Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Hatchery Ikan Belida di Palembang: Asa Lestari Pertamina Melawan Punah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Intinya sih...

  • Palembang menjadi lokasi kedua konservasi ikan belida setelah Mandiangin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
  • Hatchery Ikan Belida merupakan bukti Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III.
  • Total indukan di Kampus C PGRI Palembang berjumlah 37 ikan belida dan 64 larva ikan belida, dengan upaya menghasilkan keturunan pertama (F1).

Palembang, IDN Times - Bulir keringat di wajah lalu menetes membasahi baju kemeja hitam Sujaka Nugraha tak bisa membohongi seberapa hangat suhu ruangan Hatchery (tempat tempat penetasan telur) Ikan Belida. Udara di sudut kelas Kampus C Universitas PGRI Palembang itu memang lebih panas dari area lainnya.

Ventilasi ruangan sengaja ditutup agar tidak ada angin luar masuk ke dalam. Tujuannya, agar suhu Hatchery bertahan di kondisi homogen.

IDN Times berkunjung ke Hatchery Ikan Belida pekan kedua Oktober lalu, di sana Sujaka bercerita, dari 24 jam dalam sehari, dia bisa 8-12 jam bersama ikan belida untuk memastikan kondisi ikan tidak stres, bergerak aktif dan lahap mengonsumsi pakan. Ukuran ikan belida di Hatchery beragam dan berbeda konsumsi pakan.

Budidaya ikan belida ibarat memomong anak

Hatchery Ikan Belida di Palembang: Asa Lestari Pertamina Melawan Punah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sujana mengatakan, ikan belida dewasa, konsumsi benih ikan lele dan yang berupa larva ikan belida konsumsi pakan alami artemia (udang air asin) atau zooplankton. Larva ikan belida berusia tiga hari setelah menetas dari telur dan ikan belida kategori dewasa jika sudah memiliki organ lengkap.

"Istilahnya, kalau ikannya stres gak mau makan, otomatis kita yang meneliti juga ikut stres jadi gak mau makan. Karena dekat dan keterikatan, sudah kaya jaga anak sendiri," kata dia sembari mengelap keringat.

Dosen di Kampus C PGRI ini setiap hari menjaga Ikan Belida sejak 2022 silam. Tanpa menyerah, tiap waktu Sujaka selalu optimistis. Setelah perkawinan ikan belida berlangsung, selanjutnya bisa berhasil ovulasi, bertelur dan hidup sampai usia dewasa hingga lanjut berkembang biak.

Sujaka bertanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan hidup ikan belida

Hatchery Ikan Belida di Palembang: Asa Lestari Pertamina Melawan Punah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sujaka sudah dua tahun lebih berkutat meneliti dan meriset hidup ikan belida mulai dari budidaya, menetas dari telur menjadi larva sampai di tahap benih ikan belida. Kegiatan rutin tersebut setiap hari ia kerjakan agar berhasil membantu ikan belida kembang biak. Apalagi hewan lokal Sumatra Selatan (Sumsel) ini dinyatakan beberapa data konservasi kategori punah.

Suasana tenang tanpa kebisingan suara kendaraan menyelimuti Hatchery Ikan Belida. Ada belasan akuarium berisi ikan belida disusun dan dirawat dengan baik. Mulai dari persiapan pakan, pengaturan sirkulasi air dalam akuarium hingga tempat khusus kembang biak benar-benar jadi perhatian Sujaka. Ia bertanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan hidup ikan sesuai intruksi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan Pertamina.

Jejeran akuarium ikan belida di sisi kanan dari pintu masuk Hatchery begitu rapi, membuat orang yang pertama kali melihat terkesima, karena air dalam akuarium yang jernih menunjukkan ikan belida sehat. Gerakan dan ayunan ikan belida berenang terlihat estetik, bentuk ikan belida yang pipih dan warna silver dari tubuhnya membuat ikan ini tampak istimewa.

Budidaya ikan belida di Palembang menerapkan inovasi terbarukan novelty

Hatchery Ikan Belida di Palembang: Asa Lestari Pertamina Melawan Punah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Berbeda dengan benih dan tempat bertelur ikan belida yang berada di akuarium, ikan belida indukan dirawat dalam drum atau ember besar di sisi kiri ruang Hatchery. Ember berwarna biru itu kira-kira berdiameter 2-3 meter menyesuaikan ukuran indukan ikan belida rata-rata sepanjang 75 cm sampai satu meter.

Sementara ikan belida betina yang sudah memiliki telur berada di luar Hatchery. Ikan belida tersebut khusus dibuatkan kolam bukan di bawah tanah, tetapi dibangun kokoh dengan batu seperti sumur di atas permukaan dan ditutup terpal agar tidak terkena sinar matahari langsung. Bahkan kolam ikan belida itu, menggunakan teknik konservasi terbarukan (novelty).

