5 Kebiasaan Bagi Kamu yang Suka Menyenangkan Orang Lain

18 Mar 2024, 22:08 WIB

Riani Shr

ilustrasi orang tertawa (pexels.com/Jorge Alvarez Lecaros)

Intinya sih...

Menyenangkan orang lain bukanlah hal buruk, dapat memberikan keuntungan bagi diri sendiri dan orang terdekat.
Emosi yang tidak stabil dapat membuat seseorang suka menyenangkan orang lain untuk mengantisipasi perasaan buruk mereka.
Lingkungan strict atau pecandu bisa memengaruhi seseorang menjadi penghibur untuk menghindari reaksi negatif atau merawat orang lain.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menyenangkan orang lain bukanlah suatu hal yang buruk. Jika kamu mampu menghibur orang terdekatmu ketika ia tengah berada dalam masalah, hal tersebut tentunya dapat memberikan keuntungan bagi dirimu sendiri dan orang terdekatmu.

Kamu jadi punya citra positif di matanya. Kemudian, orang terdekatmu merasa lebih baik karena kehadiranmu sebagai penghibur maupun pendukung untuknya.

Namun, menyenangkan orang lain dengan cara yang salah justru bisa berdampak buruk bagi dirimu sendiri. Istilah ini disebut sebagai people pleaser. Apakah kamu termasuk people pleaser atau memang suka menyenangkan orang lain tanpa perlu menyampingkan kebutuhan dirimu sendiri?

Coba deh kamu pahami kebiasaan-kebiasaan yang membuat seseorang lebih suka menyenangkan atau menjadi penghibur bagi orang lain

1.Kerap berhadapan dengan orang yang sulit mengontrol emosi

ilustrasi orang sedang marah (pexels.com/Vera Arsic)

Emosi merupakan perasaan intens yang timbul sebagai respons dari situasi tertentu. Dalam beberapa kondisi, emosi bisa berubah secara tiba-tiba, bahkan cenderung tidak terkontrol. Ada orang yang mampu mengontrol emosinya, tapi ada pula orang yang tidak mampu mengontrol emosinya.

Jika kamu sering kali berhadapan dengan orang yang sulit mengontrol emosi, kamu bisa saja tumbuh menjadi orang yang suka menyenangkan orang lain. Hal ini bisa terjadi karena kamu belajar mengantisipasi perasaan buruk orang lain serta berusaha menenangkan mereka sebelum situasi menjadi kacau.

2.Kerap berhadapan dengan orang yang strict

ilustrasi orang bertengkar (pexels.com/Liza Summer)

Berada dalam lingkungan dengan orang yang strict bisa saja membuat kamu tumbuh menjadi pribadi yang suka menyenangkan orang lain. Perilaku strict dapat muncul di lingkungan keluarga ataupun hubungan masa lalu yang kemudian memengaruhimu di masa sekarang.

Orang yang strict cenderung bersikap dingin, kasar, serta tak acuh. Mereka cenderung membatasi individu dalam mengambil keputusan karena adanya keterikatan sehingga terkesan tidak menghargai kebebasan dan batasan.

Karena kerap berhadapan dengan orang yang strict, kamu jadi belajar melakukan sesuatu yang orang lain inginkan untuk menghindari reaksi negatif darinya.

3.Kerap menyaksikan atau mendengarkan orang yang bertengkar

ilustrasi orang bertengkar (pexels.com/Keira Burton)

Orang yang biasanya menyaksikan atau mendengarkan orang lain bertengkar juga bisa saja tumbuh jadi pribadi yang suka menyenangkan orang lain. Hal ini bisa terjadi karena kamu telah belajar mendeteksi perdebatan dan bergegas mengatasinya sebelum terjadi pertengkaran.

Karena sering kali menyaksikan pertengkaran, kamu jadi tidak ingin pertengkaran itu terjadi di hadapanmu. Barangkali karena kamu jengah atau bosan.

Alhasil, kamu akan melakukan berbagai macam cara untuk bisa menghindarinya. Seperti halnya dengan melakukan apa pun yang membuat orang lain suka.

4.Kerap berhadapan dengan orang yang cemas

Ilustrasi orang merasa sedih (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apakah kamu sering berhadapan dengan orang yang cemas? Misalnya, temanmu, saudaramu, atau pasanganmu? Kalau iya, bisa saja pengalaman itu membuat kamu tumbuh menjadi pribadi yang suka membuat orang lain senang. Sebab, kamu belajar untuk menghibur mereka.

Tidak salah memang menghibur orang yang sedang mengalami kesulitan. Namun, menjadi berbahaya tatkala kamu selalu bertanggung jawab terhadap kecemasan orang lain yang sebenarnya bukan tanggung jawabmu. Kalau demikian, kamu jadi mudah meminta maaf pada orang lain padahal kamu tidak berbuat salah.

5.Berada dalam lingkungan pecandu

Tidak salah memang menjadi orang yang menyenangkan orang lain. Yang salah adalah ketika kamu tidak membuat batasan atas perilakumu terhadap orang lain, seperti halnya menjadi people pleaser.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.