Palembang, IDN Times - Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) menyebutkan, potensi ekspor karet di tahun 2025 mencapai 800 ribu ton. Potensi ini dinilai naik dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 740.624 ton.
"Untuk potensi kita prediksi bisa mencapai 800 ribu ton di tahun ini atau bisa menyamai jumlah ekspor di tahun 2024. Hal ini mengingat saat ini masih belum ada lahan baru dan juga replanting tanaman karet," ungkap Ketua Gapkindo Sumsel, Alex K Eddy, Kamis (12/2/2025).
Alex menjelaskan, saat ini harga karet di pasar internasional senilai 1,9 dollar Amerika per kilogram. Harga ini dinilai cukup baik karena harga karet sebelumnya sangat fluktuatif pada harga 1,3 dollar AS per kilogram.
"Harga karet yang tinggi ini diharapkan dapat terus bertahan sehingga para petani lebih bersemangat dalam merawat kebunnya," jelas dia.
Alex meminta kepada para petani karet agar tetap bersemangat untuk merawat kebunnya. Dirinya berharap fluktuatifnya harga karet tak membuat petani karet beralih menggantikan tanamannya ke komoditas lain.
"Harga karet ini cukup fluktuatif namun karet tetap dibutuhkan di pasar Internasional, Maka kami berharap para petani karet tetap semangat merawat kebunnya," jelas dia.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Sumsel harga Kadar Karet Kering (KKK) di pasar ekspor pada hari ini mencapai Rp32.580 kilogram untuk kualitas 100 persen. Harga KKK 70 persen mencapai Rp22.806 per kilogram, disusul harga KKK 60 persen Rp19.548 per kilogram.
Sedangkan harga karet 50 persen Rp16.290 per kilogram, KKK 40 persen Rp13.032 per kilogram dan karet 30 persen Rp9,774 per kilogram.