Inovasi konservasi dilakukan untuk pemeliharaan induk ikan belida pada bak terpal Recirculating Aquaculture System (RAS) sebagai wadah pemijahan induk. Teknis terbarukan ini, belum pernah dilakukan oleh inventor lain dan baru pertama kali di Kampus C PGRI Palembang. Selain inovasi teknologi, tujuan pembaruan novelty sebagai pemijahan induk ikan belida secara semi buatan dengan injeksi hormon maturasi yang sebelumnya hanya dilakukan secara alami.

"Indukan ikan belida ada yang dari Kampar Riau, sungai di Kalimantan dan dari Sungai Musi," kata Sujaka menerangkan.

Secara jenis, populasi ikan belida yang masih banyak adalah Belida Jawa atau sering disebut ikan putak oleh warga Palembang. Ikan putak, sekarang masih dicari nelayan untuk dijual ke pengepul atau pedagang pempek sebagai bahan ikan giling.

Budidaya ikan belida riset bersama Pertamina, BRIN, PRKSDLPD dan peneliti di Kampus C Universitas PGRI Palembang

Ikan Belida di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Berdasarkan data dari konservasi International Union for Conservation of Nature (IUCN), jenis ikan belida di Tanah Air beragam. Namun ikan belida yang telah dinyatakan punah adalah Belida Lopis dengan nama ilmiah Chitala Lopis. Ekosistem ikan belida jenis ini dahulu disebut berada di Sumatra, termasuk hidup dan populasinya banyak di Sungai Musi Palembang

Hatchery Ikan Belida merupakan area konservasi ikan lokal Indonesia, dan Palembang adalah lokasi kedua konservasi ikan belida setelah Mandiangin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Hatchery Ikan Belida bukti Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau CSR Konservasi Keanekaragaman Hayati PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III bekerjasama BRIN, Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat (PRKSDLPD) dibantu Universitas PGRI. Budidaya ikan belida merupakan penelitian sekaligus riset bersama.

Total indukan di Kampus C PGRI Palembang berjumlah 37 ikan belida dan 64 larva ikan belida, dan saat ini sedang diupayakan menghasilkan keturunan pertama (F1) dengan waktu bertahan hidup panjang. Keturunan pertama yang menjadi telur dan menunggu menetas ada 20 bakal ikan belida. Jika budidaya ini berhasil dan ikan belida terus berkembang biak, status ikan belida yang hampir punah bisa berubah sebagai hewan dilindungi penuh dari status terbatas menjadi ikan yang harus dijaga dan dilestarikan.

Konservasi ikan belida upaya pelestarian ikan lokal

Hatchery Ikan Belida di Palembang: Asa Lestari Pertamina Melawan Punah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menurut Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas PGRI Palembang Indah Aggraini, riset konservasi ikan belida saat ini dalam tahap pengembangan dan penelitian. Riset ikan belida merupakan eksperimen pertama di Hatchery Kampus C. Meski kali perdana untuk ikan belida, analisa budidaya ikan di Hatchery PGRI bukan hal awam. Sebelumnya, tim akademis kampus pernah meneliti ikan seluang yang juga hewan air tawar asli Sumsel.

"Konservasi ikan belida mendapat dukungan penuh dari rektor. Upaya kami agar ini berhasil (budidaya) dengan benar-benar melakukan pemeliharaan indukan dan larva di kolam semen, terpal dan akuarium khusus," jelasnya.

Kondisi air memengaruhi pertahanan hidup ikan belida

Hatchery Ikan Belida di Palembang: Asa Lestari Pertamina Melawan Punah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Metode agar konservasi ikan belida berhasil lanjut Indah, tim peneliti menerapkan budidaya jerambah apung untuk menciptakan habitat menyerupai kondisi alami ikan belida. Pengaturan kondisi air pun diperhatikan supaya tingkat keberhasilan kembang biak tinggi. Air di dalam akuarium dan kolam dijaga pada pH 5, tidak terlalu asam dan basa agar ikan belida bertahan hidup dengan baik.

Kondisi pH sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, karena ikan belida merupakan jenis hewan rewel. "Dalam satu kolam pun, tidak bisa digabung (ikan belida) yang berbeda waktu kembang biak. Mereka bisa saling ganggu dan makan, karena jenisnya termasuk kanibal," kata Indah. Selain air, suhu juga harus stabil supaya tidak berisiko terhadap kesehatan ikan belida.

"Riset ini termasuk deteksi parasit dan pengamatan fisik ikan belida untuk keberhasilan keberlanjutan spesies," timpalnya.

