TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Pesan Fitrianti Agustinda pada Emak-emak Millenial Palembang

Millenial bukan sekadar gawai dan teknologi

Fitrianti Agustinda Wawako Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Bagi Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang, Fitrianti Agustinda, arti dari millenial itu punya makna dan sudut pandang masing-masing.

Menurut Fitrianti Agustinda, millenial itu bukan hanya untuk mengikuti trennya saja. "Karena millenial itu tidak sekadar gawai dan teknologi, tetapi pola pikir," katanya kepada IDN Times, Sabtu (14/9).

1. Millenial menular terhadap kaum ibu-ibu jaman now

IDN Times/Feny Maulia Agustin

Wanita yang akrab disapa Finda itu menuturkan, dahsyatnya pengaruh dari millenial ini, hingga menular kepada kaum ibu-ibu.

"Istilah keren millenial sekarang itu kan jaman now, nah millenial pun sudah tertular terhadap emak-emak rumah tangga. Contohnya, sekarang mau membeli alat dapur langsung buka aplikasi online, pilih sana-sini langsung pesan," tutur dia.

Walau gaya dari millenial terlihat lebih praktis, Finda mengingatkan, untuk jangan terlalu kecanduan. "Belanja mudah gak sadar, jadi gak bisa menyimpan uang cadangan. Jaga diri juga bagaimana kita bisa menyikapinya dengan memilah yang positif," jelasnya.

2. Boleh ikuti tren millenial asal jangan lupa tugas mulia

IDN Times/Feny Maulia Agustin

Finda menerangkan, secara pribadi bagian dari seorang ibu-ibu, dan agar tidak terjerumus ke hal yang kurang baik akibat kecanggihan teknologi di jaman millenial, sebaiknya setiap personal harus memahami tugas dan kewajibannya terlebih dulu.

"Ikut perkembangan boleh, namun kita harus mencotoh hal positif. Misal, kalau ibu rumah tangga, jangan lantas mengabaikan anak-anak. Harus tetap mengutamakan tugas mulia sebagai seorang ibu, dalam agama pun, seorang ibu luar biasa dimuliakan," terangnya.

Baca Juga: Pemkot Palembang Tampung Anak Jalanan Belajar di Sekolah Filial 

3. Harus dapat menyinkronkan antara budaya, sejarah dan teknologi

IDN Times/Feny Maulia Agustin

Finda menuturkan, sebagai orang yang tidak lahir pada era millenial, juga harus bisa menyambungkan antara tren millenial dengan sejarah dan budaya luhur yang menjadi identitas Indonesia.

"Kota Palembang ini punya kerajinan luar biasa yakni kain tenun songket, yang sudah mendarah daging dengan historisnya. Nah manfaatkan situasi millenial ini dengan menyinkronkan antara budaya, sejarah dan teknologi," tuturnya.

"Misalnya saja, tak banyak yang tahu, sebenarnya pemakaian songket tidak boleh sembarangan. Permasalahan ini yang harus diangkat, kemudian diviralkan ke publik dengan canggihnya teknologi. Sebab kain songket bukan hanya dipakai pada saat ada acara atau pesta adat ya," jelasnya.

Berita Terkini Lainnya