung Marapi di Sumbar

2. Masa istrirahat terpendek kurang dari 1 tahun

Erupsi Marapi, Selasa (26/12/2023). IDN Times/Andri NH

Hendra Gunawan mengungkap bahwa Gunung Marapi termasuk yang paling sering mengalami erupsi. Aktivitas erupsinya bahkan tercatat terjadi sejak 1807 dengan masa istirahat terpendek kurang dari 1 tahun dan terlama 17 tahun (rata-rata istirahat 3,5 tahun).

Namun kata Hendra sejak awal 1987 sampai sekarang, erupsinya bersifat eksplosif yang berpusat di Kawah Verbeek. Aktivitas erupsi biasanya disertai suara gemuruh dengan produk erupsi dapat berupa abu, pasir, lapili, dan terkadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik.

"Sejak 1 hingga 8 Januari 2024, secara visual Gunung Marapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi sekitar 150-700 meter di atas puncak," ujar Hnedra.

Berita Terkini Lainnya