Cerita Pengrajin Sampah Plastik, Kepedulian yang Hasilkan Rupiah  

kreatifitas sampah daur ulang

Palembang, IDN Times -Sampah plastik masih menjadi momok dan persoalan yang belum tuntas di Kota Palembang. Segala upaya untuk meminimalisir hilangnya sampah tersebut dari Kota Pempek ini, terus dilakukan.

Namun dibalik itu, tetap ada orang-orang yang masih peduli dengan lingkungan dan mengambil manfaat dari plastik-plastik sisa dari sampah rumah tangga tersebut. Salah satunya Komunitas Bank Sampah, yang tetap konsisten mengubah sampah tersebut menjadi barang ekonomis.  

"Memang banyak sekali sampah plastik dan kita sendiri tidak tahu cara mengatasinya. Kita memulainya dengan mencari ide apa, yang bakal dihasilkan dari sampah-sampah plastik. Akhirnya secara otodidak lihat-lihat di YouTube dan menjadikannya karya seni yang bisa dipergunakan untuk sehari-hari," kata Welis Fatimah, anggota Komunitas Bank Sampah di Palembang, kepada IDN Times, Minggu (4/8).

1. Menciptakan sampah menjadi barang untuk sehari-hari

Cerita Pengrajin Sampah Plastik, Kepedulian yang Hasilkan Rupiah  IDN Times/Feny Maulia Agustin

Ketika IDN Times mengunjungi stan Komunitas Bank Sampah pada Festival Ekonomi Syariah Bank Indonesia Regional Sumatera, Sabtu (3/8), Welis bersama rekan-rekannya turut menampilkan hasil olahan sampah plastik. Mulai dari kotak tisu, tas dari bahan sampah plastik, keranjang, hingga hiasan ruangan.

"Semua ini dari bahan plastik dan koran bekas. Ada juga dari hasil olahan sampah minuman kaleng. Kita jual dengan harga mulai dari Rp10.000 hingga ratusan ribu," ujar Welis.

Menurut Welis, salah satu teknik pembuatan sampah dengan menggunakan koran, yakni disebut teknik decopague, yang mereka pelajari dari pelatihan di Jakarta beberapa waktu lalu. Bahkan ada beberapa hasil olahan yang bertahan lama, walau terendam di dalam air selama berjam-jam.

"Dulu kami pernah membuat guci dari koran dan plastik, ketika di rumah saya banjir, guci tersebut tidak hancur walau terendam air hingga 10 jam. Itu karena kita lakukan perekat (lem) dengan berkali-kali. Ada juga ada bahan dari tisu yang diimpor dari Eropa," uajrnya.

"Warna yang mengkilat pada sejumlah produk ini, karena kita berikan cairan anti jamur, agar bisa menghasilkan barang-barang ini kualitas yang baik dan mewah. Seperti hiasan sepeda dengan memanfaatkan kaleng bekas dan sendal jepit bekas," sambungnya.

2. Memulai peduli dengan sampah plastik dari tahun 2015

Cerita Pengrajin Sampah Plastik, Kepedulian yang Hasilkan Rupiah  IDN Times/Feny Maulia Agustin

Asal muasal mereka mulai memanfaatkan sampah plastik ini, tutur Welis, berawal dari tahun 2015 lalu. Saat itu Komunitas Bank Sampah di Palembang memang sudah ada. Sebagai pendatang baru, Welis langsung belajar sendiri, walau sudah ada pengrajinnya.

"Karena tiap kreasi dari olahan sampah itu beragam dan ada tingkat kesulitan masing-masing. Setelah paham, selanjutnya kita menciptakan karya dari koran. Nah di tahun 2018 Komunitas Bank Sampah baru populer dan diketahui perkembangannya," tuturnya.

"Saat ini pengrajin sementara sampai 10 orang. Senengnya, sekarang sudah cukup banyak orang-orang yang mulai menabung sampah di kami, menjadi nasabah tanpa ada syarat, siapa yang mau silahkan. Bahkan kami juga bisa mengajarkan bagaimana cara membuat satu barang dari daur ulang, kalau yang kecil seperti tatakan gelas satu hari bisa selesai," terangnya.

Baca Juga: Demi Jaga Tradisi Palembang, Mamad Teruskan Bikin Mainan Telok Abang

3. Bermula dari kepedulian warga sekitar hingga akhirnya dikenal

Cerita Pengrajin Sampah Plastik, Kepedulian yang Hasilkan Rupiah  IDN Times/Feny Maulia Agustin

Welis melanjutkan, Komunitas Bank Sampah di Palembang ini awalnya menghimpul setiap warga yang ada kepedulian terhadap sampah plastik. Anggotanya berawal dari warga sekitar lokasi komunitas di Jalan Sersan Zaini RT 27 RW 11 Kelurahan 2 Ilir Palembang.

""Dari anggota RW di tempat tinggal, lama kelamaan banyak yang tahu dan tertarik ikut mengumpulkan sampah. Syaratnya mudah kok, harus punya keinginan kuat untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan daur ulang," ujarnya.

"Alhamdulillah, karena sekarang kita sudah banyak diketahui masyarakat luas, jadi ada saja yang mengantarkan sampah plastik mereka. Untuk barang yang kita hasilkan, itu ada yang dipesan hingga ke Kalimantan. Ada juga dari teman ke teman dan hingga mencapai Belanda," jelasnya.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya