Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sumsel Buka Peluang Ekspor Kodok Beku ke Eropa Barat

Ilustrasi ekspor (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Ilustrasi ekspor (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Intinya sih...
  • Sumsel membuka peluang ekspor ke Eropa Barat, termasuk komoditas paha kodok beku yang potensial dikembangkan di wilayah tersebut.
  • Potensi ekspor paha kodok Sumsel terutama ke negara-negara seperti Belgia, Prancis, dan Swiss dengan nilai ekspor mencapai Rp8,96 miliar hingga Juni 2025.
  • Tantangan dalam pengembangan budidaya paha kodok Sumsel adalah ketersediaan pasokan yang rendah dan kurangnya kuota tangkap di wilayah potensial.

Palembang, IDN Times - Peluang ekspor komoditas asli Sumatra Selatan (Sumsel) kini merambah ke Eropa Barat, selain transaksi ke negara Asia Tenggara, Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).

Tak hanya karet dan sawit komoditas unggulan Sumsel sektor perkebunan, ekspor kodok beku bagian paha pun jadi komoditas menjanjikan dalam ekosistem neraca perdagangan terutama ke Eropa Barat.

1. Pulau Kemaro wilayah potensial penghasil kodok sawah

Ilustrasi ekspor-impor (Pixabay)
Ilustrasi ekspor-impor (Pixabay)

Menurut Kepala Karantina Sumsel Sri Endah Ekandari, paha kodok menjadi salah satu komoditas yang berpeluang untuk dikembangkan di Sumsel, selain dari produk unggulan seperti kopi dan sawit.

"Ada (komoditas baru) itu paha kodok yang masih perlu penjajakan lagi. Lokasinya itu ada di sekitar seberang Pulau Kemaro," katanya, Rabu (23/7/2025).

Indonesia, khususnya Sumsel memiliki kesempatan sebagai eksportir paha kodok beku, karena komoditas ini banyak ditemukan di beberapa wilayah seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dan Palembang.

2. Sumsel belum memiliki ruang khusus budidaya kodok sawah

ilustrasi ekspor (pixabay.com/michaelgaida)
ilustrasi ekspor (pixabay.com/michaelgaida)

Meski menjanjikan, secara pertumbuhan ekspor, paha kodok beku belum termasuk dalam pengiriman khusus. Sebab ketersediaan dan pasokan produk tersebut masih jadi pekerjaan rumah pemerintah maupun petani, karena kuota tangkap kodok di wilayah potensial sulit mengejar target.

Kondisi ini dipengaruhi, Sumsel belum memiliki ruang spesial untuk budidaya kodok, terutama kodok jenis sawah atau fejervarya cancrivora.

"Kalau negara yang menjadi importir itu ada di Belgia, Prancis, dan Swiss,” kata Sri Endah.

3. Ekspor paha kodok sudah capai Rp8,96 miliar

Kinerja ekspor impor Indonesia
Kinerja ekspor impor Indonesia

Berdasarkan data hingga Juni 2025, Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) melaporkan nilai ekspor paha kodok beku mencapai 51.955 kilogram dan angka ekspor tembus Rp8,96 miliar. Nilai tersebut jika dibandingkan 2023, berada pada tren positif. Sebab transaksi ekspor meningkat. Tercatat pada 2023 lalu, ekspor frozen frog legs asal Sumsel mencapai Rp2,3 miliar dengan jumlah pengiriman total 17.076 kilogram.

Endah menyampaikan, paha kodok dari Sumsel merupakan hasil pencarian dan penangkapan alam dari beberapa daerah. Namun, tantangan saat ini adalah ketersediaan pasokan paha kodok Sumsel yang rendah.

"Terkendala dengan kuota tangkap. Tapi itu bukan ranah kami,  jadi kalau memang seperti itu seharusnya pemerintah daerah bisa mendorong untuk pengembangan budidaya," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us