Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer (instagram @wanderbook)
Tetralogi Pulau Buru adalah nama untuk empat roman karya Pramoedya Ananta Toer yang terbit dari tahun 1980 hingga 1988, keempat buku ini terdiri Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca, yang mengungkapkan sejarah dan perjalanan pembentukan nasionalisme pada awal kebangkitan nasional, dan pengukuhan atas seorang pribumi yang bernama Tirto Adhi Soerjo yang digambarkan sebagai tokoh Minke.
Pada buku pertama yaitu Bumi Manusia Minke harus melalui beragam gejolak percintaan, pendidikan dan perjuangan untuk menemukan identitasnya di tengah-tengah kolonialisme Belanda di Indonesia. Pramoedya menggambarkan karakter Minke dengan sangat baik, serta menghadirkan berbagai isu sosial dan politik yang relevan dengan masa penjajahan.
Kemudian dilanjut pada buku kedua, Anak Semua Bangsa melanjutkan kisah Minke dari Bumi Manusia. Buku ini mengangkat tema perjuangan individu dan bangsa melawan kolonialisme serta perlawanan terhadap ketidakadilan sosial. Dalam novel ini, Minke semakin berkembang menjadi pemikir yang kritis terhadap situasi politik dan sosial di sekitarnya. Cerita dalam buku ini lebih mendalam, namun tetap dapat diikuti dengan baik oleh pembaca pemula yang ingin mengetahui lebih banyak tentang perjuangan rakyat Indonesia pada masa penjajahan.
Buku ketiga dan keempat, memperkenalkan lebih banyak karakter yang kompleks, serta memperdalam tema tentang kebebasan, kemerdekaan, dan ketidakadilan. Dan pada buku keempat, Pramoedya yang mengisahkan tentang dunia intelektual dan ketegangan sosial di Indonesia pada masa pasca-kemerdekaan. Rumah Kaca memfokuskan pada dialog antara pemikiran bebas dan politik yang terjadi di dalam negara Indonesia baru.
Meskipun menjadi karya yang banyak dicari dari dulu hingga sekarang, tetralogi Pulau Buru ini pernah dilarang peredarannya oleh Jaksa Agung Indonesia selama beberapa masa.