Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

984 Ribu Warga Sumsel Masih Miskin, Lahat Rasio Ekstrem Tertinggi

Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Intinya sih...
  • 984 ribu penduduk Sumsel miskin per Maret 2024, 10,97% dari total populasi
  • Kabupaten Lahat memiliki persentase kemiskinan ekstrem tertinggi di Sumsel
  • Angka kemiskinan Sumsel turun 10,51% dibanding tahun 2023, tetapi masih perlu percepatan penurunan

Palembang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS)  mencatat 984 ribu penduduk Sumsel masuk dalam kategori warga miskin per Maret 2024 atau 10,97 persen dari total seluruh populasi. Dari data tersebut, 0,59 persennya termasuk dalam kategori kemiskinan ekstrem.

Kabupaten Lahat menjadi daerah dengan persentase kemiskinan ekstrem tertinggi di Sumsel. Berdasarkan data BPS Sumsel, terdapat 60 ribuan penduduk masuk dalam kategori miskin. Sebanyak 1,09 persen diantaranya tergolong miskin ekstrem berpendapatan rendah. 

1. Penduduk miskin di Sumsel turun 10,51 persen dibandingkan 2023

Ilustrasi Kemiskinan. (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto mengatakan, secara statistik angka penduduk miskin di Sumsel mengalami penurunan 10,51 persen dibandingkan tahun 2023 yang berada di angka 11,78 persen.

"Namun pemerintah daerah perlu melakukan percepatan dan komitmen untuk menekan angka kemiskinan terutama level ekstrem," kata Wahyu di Griya Agung, Senin (3/1/2025).

2. Dinsos Sumsel sebut angka miskin ekstrem turun dari 2023

Ilustrasi wanita kurang mampu atau miskin (Pexels.com/yahaya ahmed)

Kepala Dinas Sosial Sumsel Mirwansyah menambahkan, meski masih ada penduduk Sumsel masuk kategori miskin ekstrem, namun dari data tersebut turun 0,59 persen dari 2023.

"Angka ini sudah lumayan, dari data di tahun sebelumnya (2023)," katanya.

3. Pemda butuh bantuan BUMN, BUMD, dan Himbara turunkan angka miskin ekstrem

ilustrasi keluarga kurang mampu (pexels.com/ Quang Nguyen Vinh)

Ia melanjutkan, upaya Pemda menekan angka kemiskinan dengan percepatan penyaluran dana CSR. Sebab kata dia, kalau kemiskinan tidak bisa diselesaikan pemerintah, ke depan angka kemiskinan ekstrem makin banyak.

"Untuk itu kita undang BUMN BUMD dan sebagainya untuk saling bahu membahu termasuk himbara, OJK, untuk saling keroyok agar kemiskinan ekstrem dapat cepat turun," jelas dia

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Feny Maulia Agustin
Hafidz Trijatnika
Feny Maulia Agustin
EditorFeny Maulia Agustin
Follow Us