Budidaya ikan belida bagian Belida Musi Lestari TJSL Pertamina

Hatchery Ikan Belida di Palembang: Asa Lestari Pertamina Melawan Punah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

General Manager RU III Pertamina Hermawan Budiantoro mendukung penuh program konservasi dan budidaya ikan belida di Kampus C PGRI Palembang, tujuan positif antisipasi kepunahan hewan ini terus menjadi perhatian dan sorotan. Riset ikan belida merupakan bagian TJSL Pertamina program Belida Musi Lestari yang juga berfokus pada pengembangan berkelanjutan keanekaragaman hayati di Indonesia.

"Pertamina dalam hal ini (Program Belida Musi Lestari) mendukung riset dengan memenuhi kebutuhan biaya, fasilitas, dan sumber daya lainnya. Selain itu, program ini juga target utamanya agar ikan belida tidak punah dan dapat dilindungi oleh peraturan pemerintah demi kelestariannya," jelas Hermawan.

Belida musi lestari optimis ubah status ikan belida jadi hewan perlindungan penuh

Hatchery Ikan Belida di Palembang: Asa Lestari Pertamina Melawan Punah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kerjasama Pertamina bersama BRIN dan tim riset pengembang biakan ikan belida ini, sangat diharapkan keberhasilannya. Tujuan budidaya dan konservasi ikan belida ke depan, ikan ini bisa dilepas ke habitat dan ekosistem aslinya di sungai dan perairan. Sampai detik ini tim konservasi komitmen melakukan penyelamatan ikan belida di seluruh sungai dan anak sungai di Indonesia.

Boby Muslimim peneliti ikan belida dari BRIN sekaligus PIC program Belida Musi Lestari menjelaskan, fokus utama pengembang biakan adalah menghasilkan generasi ikan lanjutan untuk mengubah status ikan hampir punah bahkan punah menjadi hewan dengan perlindungan penuh.

Budidaya inovasi novelty merupakan teknologi baru di perkotaan

Hatchery Ikan Belida di Palembang: Asa Lestari Pertamina Melawan Punah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Riset terbaru konservasi ikan belida, indukan di Hatchery sudah mengalami proses bertelur 8 kali selama dua bulan berturut-turut. Sekali bertelur, jumlahnya mencapai ribuan. Keberhasilan telur merupakan hasil inovasi pengembang biakan dengan sistem buatan dan alami dengan penyuntikan injeksi hormon reproduksi pada ikan belida.

"Penerapan tingkat kebaruan atau novelty di Palembang, pertama kali dari segi lingkungan. Biasanya kolam ikan belida, di kolam tanah. Ini di kolam RAS, inovasi budidaya untuk kolam perkotaan (urban) dengan tidak perlu lahan luas," jelas Boby.

Program Belida Musi Lestari sudah menyelamatkan 150 ikan belida di sungai

Ikan Belida di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Indukan ikan belida hasil dari penyelamatan di sungai, penyelamatan khusus Sumsel didapatkan dari anak Sungai Musi, seperti di Musi Banyuasin, Ogan Ilir (OI) dan daerah Komering. Sementara dari Sungai Musi Palembang, pernah ditemukan oleh nelayan yang kemungkinan masih ada sampai sekarang. Namun kata Boby, jumlah populasi sudah sedikit dan musiman. "Rescue ikan belida di seluruh sungai Indonesia mencapai 150 ikan. Rata-rata ditemukan di Jawa, Kalimantan dan Sumatra," ungkap dia.

Penyelamatan ikan belida jadi tantangan konservasi

Hatchery Ikan Belida di Palembang: Asa Lestari Pertamina Melawan Punah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selama penyelamatan ikan belida, hambatan yang dilewati tim konservasi adalah kondisi ikan yang manja alias sensitif terhadap lingkungan. Tak jarang setelah penyelamatan, ikan belida mati dalam perjalanan menuju lokasi konservasi. Persoalannya, lanjut Boby karena terlalu lama di transportasi, apalagi perjalanan darat.

"Belum lagi ukurannya besar, harus pakai drum. Kemudian ikan belida antara yang lama dan baru tidak bisa digabung. Ketika ada yang baru masuk, istilahnya teritori baru, itu dikejar. Maka itu perlu diperhatikan benar-benar," imbuhnya.

Konservasi ikan belida harapan baru masyarakat kembali mengonsumsi ikan lokal

Hatchery Ikan Belida di Palembang: Asa Lestari Pertamina Melawan Punah (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Boby menyampaikan, budidaya ikan belida tidak terlepas dari inovasi teknologi, ilmu terbarukan hingga hilirisasi komoditas asli Sumatra. Termasuk dorongan kemudahan dan akses penyelamatan juga perizinan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP).

"Harapannya, penyelamatan belida benar-benar jadi ikonik Sumsel, jadi jangan ada patungnya (di Benteng Kuto Besak) saja. Tapi juga ada generasi mendatang, bahkan bisa dikonsumsi kembali dari hasil budidaya," harap Boby.

Editorial Team