Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pangan Sumsel Terancam, Pemprov dan BI Petakan Lahan Pertanian

Drone untuk Pertanian. (Pixabay/Dji-Agras)
Intinya sih...
  • Wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) mengalami ancaman dan krisis lahan pertanian
  • Pemprov Sumsel berkolaborasi dengan Bank Indonesia dalam pemetaan lahan pertanian dan berbagai program strategis untuk mewujudkan ketahanan pangan
  • Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel menegaskan komitmen untuk memperkuat program-program pangan melalui pemberdayaan pelaku usaha termasuk mendukung Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP)

Palembang, IDN Times - Wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) yang ditarget jadi daerah lumbung pangan kini dalam ancaman dan krisis lahan pertanian. Padahal Presiden Prabowo Subianto menyampaikan, ketahanan pangan merupakan bagian dari delapan agenda pembangunan nasional (Asta Cita).

"Pemerintah memiliki tantangan dalam pengelolaan kembali penyusutan lahan pertanian termasuk di wilayah Sumsel," kata Sekretaris Daerah Sumsel Edward Candra dalam kegiatan akselerasi program swasembada pangan, untuk mewujudkan ketahanan ekonomi Sumsel yang berkelanjutan, Kamis (3/7/2025).

1. Sumsel dituntut cetak sawah mandiri

Illustrasi Mesin Pertanian (Pexel/Pixabay)

Lahan pertanian yang perlahan berkurang dan terancam terkikis kata Edward, mendorong pemerintah provinsi (pemprov) Sumsel kolaborasi Bank Indonesia dalam pemetaan lahan pertaian.

"Sumsel memiliki agenda besar Swasembada Pangan melalui berbagai program strategis seperti Optimasi Lahan Rawa (Oplah), Cetak Sawah Mandiri, dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP)," jelasnya.

2. Lahan pertanian Sumsel mengalami alih fungsi

Gunung Dempo.JPG
Lahan Pertanian di kaki Gunung Dempo, Pagar Alam, Suumatra Selatan (IDN Times/Hafidz Trijatnika)

Menurut Edward, dari pelaksanaan agenda di atas pemprov berharap produksi padi di Sumsel pun meningkat dan program itu mampu memperkuat peran rumah tangga dan kelompok tani sebagai produsen pangan yang mandiri dan tangguh.

"Potensi Sumsel sangat besar, tetapi realitas di lapangan menunjukkan bahwa lahan pertanian produktif terus mengalami tekanan alih fungsi," ujarnya.

3. Peningkatan produksi dan efisiensi sistem distribusi pangan harus seimbang

Lahan pertanian di Desa Kabar Kecamatan Sakra Lotim saat ditanami padi (IDN Times/Ruhaili)
Lahan pertanian (IDN Times/Ruhaili)

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel, Bambang Pramono, menjelaskan kondisi lahan pangan yang menyusut juga karena adanya tantangan iklim dan pertumbuhan penduduk yang kian banyak sehingga menambah beban di sektor pertanian.

"Pemerintah perlu menggarisbawahi pentingnya menjaga keseimbangan antara peningkatan produksi dan efisiensi sistem distribusi pangan. Saat ini BI dam pemprov memberi kontribusi strategis dalam peta pangan nasional," jelas dia.

4. BI Sumsel komitmen perkuat GSMP

Kementerian Pertanian (Kementan) melibatkan TNI dalam kegiatan Panen Raya Padi di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, Senin, (7/4/2025). (dok. Kementan)
Kementerian Pertanian (Kementan) melibatkan TNI dalam kegiatan Panen Raya Padi di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, Senin, (7/4/2025). (dok. Kementan)

Bambang menyebut, pada 2024 Sumsel tercatat berada di posisi kelima sebagai produsen padi terbesar di Indonesia. Kondisi ini lanjutnya, diharapkan bisa jadi penguat keberlanjutan pangan yang harus dijaga dan dikembangkan kontinuitas.

"BI komitmen memperkuat program-program pangan melalui pemberdayaan pelaku usaha termasuk mendukung GSMP dalam mendorong ketahanan pangan lokal," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us