Kisah Warga Rantau Dedap Muara Enim Bawa Cahaya Listrik Pertama

Intinya sih...
- Desa Rantau Dedap di Muara Enim, Sumatra Selatan, mendapatkan listrik pertama kali dari turbin mikrohidro sederhana.
- Instalasi turbin tersebut dipasang oleh Kepala Dusun Markun dengan bantuan warga setempat, berkapasitas variasi mulai dari 1.000 Watt hingga 10.000 Watt.
- Pertamina terlibat dalam pengembangan instalasi turbin mikrohidro untuk memperluas jangkauan energi bersih dan aman di daerah tersebut.
Muara Enim, IDN Times - Butuh waktu delapan jam dari Palembang menuju Desa Rantau Dedap, Kecamatan Semende Darat Ulu, Muara Enim. Wilayah perbukitan di Sumatra Selatan (Sumsel) itu merupakan pemukiman warga yang memiliki ketinggian 1.400 MDPL.
Selama bertahun-tahun, warga di sana tidak memiliki aliran listrik, dan untuk pertama kali pada 2022 akhirnya mereka merasakan cahaya listrik pertama. Listrik itu berasal dari instalasi turbin mikrohidro sederhana yang dibawa Kepala Dusun Rantau Dedap, Markun (49).
1. Markun belajar memasang instalasi turbin mikrohidro dari saudara di Lampung
Markun memasang instalasi turbin mikrohidro sederhana dengan memanfaatkan aliran air sungai yang cukup deras dari Danau Deduhuk. Dana itu berada tersembunyi di balik bukit di Rantau Dedap, Muara Enim.
Pemasangan listrik turbin mikrohidro sederhana terealisasi setelah Markun melihat langsung bagaimana cara pemasangan dan sistem operasional dari sang kerabat yang berada di Lampung dan sudah memanfaatkan listrik turbin mikrohidro sejak tahun 2007.
"Tahun 2007 saya lihat punya saudara di Lampung, mereka pakai turbin mikrohidro. Saya coba adopsi di sini, awalnya pasang 5.000 Watt," kata dia dalam rilis Pertamina yang diterima IDN Times, Kamis (14/11/2024).
2. Pemasangan instalasi turbin mikrohidro sebelum pembaruan pembangunan oleh Pertamina belum dilengkapi aspek keamanan
Markun memasangan turbin mikrohidro bersama warga setempat. Instalasi turbin tersebut berkapasitas variasi, mulai dari 1.000 Watt, 5.000 Watt, hingga 10.000 Watt. Pemasangan instalasi listrik di sana dengan cara dan peralatan sederhana.
Keberhasilan Markun menerangi Desa Rantau Dedap sekaligus memanfaatkan energi baru bersih, dan terbarukan sesuai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) program PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju.
Semula instalasi turbin mikrohidro yang dibangun Markun dan warga belum dilengkapi aspek keamanan memadai. Mereka hanya memakai kabel seadanya serta tidak memiliki stabilizer yang kerap menyebabkan arus listrik tidak stabil dan berujung pada korsleting.
"Pernah insiden kebakaran menghanguskan rumah lama saya, akibat lonjakan tegangan yang tak terkendali," ungkap dia.
3. Pertamina mendukung pembaruan instalasi turbin mikrohidro untuk memperluas energi bersih terbarukan
Setelah PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju ikut terlibat mengembangkan instalasi turbin mikrohidro, pembangunan instalasi listrij di sana menjadi lebih baik. Pertamina menghadirkan dan memperluas jangkauan energi bersih lebih aman.
Area Manager Communication, Relations & CSR RU III PT Kilang Pertamina Internasional Siti Rachmi mengatakan pembangunan turbin baru mendukung misi Pertamina menjangkau energi bersih makin luas.
“Mimpi kita adalah menerangi harapan masyarakat, agar dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) berupa Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), masyarakat bisa akses dunia lebih luas, dan mampu menggerakkan roda perekonomian desa,” ujarnya.
4. Rantau Dedap kini jadi bagian Desa Energi Berdikari (DEB) program Pertamina
Rachmi menerangkan, dengan akses listrik stabil, potensi kegiatan ekonomi baru makin terbuka, seperti pengolahan kopi lokal Semende yang namanya telah melambung di level nasional, atau usaha pengolahan produk hortikultura. “Sehingga masyarakat dapat menciptakan nilai tambah dari adanya akses listrik ini,” timpal dia.
Cahaya listrik energi terbarukan di Desa Rantau Dedap menjadi program Desa Energi Berdikari (DEB) untuk mendukung warga di sana melakukan perawatan turbin mikrohidro mandiri. "Dengan memiliki keterampilan teknis, warga bisa mandiri menjaga sistem PLTMH, mengurangi risiko gangguan dan optimalisasi manfaat energi," jelasnya.