Songket Balang Manaragi, Paduan Budaya Minangkabau dan Harimau Sumatra

- Vonny Andria menciptakan songket Balang Manarangi dengan corak belang Harimau Sumatra untuk memadukan keindahan tradisi Minangkabau dengan simbolisme harimau yang kuat.
- Songket Minangkabau dikenal dengan motif geometris, flora, dan fauna, namun motif belang Harimau Sumatera belum pernah diangkat secara eksplisit.
- Balang Manarangi diluncurkan di Creative Stage, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, dalam pertunjukan fashion yang juga merilis koleksi busana bertemakan harimau Sumatera asal Minangkabau.
Padang, IDN Times - Vonny Andria seorang desainer asal Sumatra Barat mewujudkan keistimewaan daerah tersebut dalam sebuah karya berupa songket dengan corak belang Harimau Sumatra.
Keduanya dalah hal yang sangat istimewa di tanah Minangkabau. Songket adalah sebuah kekayaan tradisi dan Harimau Sumatra adalah hewan langka yang dilindungi di Pulau Sumatra.
"Songket ini saya beri nama Balang Manarangi yang memadukan antara memadukan keindahan tradisi songket Minangkabau dengan simbolisme Harimau Sumatera yang kuat," katanya saat diwawancarai, Minggu (1/6/2025).
1. Perjalanan orang minang dan songket

Vonny mengatakan, selama ini songket Minangkabau dikenal dengan motif geometris, flora, dan fauna yang sarat filosofi budaya. Namun, motif belang Harimau Sumatera belum pernah diangkat secara eksplisit.
"Padahal, Harimau Sumatera memiliki makna mendalam dalam tradisi, budaya di Sumatera Barat. Bahkan, disebut sudah mewarnai rekam jejak sejarah perjalanan hidup orang-orang terdahulu di Minangkabau yang mampu hidup berdampingan dengan Harimau Sumatera," katanya.
"Saya tinggal di Jakarta. Sejak usia 21 tahun sudah tertarik di bidang disainer. Mulanya jual tas khusus perempuan. Setahun belakangan saya beralih ke wastra Minang kontemporer khususnya songket khas Sumatera Barat. Ayah saya asal Solok dan ibu asal Bukittinggi," lanjutnya.
Menurut Vonny, dengan kekayaan alam dan budayanya yang memukau serta memiliki tradisi tenun songket yang sangat indah dan bernilai tinggi adalah salah satu keistimewaan dari Minangkabau.
2. Tidak hanya sekadar motif visual

Menurut Vonny, songket Balang Manarangi, bukan hanya sekadar motif visual, melainkan perwujudan filosofi mendalam tentang kekuatan, keberanian, dan pentingnya posisi Harimau Sumatera sebagai satwa yang berperan sebagai penyeimbang ekosistem hutan.
Untuk tahap pertama, Balang Manarangi ini berwujud selendang dengan sentuhan garis motif yang mengisyaratkan bentuk misai (kumis) dan cakar serta sepasang taring harimau, jalan antara kawasan pegunungan yang dilewatinya, aungan ia yang divisualkan dalam bentuk gelombang serta garis hitam yang merepresentasikan loreng hitam pada tubuh harimau.
"Balang Manarangi ini sudah diluncurkan secara eksklusif, Jumat (30/5/2025) lalu di Creative Stage, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan. Selain selendang, dalam pertunjukan fashion, kita juga akan merilis koleksi dari 8 busana spesial bertemakan harimau Sumatera asal Minangkabau yang berspesieskan betina, lorenque suit namanya," katanya.
Vonny menyatakan, ide dan konsep gagasan Balang Manarangi bermula ketika ia pulang ke Sumatera Barat beberapa waktu lalu. Saat dalam perjalanan menuju kawasan Pasar Ateh, Bukittinggi, ia mengaku memperhatikan monumen Inyiak Balang yang ada di beberapa titik.
"Saat itulah, kemudian muncul inspirasi untuk menciptakan songket bermotif belang Harimau Sumatera," katanya.
Dua pekan Pasca Idul Fitri 1446 Hijriah, pertemuan dengan Andri Mardiansyah dan Adi Prima, dua Founder Yayasan Jejak Harimau Sumatera di kota Padang dilakukan.
"Banyak hal dalam pertemuan itu yang kita bahas. Baik tentang Harimau Sumatera sebagai satwa ekologi, maupun kaitannya dengan budaya hingga bicara soal mitos yang melekat," katanya.
3. Arti nama Balang Manarangi

Nama "Balang Manarangi" menurut Vonny memiliki arti mendalam dalam bahasa Minangkabau. "Balang" merujuk pada corak atau belang pada tubuh Harimau Sumatera, sementara "Manarangi" bisa diartikan sebagai "memancarkan cahaya" atau "bersinar".
"Secara keseluruhan, nama ini menyiratkan representasi visual dari keindahan corak harimau yang memukau dan memancarkan aura kekuatan serta keagungan,"ujar Vonny.
Konsep Balang Manarangi menurut Vonny tidak hanya sekadar meniru pola belang harimau, tetapi juga berusaha menangkap esensi dari satwa karismatik ini.
Harimau Sumatera sebagai satwa pemuncak dan simbol kekuatan alam, menginspirasi nilai-nilai keberanian, ketangguhan, dan kewibawaan. Melalui tenunan songket Balang Manarangi, pengrajin dan konsumen nantinya, diharapkan dapat terhubung dengan pemaknaan tentang Harimau Sumatera, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya eksistensi dan habitatnya.