Cerita Neshya Anak Petani Sekayu Terpilih Paskibraka Sumsel

Neshya Florence Sevani gagal terpilih paskibraka nasional

Intinya Sih...

  • Neshya Florence Sevani, siswi SMA 1 Sekayu, gagal terpilih sebagai anggota Paskibraka nasional.
  • Meskipun gagal ke tingkat nasional, Neshya tetap bangga dan bersyukur karena telah berusaha maksimal.
  • Neshya memiliki tekad kuat untuk membanggakan orangtuanya dan membuktikan bahwa semua orang mampu berprestasi meski tak terlahir dari orangtua pegawai.

Palembang, IDN Times - Terlahir dari keluarga petani sederhana tak membuat Neshya Florence Sevani merasa rendah diri. Remaja asal Sekayu Sumatra Selatan ini justru terlecut ingin membanggakan orangtuanya yakni, Ruspayen dan Husnaini.

"Jalan ninja" dipilihnya untuk membanggakan orang tua melalui jadi anggota Paskibraka.  "Saya ingin menunjukkan kepada semua orang yang menganggap remeh," ujar siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sekayu, Musi Banyuasin (Muba) ini

Tekad kuat berbuah manis. Momentum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 79 tahun ini, Neshya terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Sumatra Selatan (Sumsel).

Neshya berjuang keras mengikuti seleksi pemilihan anggota paskibraka tingkat provinsi. Berikut IDN Times rangkum ceritanya. 

Baca Juga: Pedagang di Kambang Iwak Palembang Bakal Direlokasi

1. Ikut paskibra sejak SMP

Cerita Neshya Anak Petani Sekayu Terpilih Paskibraka SumselNeshya Florence Sevani mengikuti latihan paskibraka di Griya Agung Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Neshya bercerita, alasannya tekun menjalani latihan Pasikbraka Sumsel juga untuk memberitahu ke semua orang mampu berprestasi meski tak terlahir dari orangtua pegawai. "Saya ingin yang suka anggap remeh melihat saya bisa (berprestasi lewat paskibraka)," kata dia, Senin (5/8/2024)..Ia juga ingin menunjukkan bisa berdiri tegap meski banyak yang menilai rendah dirinya dan keluarga. Apalagi katanya, memulai sebagai anggota paskibraka, ke depan berpeluang besar jadi Taruni Akademi Kepolisian.

Ternyata, bungsu dari tujuh bersaudara ini ikut paskibra sejak SMP. Saat berseragam putih abu-abu, ikut seleksi ke tingkat provinsi dan mencoba ke tingkat nasional, tapi belum terpilih

2. Bersyukur terpilih jadi anggota Paskibraka Sumsel

Cerita Neshya Anak Petani Sekayu Terpilih Paskibraka SumselNeshya Florence Sevani mengikuti latihan paskibraka di Griya Agung Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Walau gagal melenggang ke Istana Negara Jakarta karena tak terpilih mewakili Sumsel untuk tingkat nasional, Neshya tetap bangga dan bersyukur karena telah berusaha maksimal.

"Sebenarnya jadi paskibraka itu sama saja (paskibraka provinsi atau nasional), tempatnya saja yang berbeda. Tetap bersyukur," timpalnya.

Meski di awal pengumuman Neshya tak memungkiri ada sedikit kekecewaan karena hanya terpilih di provinsi dan mewakili ke nasional adalah impian semua anggota paskibraka di tiap daerah, namun ia yakin, dimanapun lokasinya, paling penting adalah kecintaan terhadap Tanah Air.

"Nikmatin aja, jangan terlalu dipikirin (gagal ke nasional) yang penting bisa memberikan hal terbaik," tambah Neshya.

3. Bercita-cita jadi polisi

Cerita Neshya Anak Petani Sekayu Terpilih Paskibraka SumselNeshya Florence Sevani mengikuti latihan paskibraka di Griya Agung Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Hidup di tengah keluarga pedagang dan dibesarkan oleh ayah petani karet di daerah tidak membuat Nehsya berkecil hati. Ia justru bahagia karena orangtuanya mengurus dengan tulus. Apalagi jata dia, sang ibu selalu berada di sisinya meski cuma seorang ibu rumah tangga.

"Saya anak bungsu dari tujuh bersaudara dan kakak-kakak saya kebanyakan pedagang. Cita-citanya Insyaallah bisa jadi seorang polisi," ungkapnya.

Kini Nehsya sedang fokus mengikuti karantina sembari tetap memantau kegiatan di sekolah, karena dia juga aktif mengikuti pembelajaran sesuai kurikulum kelas 11. Nehsya berpesan, paling penting menjalani hidup adalah dengan bersyukur dan tidak berpikiran negatif.

"Ya seperti suka duka menjalani latihan ini (paskibraka). Jangan diambil hati kalau ada perkataan yang kurang berkenan dari siapa pun, pelatih atau senior, karena untuk kebaikan," timpalnya

Baca Juga: 3 Jajanan Pedas Nusantara di The People’s Cafe Palembang, Cobain Yuk!

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya