Palembang, IDN Times - Berdasarkan laporan yang diterima Bank Indonesia (BI) dari data Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan (BPS Sumsel), rata-rata Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2022 mengalami deflasi atau turun harga.
"Deflasi di Sumsel dominan dipengaruhi harga cabai yang turun seiring dengan berlangsungnya musim panen dan peningkatan pasokan," ujar Deputi Kepala Perwakilan BI, Nurcahyo Heru Prasetyo, Kamis (3/11/2022).
Persentase deflasi Sumsel pada Oktober 2022 dibandingkan dengan bulan lalu atau month to month berada di angka minus 0,10 persen, dengan penurunan harga dominan terjadi pada beberapa komoditas sub kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
"Terutama pada cabai merah dan cabai rawit, disusul dengan andil penurunan harga telur ayam ras serta bawang merah," kata dia.
Penurunan harga pada telur ayam ras terjadi akibat produksi meningkat, dan didukung dengan permintaan pasar yang relatif stabil. Serta adanya penyesuaian harga pakan ternak berupa jagung yang memasuki masa panen raya.
"Kondisi ini seiring dengan terjadinya surplus DOC (day old chick) yang diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun," jelasnya.
Berdasarkan pantauan harga cabai di Pasar Tradisional Perumnas Sako Palembang, harga semua jenis cabai paling tinggi dijual Rp30 ribu per kilogram, dari sebelumnya sempat mencapai Rp50 ribu per kilogram pada September 2022.
"Harga cabai mulai turun. Cabai merah keriting Rp30 ribu, cabai burung Rp28 ribu, sedangkan cabai rawit Rp26 per kilogram," ujar Saprizal, pedagang cabai di Pasar Sako Palembang.
Selain cabai, penurunan harga juga dialami bawang merah dan bawang putih, disusul dengan harga daging ayam dalam sepekan terakhir.
"Harga bawang Rp28 ribu per kilogram dan daya beli tidak tinggi atau tidak rendah, stabil," jelasnya