Ekspor Karet Sumsel Diperkirakan Kena Dampak Kebijakan AS

- Ekspor karet Sumsel terkena dampak kebijakan AS
- Karet Sumsel mendominasi ekspor ke AS, tetapi juga diekspor ke China, Eropa, Jepang, India, ASEAN, dan wilayah lainnya
- Meski ada dampak kebijakan AS, nilai ekspor karet Sumsel masih stabil karena pasar terdiversifikasi
Palembang, IDN Times - Nilai ekspor komoditas unggulan Sumatra Selatan (Sumsel) dari sektor perkebunan, terutama karet, diperkirakan terkena dampak kebijakan Amerika Serikat (AS).
Apalagi sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah memutuskan aturan baru mengenai tarif impor sebesar 19 persen untuk Indonesia.
1. Karet Sumsel terdiversifikasi secara struktural

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel, Bambang Pramono, kebijakan tersebut sejalan dengan keberagaman mitra dagang Sumsel untuk komoditas karet.
“Dari sisi komoditas, karet menjadi komoditas yang diperkirakan terdampak (kebijakan tarif). Namun secara struktural pasar karet Sumsel masih terdiversifikasi,” kata dia, Kamis (24/7/2025).
2. Meski berdampak, nilai ekspor masih stabil

Bambang menyampaikan, karet Sumsel memang mendominasi total ekspor Sumsel ke AS, dengan besaran hingga 92,54 persen. Namun kata dia, selain AS, karet Sumsel juga diekspor ke sejumlah wilayah yakni China 29,8 persen, Eropa 12,0 persen, Jepang 9,87 persen, India 8,21 persen, ASEAN 1,02 persen, dan lainnya sebesar 17,39 persen.
“Meski ada dampak, tetapi nilai masih stabil, Sebab, peta ekspor karet Sumsel menyebar. Kondisi ini jadi mitigasi risiko penting, karena tidak membuat terlalu bergantung hanya pada satu negara,” jelasnya.
3. Harga karet Sumsel potensi menurun

Kepala Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, Alex K Eddy mengatakan, nilai ekspor karet dari Sumsel tahun berada pada tren relatif stabil dan cenderung positif.
Berdasarkan catatan dari Januari hingga April 2025, ekspor karet Sumsel naik sebesar 46,99 persen secara year on year (yoy) dengan nilai 690,445 juta Dolar AS.
Meski tren permintaan karet masih cukup positif, Alex mewanti-wanti potensi penurunan harga sejalan dengan perkembangan geopolitik internasional dan kebijakan AS yang tidak diprediksi