Kisah Pelaku Hidroponik Palembang, Gencar Berjualan Lewat Medsos

Berhasil mendirikan Green Corner Hydroponic

Palembang, IDN Times - Digitalisasi mulai menembus dunia pertanian, tidak saja memanfaatkan teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas. Bahkan, petani perlahan menerapkan kehidupan modern bercocok tanam menggunakan sistem pemasaran agbribisnis online melalui media sosial (medsos).

Menurut pelaku pertanian di Palembang, Adie Alqodery, penggunaan teknologi sangat memengaruhi perkembangan dunia tani. Contohnya memanfaatkan medsos seperti Facebook untuk memasarkan hasil pertanian di tengah pandemik COVID-19.

"Pada masa pandemik seperti saat ini ada perubahan pola konsumsi dari offline ke online yang begitu signifikan," ujarnya, Minggu (18/10/2020).

1. Mulai menaman hidroponik sejak 2012

Kisah Pelaku Hidroponik Palembang, Gencar Berjualan Lewat MedsosPemilik Green Corner Hydroponic (IDN Times/Dokumen)

Adie pun berhasil menjalani bisnis produk pertanian berbasis teknik hidroponik di pekarangan rumah, serta memasarkannya lewat Facebook. Dari keberhasilannya itu, ia mendirikan Green Corner Hydroponic Palembang sebagai wadah pemasok sayuran hidroponik, penyedia instalasi, dan sarana pelatihan untuk teknik bercocok tanam. 

"Awalnya lagi main internet di rumah lalu melihat tanaman yang tumbuh di pot pipa makin banyak, lalu mulai berdiskusi tentang hidroponik hingga akhirnya memutuskan untuk mengembangkan bisnis ini," kata dia yang mulai menanam dan menjual sayuran hidroponik sejak 2012.

Adie bercerita, bisnis sayuran hidroponik di tahun tersebut belum digeluti masyarakat di Palembang. Ia mengaku tergolong petani dan pemasok sayuran hidroponik pertama di Palembang.

"Karena kala itu, produk sayuran masih dipasok dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, dan Medan," timpalnya

Baca Juga: Tekun Tanam Sayuran, Hidroponik Green House Raih Omzet Puluhan Juta

2. Green Corner Hydroponic sudah menanam 12 jenis sayuran

Kisah Pelaku Hidroponik Palembang, Gencar Berjualan Lewat MedsosSayuran hidroponik (IDN Times/Istimewa)

Tercatat sudah ada 12 jenis sayuran yang ditanamnya di green house seluas 300 meter persegi. Mulai dari sayur bayam, kangkung, kailan, kale, hingga selada. Sayuran segar ini dipasok ke pasar tradisional, swalayan, toko ritel, hotel, hingga restoran di Palembang. 

“Masing-masing itu ada pasarnya. Sawi-sawian seperti sawi sendok (pakcoy) dan caisim paling banyak permintaannya dari restoran. Sedangkan jenis sayur seperti selada untuk hidangan salad sangat diminati perhotelan. Kalau konsumsi rumah tangga biasanya jenis bayam dan kailan, karena memiliki kandungan gizi tinggi," jelas dia.

Walau beberapa waktu lalu PSBB sempat diterapkan di Palembang, namun tidak banyak berdampak pada pemesanan, terutama untuk konsumsi dari kelompok pelanggan rumah tangga.

"Pemasaran dan penjualan mengalihkan fokus lewat platform Facebook dan Instagram. Saya berpikir harus lebih gencar promosi di online. Dan ternyata benar, penjualan naik hingga 40 persen dari online," terang dia.

3. Mengembangkan pemasaran lewat halaman bisnis Facebook

Kisah Pelaku Hidroponik Palembang, Gencar Berjualan Lewat MedsosPelaku hidroponik saat sedang merawat tanaman hidroponiknya (IDN Times/istimewa)

Adie menjelaskan, ia memakai akun Facebook pribadi untuk mem-posting foto kegiatan berkebun dan sayuran hidroponik yang berhasil ditanam. Seiring berjalan waktu, kian banyak orang yang tertarik dengan unggahannya itu dan mulai bertanya hingga akhirnya menjadi pembeli.

"Saya mulai menyadari potensi besar medsos untuk mengembangkan bisnis hidroponik, dan mulai membangun kepercayaan serta kredibilitas bisnis lewat halaman Facebook Green Corner Hydroponic Palembang. Di sini lebih leluasa mempromosikan produk sayuran dan berinteraksi degan konsumen," jelasnya.

Perlahan, ia juga mulai mencoba mempelajari fitur-fitur yang ada di Facebook. Hingga usahanya menghasilkan kemudahan dan ia tak lupa menautkan halaman bisnisnya dengan akun WhatsApp, sehingga pelanggan tidak perlu menyimpan kontak terlebih dahulu, tetapi dapat langsung mengklik tombol berlogo WhatsApp untuk memulai percakapan.

"Proses jual beli sayuran hidroponik terjadi secara lintas platform," ujar dia.

Baca Juga: Hidroponik dari Batang Pisang, 6 Langkah Super Mudah Membuatnya

4. Mulai berdayakan anggota komunitas seperti menggaet pensiunan ASN

Kisah Pelaku Hidroponik Palembang, Gencar Berjualan Lewat MedsosPemilik Green Corner Hydroponic (IDN Times/Dokumen)

Seiring berjalan waktu, bisnis Adie kian berkembang. Selain menjual hasil tani sayuran hidroponik, ia membantu orang-orang yang ingin bertani dengan membangun instalasi di rumah mereka. Apalagi pandemik COVID-19 membuat banyak orang memiliki lebih banyak waktu luang di rumah.

"Dan tidak sedikit yang memanfaatkannya untuk berkebun secara hidroponik. Saya juga mulai memberdayakan para pensiunan ASN dan kelompok tani skala rumah tangga yang telah bergabung dalam komunitas, membantu menjual hasil kebun mereka," tambahnya.

Melihat potensi bisnis tersebut, pihak Facebook pun berkomitmen memberi dukungan bagi bisnis kecil dan menengah untuk terhubung dengan komunitas dan menciptakan dampak ekonomi.

Berdasarkan hasil, pelaku bisnis di Palembang mampu meningkatkan aktivitas jual-beli yang digerakkan oleh komunitas. Mereka mampu menumbuhkan pelaku usaha kecil dan menengah meraih kesempatan lewat teknologi digital.

Baca Juga: Menteri KKP Targetkan Bangun Sektor Perikanan Budidaya di Sumsel

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya