Palembang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi Sumatra Selatan (Sumsel) per Desember 2024. Tercatat secara month to month (mtm) inflasi Sumsel di angka 0,5 persen dan berdasarkan year to year (yoy) nilai inflasi di angka 1,2 persen dibandingkan Desember 2023.
"Ada lima komoditas penyumbang inflasi Desember dan pada momen natal, inflasi dominan dari kenaikan harga minyak goreng," ujar Kepala BPS Sumsel Moh. Wahyu Yulianto, Kamis (2/1/2024).
Selain minyak goreng, penyumbang kenaikan harga komoditas hingga menyebabkan inflasi Sumsel di Desember terjadi pada bahan pokok bawang merah, cabai merah, cabai rawit dan ayam potong ras.
Sementara berdasarkan nilai inflasi year on year lanjut Wahyu, komoditas penyumbang tertinggi berasal dari kenaikan harga emas di pasaran.
"Bila melihat inflasi berdasarkan daerah, tingkat inflasi tertinggi untuk yoy terjadi di OKI (Kabupaten Ogan Komering Ilir) dengan angka 1,48 persen," jelas Wahyu.
Catatan BPS Sumsel dari seluruh kabupaten/kota, wilayah dengan nilai inflasi terendah secara tahunan atau year on year sepanjang 2024, lanjut Wahyu berasal dari Kabupaten Muara Enim hanya di angka 0,47 persen.
"Sedangkan untuk penyebab deflasi (penurunan harga komoditas) Sumsel dominan dari tomat," kata dia.
Berdasarkan pantauan IDN Times terkait harga sejumlah komoditas di Pasar Tradisional, minyak goreng memang mengalami peningkatan nilai jual. Harga minya goreng di Pasar 16 Ilir Palembang mencapai Rp18 ribu per liter.
Padahal harga minyak goreng sebelumnya hanya berkisar Rp15-16 ribu per kilogram. Sementara harga komoditas lain seperti bawang dan cabai tembus Rp40 ribu per kilogram untuk bawang merah dan Rp60 ribu pada cabai merah.
Harga itu mengalami kenaikan signifikan pada akhir Desember 2024, dari sebelumnya pada awal Desember hanya berkisar Rp20 ribuan per kilogram untuk komoditas bawang dan Rp40-50 ribuan untuk harga cabai per kilogram.