TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gegara Punya Kaki Besar, Nadina Punya Toko Sepatu Kain Khas Sumsel

Aplikasikan kain Jumputan, Songket, dan Blongsong

Gara-gara Kaki Besar, Nadina Salim Punya Toko Sepatu Kain Khas Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Peluang bisnis bisa dari mana saja, bahkan dari hal yang tak pun berpotensi mendatangkan cuan. Seperti pengalaman Nadina Salim, seorang desainer sepatu yang kini memiliki outlet dengan dua brand; Nadina Salim dan Mr Gee, yang sudah terdaftar Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). 

"Ukuran kaki saya ini 41, jarang banget bisa mendapat sepatu atau sandal dengan ukuran besar. Karena hal ini dan background sebagai desain, jadinya klop buka bisnis sepatu," ujarnya kepada IDN Times, Rabu (24/2/2021).

Baca Juga: Cerdik Manfaatkan Kain Sisa, UMKM Jual Tas Motif Khas Palembang

1. Putuskan berbisnis karena saran sang suami

Gara-gara Kaki Besar, Nadina Salim Punya Toko Sepatu Kain Khas Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menurut perempuan keturunan Minang yang lahir di Palembang ini, ide awal membuka usaha sepatu karena melihat peluang bisnis dan segmen pemasaran yang tinggi.

Apalagi sepatu yang dirinya desain terbuat dari bahan dasar kain khas Sumatra Selatan (Sumsel), khususnya asal Palembang seperti kain Jumputan, Songket, dan Blongsong.

Lulus dari S2 Magister Desain, Nadina memulai bisnis sepatu berdesain unik dari 2014-2015. Ia menceritakan setelah lulus kuliah sempat mengajar desain di sebuah SMA di Jakarta.

"Sebelum lulus, saya sempat bekerja dan magang sebagai desainer di Carmanita Jakarta. Saat ambil magister di Bandung, suami sempat tanya apa tujuan atau cita-cita yang belum tercapai," ungkapnya.

Nadina kemudian memutuskan berbisnis sepatu, karena sang suami juga menyarankan untuk tidak bekerja dengan orang lain terus-menerus. Ia mengaku, bahkan suaminya juga sangat mendukung jika ia mengawali karir sebagai pengusaha.

"Saya dikenalkan tetangga suami di Muara Dua yang jual-jual sepatu, terus kami dikenalkan dengan tukang sepatunya. Akhirnya desain sepatu dan bikin sendiri mulai dari 2014," terangnya.

2. Belajar desain dari tukang sepatu di Bandung

Gara-gara Kaki Besar, Nadina Salim Punya Toko Sepatu Kain Khas Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Nadina menuturkan, dirinya terpikir membuat sepatu berkain dasar kain khas Sumsel saat menjalani kuliah S2. Saay menulis tesis, dirinya membahas kain songket Palembang.

"Pembuatan sepatu unik, karena saya pikir desainer baju dan kain, tas juga sudah banyak. Saat tahun 2015 ke Palembang melihat kain Jumputan bagus, kemudian 2016 kami buat brand Mr Gee. Ternyata banyak yang suka, kami menjual produk kasual seperti slip on dan sandal gunung," tutur dia.

Sukses mengawali bisnis, Nadina kini telah membuka outlet sepatu di Jalan Kenten Permai II, Blok D1, No 3 Palembang. Ia bercerita waktu awal membuat sepatu ada kesulitan, karena banyak teknis yang baru ketika menjahit sejumlah lapisan sepatu.

"Saya belajar desain dari tukang sepatu di Bandung. Karena pembuatan sepatu, sandal, high heels, tas, dan lainnya ini dibuat di Bandung. Saya hanya mengirim desain dan kainnya saja, kemudian penjualannya di Palembang," timpalnya.

3. Tren pasar sepatu di Palembang lebih menyukai warna gelap

Gara-gara Kaki Besar, Nadina Salim Punya Toko Sepatu Kain Khas Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Jika biasanya kain Songket, Jumputan, dan Blongsong dibuat menjadi pakaian resmi dan semi resmi, ia justru mendesain dan menjual sepatu, slip on serta high heels dengan kain tersebut.

Ia menilai, tren pasar di Palembang soal fashion sepatu menjadi incaran masyarakat. Namun ia mengakui, warga Palembang lebih menyukai warna yang tidak mencolok dan berbeda dari keinginan pasar di Jawa khususnya Jakarta.

"Kami lihat tren pasar di Palembang saat awal masuk, sangat berbeda sekali dengan Jakarta dan Bandung yang notabene memang kota besar. Ternyata di Palembang orang-orangnya tidak suka warna terlalu cerah," ungkap dia.

Nadina menerangkan, sepatu berbahan kain songket dan jumputan dipadukan warna biru dongker, maroon, dan warna-warna netral lainnya.

"Kami sesuaikan dengan pasar dan ternyata waktu meluncurkan brand Mr Gee, produk kami yang kasual ready to wear serta berbahan kain jumputan sangat diminati. Apalagi warna hijau tua warna gelap, dan paling favorit biru dongker," katanya.

Baca Juga: UMKM Palembang Butuh Bersentuhan dengan Pelaku Usaha yang Lebih Tinggi

Berita Terkini Lainnya