Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ironi Sumsel Lumbung Pangan, Tapi Palembang Pasok Beras dari Subang

ilustrasi beras (pexels.com/Suki Lee)
Intinya sih...
  • Sumsel memiliki potensi lumbung pangan dengan target mencetak sawah hingga 48 ribu hektare di area potensial pada 2025.
  • Palembang meminta pasokan beras dari Subang untuk memenuhi kebutuhan pangan dan mendorong nilai inflasi terhadap komoditas utama, beras.
  • Potensi peningkatan produksi gabah di Sumsel dipengaruhi program budidaya padi terapung dan kontribusi sembilan kabupaten dalam perluasan lahan potensial sawah baru.

Palembang, IDN Times - Sumatra Selatan (Sumsel) merupakan salah satu provinsi Tanah Air yang diklaim memiliki lahan pertanian terluas dan potensi lumbung pangan. Bahkan pada 2025, Sumsel ditarget mencetak sawah hingga 48 ribu hektare (Ha) di area potensial.

Belum lagi, peluang Sumsel dalam sektor pertanian cukup besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statisik (BPS) yang dihimpun IDN Times per April 2025, lahan sawah diperluas, dengan potensi sekitar 1 juta hektare lahan rawa bisa dikembangkan jadi sawah baru.

1. Pemkot Palembang jalin KAD dengan pemerintah Subang

Kantor Wali Kota Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Kantor Wali Kota Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Namun fakta di lapangan, kondisi tersebut tak sejalan dengan ketersediaan beras premium di Palembang. Situasi ini diperkuat dengan adanya program Kerja sama Antar Daerah (KAD) antara Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dengan Pemerintah Kabupaten Subang. Dalam jalinan komunikasi perjanjian surat KAD tersebut, Pemkot Palembang meminta bantuan pasokan beras untuk memenuhi kebutuhan pangan dan ketersediaan stok untuk antisipasi permintaan tinggi saat momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN).

Diketahui, perjanjian KAD termasuk penandatanganan Perjanjian Kesepakatan Kerjasama (PKS) antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masing-masing daerah bersama Perusahaan Umum Daerah Palembang Jaya dengan CV Sari Bumi Nusantara.

2. KAD dilakukan untuk menekan inflasi dan memenuhi pasokan pangan

Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Wakil Wali Kota Palembang Prima Salam, tujuan KAD dengan Pemkab Subang, tidak hanya untuk membantu ketersediaan bahan pangan. Tetapi juga mendorong nilai inflasi atau kenaikan harga melandai khususnya terhadap komoditas utama, beras.

"Kerja sama ini (KAD) dapat berlanjut dalam bentuk transaksi, untuk komoditas inflasi maupun komoditas non inflasi. Kabupaten Subang dikenal sebagai salah satu daerah utama penghasil beras dengan cita rasa khas, disukai masyarakat Palembang," kata Prima Salam dalam keterangan rilis yang diterima IDN Times, Jumat (25/7/2025).

Sebelumnya Pemkot Palembang resmi jalin KAD bersama pemerintah Subang pada Rabu (23/7/202) lalu di Kantor Bupati Subang untuk memastikan ketersediaan pasokan komoditas pangan.

3. Ekonomi Palembang pada 2024 tercatat di angka 5,3 persen

ilustrasi ekonomi baru (pexels.com/Robert Lens)
ilustrasi ekonomi baru (pexels.com/Robert Lens)

Rangkaian kerjasama itu, tak hanya dihadiri Prima Salam, Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosyadi dan sejumlah stakeholder serta dinas OPD terkait pun turut terlibat. Utamanya, dinas perdagangan masing-masing daerah serta didampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel, Bambang Pramono.

Kedatangan sejumlah stakeholder tersebut tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Harapannya, dengan KAD yang terjalin, Pemkot Palembang komitmen mewujudkan terobosan kecukupan ketersediaan bahan pangan meskipun inflasi potensi bergerak walau cenderung stabil.

Bambang menyampaikan, dari data BPS Palembang pada 2024, pertumbuhan ekonomi pada 2024 tumbuh 5,13 persen secara year on year (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,03 persen yoy, dengan tingkat inflasi terkendali dalam rentang target 2,5 persen plus 1.

"KAD ini upaya pengendalian inflasi komoditas pangan di Palembang," kata dia.

4. Program budidaya padi terapung diyakini mendorong produksi gabah dan beras

IMG_20250702_125519.jpg
Budidaya padi terapung (Dok. Benyamin Lakitan)

Secara angka, sebenarnya Palembang bisa saja tidak memasok beras premium dari daerah lain. Sebab dari data BPS Sumsel di 2024, produksi gabah kering mencapai 2.842.560 ton gabah kering giling (GKG) dari luas panen 521.250 hektar. Angka itu jika dibandingkan tahun 2023 meningkat, meski kondisi kemarau.

Potensi peningkatan itu pun dipengaruhi program budidaya padi terapung yang berhasil dijalankan. Bahkan beberapa daerah penyumbang produksi gabah terbesar di Sumsel sukses mendorong peningkatan gabah seperti di Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), dan Ogan Komering Ilir (OKI).

Apalagi, sembilan kabupaten berkontribusi dalam kegiatan perluasan lahan potensial sawah baru. Yakni PALI (3.200 Ha), Empat Lawang (236 Ha), Muratara (600 Ha), Musi Banyuasin (9.400 Ha), OKI (11.400 Ha), OKU Timur (10.600 Ha), Ogan Ilir (10.600 Ha), Muara Enim (1.764 Ha), Musi Rawas (200 Ha).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us