Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Thirdman)

Sering kesal karena pasangan masih terpaku pada peran gender tradisional? Atau mungkin kamu lelah setiap diskusi soal kesetaraan selalu berujung dengan kalimat "memang sudah kodratnya"? Menghadapi pasangan yang masih punya mindset patriarki memang bisa jadi tantangan tersendiri dalam hubungan.

Meski zaman terus berkembang, gak bisa dimungkiri kalau nilai-nilai patriarki masih mengakar kuat di masyarakat. Tapi, bukan berarti kamu harus menyerah atau malah menghindari diskusi soal kesetaraan. Ada banyak cara cerdas buat menghadapinya tanpa harus terus berdebat. Nah, berikut adalah lima cara yang bisa kamu coba!

1. Gunakan pendekatan storytelling agar pasangan lebih mudah menerima

ilustrasi pasangan (pexels.com/William Fortunato)

Langsung menyerang pendapat pasangan dengan teori soal kesetaraan gender bisa bikin dia defensif. Daripada begitu, coba pakai pendekatan storytelling yang lebih relatable. Ceritakan pengalaman nyata dari orang-orang terdekat atau bahkan pengalamanmu sendiri tentang manfaat kesetaraan dalam hubungan.

Misalnya, kamu bisa berbagi cerita tentang teman yang sukses berkarier berkat dukungan suaminya atau keluarga yang makin harmonis karena berbagi tugas rumah tangga. Dengan cara ini, pasangan jadi lebih terbuka tanpa merasa digurui.

2. Fokus pada solusi yang menguntungkan kedua belah pihak

ilustrasi pasangan (pexels.com/Amina Filkins)

Kalau pembicaraan soal kesetaraan berubah jadi perdebatan "kamu vs aku", dijamin gak akan ada solusi. Makanya, coba fokus pada keuntungan yang bisa dirasakan oleh kalian berdua.

Misalnya, kalau pasangan mau berbagi tugas rumah tangga, dia juga akan lebih punya waktu buat quality time bareng keluarga. Atau kalau dia mendukung kariermu, kondisi finansial rumah tangga bisa lebih stabil. Bantu dia melihat bahwa kesetaraan itu bukan ancaman, tapi justru bisa bikin hubungan lebih sehat.

3. Ajak pasangan mengalami sendiri hal-hal yang bisa membuka wawasannya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Andres Ayrton)

Kadang, pasangan gak berubah bukan karena keras kepala, tapi karena belum punya pengalaman yang bisa bikin dia sadar. Kamu bisa mengajak dia nonton film, baca buku, atau ikut seminar yang membahas tentang hubungan modern dan peran gender yang lebih setara.

Setelahnya, coba bahas pendapatnya dengan santai. Biarkan dia menarik kesimpulan sendiri tanpa merasa dipaksa. Semakin banyak pengalaman yang dia dapat, semakin besar peluang buat dia mulai berpikir lebih terbuka.

4. Tunjukkan dengan contoh nyata bahwa hubungan setara itu lebih baik

ilustrasi menolong (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Daripada terus berdebat, cara paling efektif untuk mengubah mindset pasangan adalah dengan memberikan contoh nyata. Tunjukkan kalau berbagi peran dalam rumah tangga itu bukan hal yang mustahil dan malah bisa bikin segalanya lebih ringan.

Mulai dari hal kecil, seperti membagi keputusan bersama atau saling membantu tanpa melihat gender. Kalau dia mulai menunjukkan sikap yang lebih terbuka, beri apresiasi sekecil apa pun. Ingat, mengubah mindset yang sudah tertanam sejak kecil butuh waktu dan kesabaran.

5. Bangun lingkungan sosial yang mendukung perubahan positif

ilustrasi merayakan tahun baru bersama teman (pexels.com/Vitaly Gariev)

Lingkungan punya pengaruh besar terhadap cara seseorang berpikir. Kalau pasanganmu sering bergaul dengan orang-orang yang masih berpikiran patriarki, mungkin itu yang bikin dia sulit berubah.

Coba kenalkan dia dengan teman-teman atau komunitas yang sudah menerapkan hubungan yang lebih setara. Dengan melihat contoh langsung, dia bisa lebih mudah memahami bahwa pola hubungan seperti ini bukan sesuatu yang aneh atau melawan norma.

Menghadapi pasangan dengan mindset patriarki memang gak mudah, apalagi kalau dia sudah terbiasa dengan pola pikir itu sejak kecil. Tapi, perubahan selalu bisa dimulai dari langkah kecil. Yang penting, tetap jaga komunikasi dengan cara yang positif dan hindari pendekatan yang menggurui.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team