Pendapatan UMKM Kue Basah Palembang Naik, Meski Ekonomi Deflasi

- Pendapatan UMKM Palembang naik jelang Idul Fitri 2025, namun turun tipis dibanding tahun sebelumnya.
- Titin Pedagang Kue Basah Tiramisu menerima pesanan dari daerah seperti Baturaja, Lubuk Linggau, Prabumulih, dan Musi Banyuasin.
- Penurunan pesanan kue basah mungkin karena kondisi keuangan masyarakat yang sedang krisis dan situasi ekonomi Indonesia dalam tren deflasi.
Palembang, IDN Times - Pendapatan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Palembang mengalami kenaikan permintaan produk jelang lebaran Idul Fitri 2025. Namun, jika dibandingkan tahun sebelumnya, permintaan menurun tipis.
"Masih banyak yang pesen, tapi dibandingkan tahun lalu berkurang," kata Titin Pedagang Kue Basah Tiramisu Palembang, kepada IDN Times, melalui pesan WhatsApp, Jumat (14/3/2025).
1. Pengiriman produk ke daerah menggunakan travel

Menjual produk sistem jasa titip dari Bandung, Titin sering menerima pesanan dari daerah. Biasanya, kata dia, jelang lebaran Idul Fitri, orderan paling banyak dari Baturaja, Lubuk Linggau, Prabumulih, dan Musi Banyuasin terutama ke Sekayu.
"Pengiriman pakai travel, harga kirim dan kue berbeda lagi. Kalau kue mulai dari Rp60 ribuan per kotak," jelas dia.
2. Penurunan sekitar lima persen dari tahun sebelumnya

Penurunan tipis terhadap pesanan kue basah pada tahun ini, kata Titin, mungkin karena kondisi keuangan masyarakat sedang krisis. Apalagi, sejumlah lembaga negara ada yang mendapatkan efisiensi, sehingga pesanan dalam partai besar berkurang.
"Sekitar lima persenan ada, menurun dari tahun kemarin. Tapi ini kan baru minggu kedua ramadan. Biasanya ramai minggu terakhir jelang Idul Fitri. Kalau secara pendapatan ada kenaikan dari sebelum ramadan," katanya.
3. Kondisi keuangan dalam tren deflasi

Berdasarkan kondisi ekonomi saat ini, pendapatan pelaku UMKM yang berkurang dari tahun sebelumnya, bisa saja terpengaruh dari situasi Indonesia yang sekarang dalam tren deflasi.
Kemudian situasi keuangan Tanah Air dalam keadaan tertekan, karena nilai tukar rupiah anjlok dan pasar saham amblas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia berturut-turut pada Januari-Februari 2025 mengalami deflasi.