(IDN Times/dok. Faza Amaliah)
Muda dan berjaya. Ungkapan ini pas disematkan kepada seorang putri di Balikpapan yang berhasil mengharumkan nama Kota Minyak dalam ajang PON XX Papua 2021 lalu. Adalah Faza Amaliah, anggota kontingen PON Kalimantan Timur (Kaltim) yang meraih medali emas dalam cabang olahraga handball.
Faya tak menyangka mampu tampil apik melawan lawan-lawan tangguh dari daerah lain di Indonesia. Nyatanya, ia bersama rekan-rekannya justru berhasil menguasai permainan hingga akhir. Rasa syukur pun tak hentinya meluncur dari bibirnya, setiap kali diingatkan tentang jalannya pertandingan.
"Iya alhamdulillah, kemarin ikut mewakili Kaltim dalam ajang PON Papua," ucapnya, ketika diwawancarai oleh IDN Times, Jumat (23/10/2021).
Berdiri bersama pemuda-pemudi lainnya dalam pagelaran pertandingan terbesar kemarin, tentunya bukan hal mudah bagi perempuan kelahiran Balikpapan, 13 Februari 2005 ini. Meski begitu, dirinya tak lekas mundur. Dukungan orang tua dan semua orang terdekat telah mendorong semangatnya hingga bisa bermain di PON Papua.
Sebagai salah satu anak muda Balikpapan, dirinya memberikan masukan kepada muda-mudi lainnya agar terus berprestasi dan tak mudah mengucapkan kata lelah untuk berjuang dalam melakukan hal positif.
"Intinya fokus dalam berprestasi, dalam hal positif, dan berjuang dalam kegiatan itu untuk mencapai tingkat yang paling tertinggi," tutur dia.
Begitu juga yang dialami Arista Perdana Putri Darmoyo, atlet menembak perempuan dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Gadis berusia 16 tahun ini sudah memilih jalan hidup menggandrungi olahraga menembak sejak duduk di kelas 2 SD. Hingga kini, lebih dari 20 medali ia koleksi dari berbagai kejuaraan baik tingkat daerah sampai internasional.
Tubuhnya kecil tidak membuat generasi Z ini kecil hati. Arista justru tertantang untuk menekuni olahraga yang penuh adrenalin ini. Mulai kelas 5 SD, remaja asli Semarang ini sudah mengikuti berbagai kompetisi olahraga. Bahkan di masa itu ia sudah membawa nama Kota Semarang di kejuaraan menembak tingkat nasional.
Ketekunan terus berusaha, berlatih, dan berdoa ini akhirnya membuahkan prestasi lainnya. Belum lama ini, siswa kelas XI SMA 1 Semarang itu mendulang prestasi yang sangat bergengsi.
Putri sulung pasangan Citro Darmoyo dan Retno Wijayanti ini berhasil mengumandangkan lagu Indonesia Raya dalam ajang ‘14th Asian Air Gun Championship’ di Kazakhstan pada September 2021. Arista meraih medali emas di kategori putri individu, dan kategori mix team atau ganda campuran bersama rekannya Muhammad Iqbal.
Tidak berselang waktu lama pada ajang PON XX Papua 2021, ia mewakili Jawa Tengah dan kembali merebut medali emas untuk cabang olahraga menembak, nomor 10 meter air pistol beregu campuran bersama Muhammad Iqbal.
‘’Saya senang sekali dalam waktu berdekatan meraih medali emas dan membawa harum nama Indonesia dan Jawa Tengah melalui olahraga yang saya cintai ini. Apalagi, kejuaraan di Kazakhstan adalah pengalaman pertama saya di luar negeri. Ini tidak bisa terlupakan,’’ kata Arista.
Si kecil-kecil cabe rawit yang bercita-cita sebagai polwan ini pun tidak jera untuk terus berlatih dan mengikuti kejuaraan-kejuaraan lainnya.
‘’Saya pengen ikut dan menang di Sea Games dan Asian Games. Semoga ada kesempatan untuk bertanding di ajang tersebut,’’ tandasnya.
Bagi Tika Septiana, perempuan asal Palembang kelahiran September 23 tahun lalu, menunjukkan baktinya terhadap negeri dengan merasih prestasi. Tika merupakan atlet Muaythai asal Sumatra Selatan (Sumsel).
"Deretan medali yang saya punya merupakan bagian dari mengenang gerakan Sumpah Pemuda. Meski berbeda hal, namun tetap satu tujuan untuk berjuang bagi Indonesia," kata dia kepada IDN Times, Minggu (24/10/2021).
Dalam mengapresiasi gerakan Sumpah Pemuda zaman sekarang, sambung Tika, dapat diwujudkan dengan berbagai cara. Jika ia harus bertanding menarget kemenangan, bisa saja bagi anak muda lain dapat dilakukan dari ragam cara lainnya.
"Saya dari dulu memang meniti karier dari atlet. Awalnya ikut taekwondo, tapi karena melihat peluang lebih besar pada 2016 masuk Muaythai dan di event eksebisi PON di Jabar, saya terima emas," timpal alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tri Dharma Palembang ini.
Tika berjanji pada dirinya akan tetap mengharumkan nama Indonesia dan daerah sebagai perwujudan melestarikan gerakan positif pemuda. Tika menarget dirinya tetap menjadi yang terbaik dari sebelumnya.
"Terus motivasi diri, bulatkan tekat, terus berlatih dan jangan pernah menyerah ataupun sampai lengah. Semangat terus, kemudian tetap beribadah serta berdoa untuk orang tua karena sangat penting dalam keberkahan kita," tandas dia.
Liputan kolaborasi ditulis oleh Rangga Erfizal dan Feny Maulia Agustin (Sumsel), Sri Wibisono dan Riani Rahayu (Kaltim), Fariz Fardianto dan Anggun Puspitoningrum (Jateng), Silviana (Lampung), Masdalena Napitupulu (Sumut), dan Dyar Ayu (Jogja).