Tantangan Generasi Literat Palembang Kenalkan Literasi di LPKA

Utamakan sistem ajar public speaking

Palembang, IDN Times - Komunitas Generasi Literat Palembang terbentuk untuk mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan mengajarkan public speaking terhadap anak-anak. 

Sejak dua tahun lalu, komunitas dengan puluhan anggota ini sengaja dibentuk agar bisa mengenalkan ilmu literasi kepada mereka yang berminat dan ingin belajar, terutama bagi anak-anak usia di bawah 17 tahun.

"Sekitar 20-30 anggota kita ingin anak-anak dan khalayak ramai paham dasar literasi, karena ilmunya berguna untuk kehidupan ke depan," ujar Ketua Generasi Literat Palembang, Samsul Hidayat kepada IDN Times, Minggu (15/11/2020).

1. Ajarkan literasi dengan cara kreatif

Tantangan Generasi Literat Palembang Kenalkan Literasi di LPKAKomunitas Generasi Literat Palembang (IDN Times/Dokumen)

Mulai aktif bergerak menyosialisasikan pemahaman literasi ke publik dari tahun 2018, Samsul dan kawan-kawan mengutamakan sistem ajar komunikasi dua arah, sehingga ilmu yang tersampaikan bisa lebih melekat.

"Yang pasti public speaking jadi prioritas untuk diajarkan ke anak-anak. Kita juga terbuka untuk umum siapa saja yang mau belajar dan berkegiatan," kata pria kelahiran 1993 itu.

Menariknya, Generasi Literat Palembang juga mengenalkan literasi kepada warga binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas 1 Palembang setiap pekan.

"Hari Rabu ke sana, ngajarin literasi dengan ide kreatif. Misal, aplikasinya dari karya pohon damai. Tujuan kita memang membangun mental dan memotivasi. Misal gambar pohon ada pesan positif terselip," jelas Samsul.

Baca Juga: [WANSUS] Kisah Mantan Napi Jadi Penulis: Hikmah dari Bilik Penjara

2. Butuh waktu dan kesabaran ekstra ajarkan kemampuan literasi

Tantangan Generasi Literat Palembang Kenalkan Literasi di LPKAKomunitas Generasi Literat Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Berbeda dengan mereka yang tidak berada di LPKA Palembang, anak-anak di Lapas menurutnya lebih sulit diatur ketika materi literasi diberikan. Saat komunitas Generasi Literat menyampaikan bahan, mereka tampak lebih cuek meski ada yang terlihat bersemangat.

"Butuh waktu kesabaran, mereka bandel jadi butuh pendekatan intens. Ada yang menolak materi secara terang-terangan dan kabur. Padahal kita mau menggandeng mereka jadi lebih baik," timpalnya.

Samsul menerangkan, mengajar di LPKA Palembang mirip seperti di sekolah. Dasar literasi menjadi ekstrakulier tambahan bagi anak-anak di sana.

"LPKA itu kayak sekolah, mereka belajar. Jadi kalau jenuh, ada ekstrakulikuler. Anak-anak bebas mau pilih tergantung kondisi masing-masing," tambah dia.

3. Ajak diskusi anak-anak dan jadi pendengar yang baik

Tantangan Generasi Literat Palembang Kenalkan Literasi di LPKAKomunitas Generasi Literat Palembang (IDN Times/Dokumen)

Mendominasi mengajar anak usia 14 tahunan di LPKA Palembang, Samsul menilai mereka masih memiliki potensi, peluang dan masa depan cerah jika konsisten belajar, semangat tidak pantang menyerah dan ingin mengubah pribadi menjadi lebih positif.

"Mereka ada niat belajar tapi berproses. Jadi kalau mereka mengabaikan, kita kejar dan berikan solusi. Mereka itu ingin didengar, makanya diajak mengobrol. Lama-lama ada keterbukaan," kata dia.

Ia menuturkan, rata-rata mereka yang berada di LPKA Palembang adalah anak-anak yang tersandung kasus narkotika. Kebanyakan dari mereka pun merindu sosok orangtua dan rumah. Bahkan di antaranya mengidap trauma dan ketakutan besar.

"Kita juga ada terapi dan mengajak mereka mendekatkan diri terhadap agama lewat berdoa. Kita harus peduli, jadi tempat curhat dan memahami emosi mereka karena niat kami mencari kebaikan," tandas dia.

Baca Juga: 10 Potret Sara, Anak Tiri Kareena Kapoor yang Terseret Kasus Narkoba

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya