Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan film Evil Does Not Exist (dok. NEOPA Inc/Evil Does Not Exist)
cuplikan film Evil Does Not Exist (dok. NEOPA Inc/Evil Does Not Exist)

Evil Does Not Exist adalah sebuah karya seni yang menggugah pikiran dan perasaan. Film drama Jepang ini ditulis dan disutradarai oleh Ryusuke Hamaguchi, seorang sineas yang dikenal karena gaya penceritaannya yang realistis dan mendalam. Film ini berhasil meraih dua penghargaan bergengsi di Festival Film Internasional Venesia ke-80, yaitu Grand Jury Prize dan FIPRESCI Award.

Film ini juga dinobatkan sebagai Film Terbaik di Festival Film London BFI 2023. Evil Does Not Exist mengajak kita untuk menyaksikan konflik antara peradaban modern dan alam, yang disajikan dengan cara yang halus dan menawan. Inilah lima fakta menarik yang perlu kamu ketahui tentang Evil Does Not Exist.

1. Awalnya, Evil Does Not Exist direncanakan sebagai film pendek tanpa dialog

cuplikan film Evil Does Not Exist (dok. NEOPA Inc/Evil Does Not Exist)

Proses pembuatan film ini dimulai pada Januari 2023, ketika Hamaguchi berniat untuk membuat film pendek berdurasi 30 menit yang hanya diiringi dengan musik yang dikomposisi oleh Eiko Ishibashi. Namun, seiring berjalannya waktu, Hamaguchi merasa bahwa film ini membutuhkan dialog dan durasi yang lebih panjang untuk mengembangkan karakter dan ceritanya.

Pada Juli 2023, Hamaguchi mengumumkan bahwa ia memiliki dua film baru yang akan diputar perdana di musim festival musim gugur: Evil Does Not Exist dan Gift. Gift adalah versi film pendek tanpa dialog yang awalnya direncanakan, yang akan diputar perdana di Film Fest Ghent Belgia pada Oktober 2023.

2. Evil Does Not Exist memenangkan dua penghargaan besar di Venesia

cuplikan film Evil Does Not Exist (dok. NEOPA Inc/Evil Does Not Exist)

Evil Does Not Exist berhasil menarik perhatian para juri dan kritikus di Festival Film Internasional Venesia ke-80, yang merupakan festival film tertua dan paling bergengsi di dunia. Film ini memenangkan Grand Jury Prize, yang merupakan penghargaan tertinggi kedua setelah Golden Lion, yang diberikan kepada film yang dianggap sebagai karya terbaik kedua oleh juri.

Evil Does Not Exist juga memenangkan FIPRESCI Award, yang merupakan penghargaan yang diberikan oleh Federasi Kritikus Film Internasional, yang terdiri dari kritikus film dari seluruh dunia. Film ini mendapat pujian karena cara Hamaguchi menggambarkan konflik antara modernisasi dan pelestarian lingkungan dengan cara yang halus dan mendalam.

Film ini pun meraih rating tinggi di situs database film internet IMDb 7/10, angka yang cukup meyakinkan bahwa film ini layak ditonton.

3. Evil Does Not Exist mengambil lokasi syuting di pedesaan dekat Tokyo

cuplikan film Evil Does Not Exist (dok. NEOPA Inc/Evil Does Not Exist)

Evil Does Not Exist bercerita tentang Takumi dan putrinya Hana, yang tinggal di Desa Mizubiki, dekat Tokyo. Suatu hari, penduduk desa mengetahui rencana untuk membangun sebuah tempat berkemah dekat rumah Takumi yang menawarkan penghuni kota sebuah “pelarian” yang nyaman ke alam. Rencana ini, yang diketahui Takumi dan tetangganya, akan memiliki konsekuensi buruk bagi kesehatan ekologis dan kebersihan komunitas mereka.

Evil Does Not Exist menampilkan pemandangan alam yang indah dan damai dari desa pedesaan, di mana rusa bebas berkeliaran, danau bersih, dan hutan lebat. Evil Does Not Exist juga menunjukkan kontras antara kehidupan sederhana dan harmonis di desa dengan kehidupan bising dan sibuk di kota.

4. Evil Does Not Exist memiliki musik yang menawan dan unik

cuplikan film Evil Does Not Exist (dok. NEOPA Inc/Evil Does Not Exist)

Salah satu aspek yang menarik dari Evil Does Not Exist adalah skor musik yang dikomposisi oleh Eiko Ishibashi, seorang musisi dan komposer Jepang yang dikenal karena karyanya yang eksperimental dan eklektik. Skor musik Evil Does Not Exist mencerminkan suasana dan tema film, yang bervariasi dari nada yang tenang dan melankolis hingga nada yang tegang dan menegangkan.

Skor musik Evil Does Not Exist juga menggunakan instrumen dan suara yang tidak biasa, seperti biola, piano, gitar, perkusi, dan suara binatang. Skor musik Evil Does Not Exist memberikan nuansa yang berbeda dan menambah daya tarik film.

5. Evil Does Not Exist mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang kejahatan dan kebaikan

cuplikan film Evil Does Not Exist (dok. NEOPA Inc/Evil Does Not Exist)

Evil Does Not Exist menunjukkan bahwa film ini bukan hanya tentang konflik antara manusia dan alam, tetapi juga tentang konflik antara nilai-nilai dan pandangan yang berbeda. Film ini tidak memberikan jawaban yang mudah atau hitam putih tentang siapa yang benar atau salah, tetapi malah mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang apa yang membuat sesuatu menjadi jahat atau baik, dan apakah ada hal yang benar-benar jahat atau baik.

Evil Does Not Exist menantang penonton untuk merefleksikan diri mereka sendiri dan lingkungan mereka, dan untuk mempertimbangkan dampak dari tindakan dan pilihan mereka. Film ini juga menunjukkan bahwa tidak ada yang sempurna, dan bahwa setiap orang memiliki alasan dan motivasi mereka sendiri untuk melakukan apa yang mereka lakukan.

Evil Does Not Exist adalah film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran yang berharga. Film ini mengajak kita untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda. Evil Does Not Exist adalah film yang layak untuk ditonton dan didiskusikan. Jika kamu belum menonton Evil Does Not Exist segeralah tonton dan rasakan keajaibannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team