Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Inovasi Home Dry Coffee berbasis Solar Dryer yang dilakukan mahasiswa Unsri untuk petani kopi. (Fathir for IDN Times)
Inovasi Home Dry Coffee berbasis Solar Dryer yang dilakukan mahasiswa Unsri untuk petani kopi. (Fathir for IDN Times)

Intinya sih...

  • Rumah pengering jadikan produk kopi jauh lebih higenis dan terstandarisasi

  • Limbah kopi disulap menjadi pupuk organik cair melalui proses fermentasi sederhana

  • Program yang dilaksanakan selama 3 minggu ini direspon baik oleh warga

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lahat, IDN Times - Para petani kopi di Desa Pajar Bulan, Kabupaten Lahat Sumsel kini tak lagi resah menghadapi musim hujan saat mengeringkan hasil panen mereka. Berkat program pengabdian masyarakat dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sriwijaya (BEM Unsri), masalah pengeringan kopi dan limbah kopi di desa tersebut kini dapat teratasi.

Sebagai salah satu sentra penghasil kopi robusta yang cukup besar, pengeringan biji kopi di Desa Pajar Bulan masih dilakukan secara tradisional dengan cara menjemur di bawah sinar matahari. Otomatis metode ini bergantung pada cuaca, sehingga saat musim hujan proses pengeringan menjadi lambat dan berisiko menurunkan kualitas biji kopi.

Mengatasi hal tersebut, tim pengabdi yang didanai oleh DPPM Kemdiktisaintek ini menghadirkan inovasi Home Dry Coffee berbasis Solar Dryer. Itu adalah rumah pengering kopi tertutup dengan dinding polycarbonat yang mampu menangkap dan menahan panas matahari di dalam ruangan.

1. Produk kopi jauh lebih higenis dan terstandarisasi

Inovasi Home Dry Coffee berbasis Solar Dryer yang dilakukan mahasiswa Unsri untuk petani kopi. (Fathir for IDN Times)

Divisi Riset dan Publikasi, Muhammad Fathir Araffi mengatakan, sistem ini dilengkapi panel surya dan kipas pengering untuk menjaga sirkulasi udara panas tetap merata. Dengan suhu mencapai 40–50 derajat Celcius, proses pengeringan dapat dipercepat dari 14 hari menjadi hanya 10 hari, dengan hasil yang lebih bersih, kering merata, dan higienis.

"Rumah pengeringan kopi ini bertujuan untuk membuat produk kopi disana lebih higenis dan terstandarisasi, dimana tidak hanya menangkap panas namun juga memiliki sirkulasi yang baik. Hal ini bertujuan agak semua biji kopi memiliki kadar air yang sama," ujarnya.

2. Limbah kopi disulap menjadi pupuk organik cair melalui proses fermentasi sederhana

Inovasi Home Dry Coffee berbasis Solar Dryer yang dilakukan mahasiswa Unsri untuk petani kopi. (Fathir for IDN Times)

Fathir menambahkan, selain itu rumah pengeringan ini menggunakan tenaga surya yang bersih lingkungan. Diharapkan dengan adanya rumah pengeringan ini masyarakat sudah tidak lagi takut dengan perubahan cuaca yang selama ini cenderung labil.

"Mereka tidak perlu lagi takut akan cuaca buruk dan sekarang memiliki kopi yang lebih baik dari segi kualitas," ucapnya.

Tak hanya itu, tim mereka juga membantu warga mengelola limbah kering kopi yang selama ini sering diabaikan. Limbah ini disulap menjadi pupuk organik cair melalui proses fermentasi sederhana. Seperti campuran air bersih, gula merah, dan larutan EM4.

"Dalam waktu sekitar 8–10 hari, limbah tersebut berubah menjadi pupuk cair yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai tanaman, seperti kopi, kakao, maupun tanaman buah," ujarnya.

3. Selama ini limbah kering kopi masih menumpuk dan hanya menjadi sampah

Inovasi Home Dry Coffee berbasis Solar Dryer yang dilakukan mahasiswa Unsri untuk petani kopi. (Fathir for IDN Times)

Inisiatif ini muncul didasari dengan limbah kering kopi di desa tersebut yang masih menumpuk dan hanya menjadi sampah. Maka itu mereka membantu warga mengolahnya menjadi pupuk. Dengan ditempatkan menggunakan tedmond ukuran 600 liter yang dapat mengolah limbah kering kopi sebanyak 60 kilogram, dan lama pembuatan pupuk sekitar 2 minggu

"Program ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan mutu pascapanen kopi, tetapi juga mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan serta mendorong kemandirian masyarakat desa dalam menerapkan teknologi tepat guna," terang Fathir.

4. Program selama 3 minggu ini direspon baik warga

Inovasi Home Dry Coffee berbasis Solar Dryer yang dilakukan mahasiswa Unsri untuk petani kopi. (Fathir for IDN Times)

Fathir berharap, melalui penerapan dua inovasi ini, kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Pajar Bulan, Kabupaten Lahat, berhasil memberikan dampak positif bagi petani lokal. Terbukti program yang dilaksanakan selama 3 minggu mulai 20 Oktober-8 November ini direspon baik oleh warga.

"Kami bersyukur warga sangat senang mendapatkan program ini, mereka juga dapat membuat pupuk sendiri dari bahan yang selama ini terbuang. Semoga saja ke depan para petani kopi bisa memanfaatkan teknologi ini untuk hasil panen dan pengolahan kopi yang lebih maksimal," ujarnya.

Editorial Team