Palembang, IDN Times - Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatra Selatan (BKHIT Sumsel) memfasilitasi sertifikat gelembung renang ikan senilai Rp6 miliar di semester I pada 2024.
Sebanyak 9,742 kilogram produk ikan berupa gelembung renang telah disertifikasi dan dikirim ke Deli Serdang, Sidoarjo, Tangerang, Bandung, Batam, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Pangkalpinang, dan Pontianak.
Kepala Karantina Sumsel, Kostan Manalu mengatakan, gelembung renang ikan telah mengalami pemeriksaan oleh pejabat Karantina Sumsel sebelum diizinkan keluar.
Pemeriksaan tersebut berupa fisik maupun kelengkapan dokumen sebagai syarat administrasi yang telah dilakukan pada Selasa (23/7/2024), di Kantor Balai Karantina Sumsel.
"Gelembung renang ikan telah melalui pemeriksaan klinis, kesesuaian jenis, jumlah, dan volume komoditas,” ujarnya.
Kostan melanjutkan, pihak karantina selalu berkoordinasi dengan instansi terkait dalam pengawasan lalu lintas komoditas perikanan. Pihaknya berkomitmen menjaga kesehatan perikanan dan keamanan produk perikanan di wilayah Sumsel.
"Ini sejalan dengan arahan Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, yang menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergisitas, sebagai upaya melindungi sumber daya alam hayati dari ancaman hama dan penyakit," jelas dia.
Sertifikasi gelembung renang ikan berasal dari produk jenis ikan tertentu seperti ikan gulama, ikan tirusan, dan ikan malong. Organ gelembung renang ikan berfungsi penting bagi ikan untuk membantu keseimbangan pola renang terhadap arus karena berisi gas seperti oksigen.
“Selain fungsi untuk ikan sendiri, gelembung renang memiliki manfaat kesehatan manusia sebagai sumber kolagen, meningkatkan metabolisme tubuh, dan meningkatkan kecerdasan bayi," timpalnya.