3 Fakta dan Alasan Black Mirror Dikategorikan Serial Horor, Udah Tahu?

Siapa sih yang tidak tahu dengan serial Black Mirror, lantaran serial yang diciptakan oleh Charlie Brooker bergenre fiksi ilmiah satu ini berhasil menggaet banyak penonton saat perilisannya di Netflix sejak 2011 lalu. Bertemakan antologi yang dimana tiap episode berbeda cerita, Black Mirror sendiri berfokus pada kisah fiksi spekulatif dengan tema gelap dan satir mengenai masyarakat modern, terutama dampak buruk teknologi canggih.
Untuk sebagian penontonnya, serial ini hanya bergenre fiksi ilmiah. Tetapi Black Mirror menyuguhkan hal kelam lebih dari itu, bahkan mencapai titik ke genre horror tersendiri. Nah, dalam artikel satu ini kamu akan diberi fakta dan alasan kenapa serial Black Mirror dapat dikategorikan sebagai serial horor, coba gulir ke atas!
1. Dikemas elemen psikologis yang mengancam dan gelap

Serial Black Mirror memang mengedepankan isi ceritanya tentang dampak buruk dari teknologi. Tetapi sang kreator mengusung konsep serta segi cerita dengan berbagai elemen psikologis yang kelam dan gelap, sehingga menghadirkan suspense di tiap eksekusi subplotnya tersebut. Maka tak heran, adrenalin mengancam kepada penontonnya tersampaikan sesuai porsinya, layaknya serial bergenre horor pada umumnya.
Selain itu, hampir seluruh episode Black Mirror terbilang menyajikan elemen psikologis dengan kental, serta membuat penonton merasa tak nyaman akan isu yang dihadirkan. Tak lupa, serial satu ini mengeksplorasi berbagai gebrakan baru dalam konflik batin secara efektif.
2. Disebut horror-adjacent oleh kalangan pencinta horor

Meski tak berlabel horor oleh kreatornya secara offical dalam tag-genre-nya, namun serial Black Mirror sendiri jelas diusung oleh sang kreator dengan visi untuk memberikan isu dan visual kelam atau sajian horor berbeda kepada penonton dengan kemasan teknologi yang terbilang relevan. Hal ini mendukung Black Mirror dapat dicap dengan istilah horor-adjacent, lantaran memiliki unsur thriller dan suspense yang cukup nonstop, serta visi sang kreator yang memfokuskan teror psikologis tersebut.
Di sisi lain, kamu mungkin merasa beberapa episode Black MirrorĀ seperti serial horor pada umumnya, sebab menawarkan vibes dan atmosfir yang tak berbeda jauh.
3. Hadirnya adegan kekerasan atau torture

Selain dua alasan sebelumnya, Black Mirror dapat dicap serial horor terutamanya berkat paduan elemen torture dan graphic violence dalam serial ini cukup kental, terutama di beberapa bagian musim terbarunya. Sebagiannya memang tak divisualisasikan secara eksplisit, tetapi memang pembangunan isu atau konflik ini bisa dibuat lewat berbagai cara, seperti dari dialognya maupun adegan secara substext. Selain itu, penggambaran karakter gelap juga dapat membantu isi dari kelamnya cerita, hingga menambah atmosfir akan horor itu sendiri.
Serial Black Mirror memang bergenre fiksi-ilmiah, lantaran secara premis mengeksplorasi cerita kelam dan gelapnya teknologi, serta satir kehidupan yang tengah marak terjadi. Namun, poin utama yang disuguhkan akan isu gelap tersebut justru mendorong kompleksitas, hingga membangun sebuah gebrakan atau gaya teror satir tersendiri.
Setelah mengetahui ketiga fakta dan alasan serial Black Mirror dapat dikategorikan sebagai horor di atas, kamu tentunya penasaran dan ingin membuktikannya, bukan? Nah, coba tonton di Netflix sekarang mumpung musik terbarunya baru dirilis, ya!