Cerita Atlet Veteran 70-an Dibekali Gubernur Rp50 ribu ke Olimpiade

Melangkah gagah menuju pintu sembari senyum lebar, selalu dilakukan Ashari saat menyapa dan menyambut tamu dengan ramah di kediamannya. Usia senja tak membuat Ashari menjadi lesu. Pria yang disapa Pak As oleh warga Jalan Jompo RT 13 RW 2, Lorong Gunawan Km 5,5 Palembang, sedang menikmati sisa usianya bersama anak dan cucu.
Ashari merupakan atlet veteran berprestasi. Dahulu ia pernah mewakili Indonesia di Kanada dan Jepang untuk nomor pelari. Ashari memiliki keistimewaan karena berhasil memberikan emas kepada Ibu Pertiwi lewat kemampuannya walau menyandang disabilitas.
1. Kemampuan fasih berbahasa Inggris membawa Ashari menjadi PNS
Pria kelahiran 2 Februari 1949 itu sebenarnya asli orang Sumenep, Madura. Sejak usia 12 tahun, ia memberanikan diri meminta izin kepada sang Ibu untuk merantau dan mencari pekerjaan di Solo, hingga akhirnya kini menetap di Bumi Sriwijaya.
Awal mula Ashari merantau karena ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dirinya tak menyangka jika cita-cita mengabdi pada negara bisa terwujud. Ia cukup fasih berbahasa Inggris.
"Saya bertemu Menteri Sosial di Solo, di zaman Mohammad Syafa’at Mintaredja. Ia menawarkan saya ikut tes dan mengisi formulir Bahasa Inggris. Alhamdulillah berkat skill berbahasa, saya lolos jadi PNS," kata Ashari kepada IDN Times di rumahnya.
Saat pertama Ashari menginjakkan kaki di Solo, ia harus meninggalkan ibunya sendirian demi meraih kesuksesan. Ashari berangkat dari Surabaya menumpang kereta Api. Dalam perjalanannya, Ashari bertemu seorang ibu yang mengajaknya ke rumah Ketua RT.
"Mungkin waktu itu ibunya pikir kalau saya anak yang terlantar. Lalu RT di sana membawa saya ke organisasi orang cacat di Solo. Saya mendapat tugas jaga parkir dan jual koran," timpalnya.