Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi petani padi. Pixabay/Truong Dinh Anh
Ilustrasi petani padi. Pixabay/Truong Dinh Anh

Intinya sih...

  • Nilai tukar petani di Sumsel tumbuh positif, mencapai 127,77, lebih tinggi dari nasional yang 124,36.

  • Indeks harga yang diterima petani naik 4,47%, dengan kenaikan indeks kopi 13,23% dan karet 4,22%.

  • Komoditas gabah mengalami kenaikan harga, sementara bawang merah turun 12,83% dan ketimun turun 12,56%.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Selatan Moh. Wahyu Yulianto mengatakan, harga kopi dan karet yang mengalami kenaikan per Agustus 2025, memicu perkembangan tren positif Nilai Tukar Petani (NTP) pada periode tersebut.

"NTP memang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP)," katanya dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (18/10/2025).

1. NTP Sumsel tumbuh baik di atas nasional

ilustrasi petani jagung (dok. BULOG)

Berdasarkan catatan BPS Sumsel, nilai tukar petani pada September tahun ini berada di angka positif. Yakni terealisasi sebesar 127,77. Nilai itu kata Wahyu, lebih tinggi dari nominal nasional yang dilaporkan di angka 124,36.

“NTP Sumsel cukup bagus di atas nasional," ujarnya.

2. Petani karet menerima indeks yang dibayarkan naik 4,22 persen

ilustrasi hutan pohon karet (pexels.com/M. Noor TM)

Wahyu menjelaskan, kenaikan NTP di Sumsel akibat faktor indeks harga yang diterima petani juga naik sebesar 4,47 persen. Sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami penurunan 0,10 persen. Kemudian, indeks harga yang diterima petani dari komoditas unggulan seperti kopi dan karet pun mengalami lonjakan cukup baik

"Indeks yang diterima petani dari karet naik 4,22 persen, kopi 13,23 persen, kelapa sawit 2,90 persen, cabai merah 19,78 persen serta jagung 3,16 persen," kata Wahyu.

3. NTP hortikultura di Sumsel menurun

Ilustrasi lahan pertanian pengembangan hortikultura. (Dok. Kementan)

Sementara lanjutnya, berdasarkan nilai akumulasi NTP Sumsel pada September 2025, ada juga kenaikan terhadap indeks yang diterima petani pada komoditas gabah. Peningkatan tersebut kata Wahyu, karena harga gabah bun mengalami kenaikan Rp6.500 per kg.

"Tetapi, di sisi lain untuk komoditas hortikultura yang tercatat turun dalam indeks konsumsi rumah tangga yaitu bawang merah 12,83 persen, mentimun 12,56 persen, tomat sayur 7,85 persen dan terung 5,81 persen, serta bawang putih 2,76 persen," jelas dia.

Sedangkan dari nilai subsektor, NTP beberapa komoditas pun mengalami peningkatan positif.  Mulai dari subsektor tanaman pangan yang naik 0,16 persen, hortikultura 1,72 persen, tanaman perkebunan 5,94 persen, serta subsektor peternakan 1,04 persen.

"NTP naik karena produksinya bagus, di tingkat petani juga mendapatkan nilai lebih dari hasil produksinya," ujarnya.

Editorial Team