Pajak;Tax (pexel.com/Pixabay)
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel sepanjang 2023 hingga triwulan II 2024, pertumbuhan ekonomi berada pada urutan kedua se-Sumatra dengan tren positif. Namun dengan adanya kabar kenaikan PPN menjadi 12 persen, tren ekonomi positif bakal melandai.
"Dari sisi inflasi, jika kenaikan PPN 12 persen memang terjadi tentuk memengaruhi kenaikan harga. Apalagi sektor premium tentu akan menggerus masyarakat," kata Kepala BPS Sumsel Moh. Wahyu Yulianto.
Penyebabnya lanjut Wahyu, daya beli akan menurun dari kalangan menengah ke bawah dan kondisi ekonomi wilayah berimbas negatif. Meski pemerintah memastikan kenaikan PPN untuk barang merah, tetapi secara konsumsi rumah tangga untuk kelas menengah ke bawah diprediksi merosot.
"Realitanya iya (daya beli turun), pertumbuhan ekonomi merosot. Tapi balik lagi, jika pemerintah komitmen (kenaikan PPN untuk kembali ke rakyat) sisi positif ke depan pendapatan naik," jelas dia.
Data BPS mencatat, meski kondisi inflasi atau kenaikan harga Sumsel masih berada pada angka di bawah nasional, namun kenaikan PPN bakal memicu lonjakan inflasi. Pemerintah juga harus siap dengan pengendalian dan antisipasi terbaik.
Apalagi kata dia, inflasi paling sering terjadi terhadap komoditas pangan, transportasi dan kelompok rumah tangga. Sepanjang 2024, inflasi tertinggi kerap terjadi di Palembang, Ogan Komering Ilir (OKI), Lubuk Linggau dan Muara Enim.
"Pemerintah harus menyiapkan pengendalian inflasi komdisi normal atau sama dengan 2024, inflasi yang terjaga pada level 2024 target +- 1 , dan 2025 inflasi +-1," kata Wahyu.