Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aktivitas sadap karet Petani Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)
Aktivitas sadap karet Petani Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Intinya sih...

  • Ekspor karet Sumsel naik 46,99 persen

  • Nilai ekspor mencapai 690,45 juta Dolar AS, dipengaruhi oleh peningkatan harga karet dan total ekspor sebesar 264.083 ton sepanjang Januari-April 2025.

  • Peningkatan harga karet mulai positif di awal 2025

Palembang, IDN Times - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Mei 2025 pergerakan ekspor Sumatra Selatan (Sumsel) berada pada tren positif. Khusus komoditas unggulan, kenaikan bahkan signifikan. Yakni berada pada nilai 46,99 persen.

"Memang dari Januari hingga Mei 2024 dibandingkan periode yang sama tahun ini ada peningkatan (ekspor karet)," kata Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, Alex K Eddy, Minggu (6/7/2025).

1. Ekapor Sumsel naik 469,72 juta dolar AS

Pohon karet (freepik.com/jcomp)

Data BPS Sumsel, nilai ekspor komoditas karet dari periode Januari hingga Mei tahun ini mencapai 690,45 juta dolar AS atau naik sebesar 46,99 persen dari periode sama 2024 sebesar 469,72 juta dolar AS.

"Ekspor karet ini naik dipengaruhi sejumlah faktor. Namun yang paling dominan memberikan andil adalah faktor harga membaik," jelasnya.

2. Sepanjang Januari-April 2025, Sumsel ekspor 264.083 ton karet

Perkebunan karet di daerah Banyuasin (IDN Times/Rangga Erfizal)

Eddy merinci, total ekspor karet Sumsel dari Januari hingga April 2025 masing-masing tercatat 62.354 ton, 71.843 ton, 66.754 ton dan 63.132 ton. Sehingga jika ditotal selama empat bulan, Sumsel telah mengekspor karet mencapai 264.083 ton. 

"Sementara untuk periode yang sama di tahun 2023 dan 2024 jumlah ekspor (karet) sebanyak 271.084 ton dan 226.244 ton," jelas dia. 

3. Peningkatan harga karet mulai positif di awal 2025

Hasil karet petani (IDN Times/Rangga Erfizal))

Alex menuturkan, meski peningkatan ekspor karet meningkat, harga karet di pasar internasional belum stabil. Namun dilihat dari pergerakan harga, nilainya di angka 1,65 juta Dolar AS per kilogram, bahkan pada awal tahun sempat berkisar di level 1,9 juta Dolar AS per kilogram. 

“Ada peningkatan harga di awal tahun 2025 dibandingkan periode yang sama 2024, sehingga membuat petani bergairah untuk menyadap lagi di kebunnya," jelas dia.

Namun, Alex tetap mewanti-wanti adanya potensi penurunan harga di tengah kondisi perkembangan geopolitik internasional dan kebijakan Amerika Serikat yang tidak bisa diprediksi.

Editorial Team