Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tips Parenting untuk Anak Usia Dini yang Penuh Energi

ilustrasi anak-anak bermain (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi anak-anak bermain (pexels.com/Kindel Media)

Anak-anak usia dini, terutama yang berusia antara 2 hingga 5 tahun, dikenal dengan energi yang melimpah. Mereka selalu ingin bergerak, berlarian, dan menjelajahi segala hal di sekitar mereka. Sifat ini adalah bagian dari perkembangan fisik dan kognitif mereka yang penting, namun bagi orang tua, mengelola energi mereka yang tak terbendung bisa menjadi tantangan.

Jangan khawatir! Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengarahkan energi mereka secara positif, sekaligus mendidik mereka dalam prosesnya. Berikut adalah 5 tips parenting untuk anak usia dini yang penuh energi agar kamu dapat membantu anak berkembang dengan baik, sambil menjaga keseimbangan keluarga dan emosimu.

1. Ciptakan rutinitas yang teratur

ilustrasi jadwal makan anak (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi jadwal makan anak (pexels.com/Ron Lach)

Anak-anak usia dini merasa lebih aman dan nyaman ketika mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dalam kehidupan mereka. Rutinitas yang teratur akan membantu anak merasa lebih tenang, mengurangi kecemasan, dan memberikan struktur yang mereka butuhkan untuk menyalurkan energi mereka ke aktivitas yang bermanfaat.

Buatlah rutinitas harian yang melibatkan waktu untuk bermain, belajar, makan, tidur siang, dan waktu istirahat. Jangan lupa untuk menyelipkan kegiatan fisik dalam rutinitas tersebut, seperti bermain di luar rumah atau melakukan gerakan tubuh yang menyenangkan. Dengan rutinitas yang terstruktur, anak tidak hanya belajar mengelola waktu mereka, tetapi juga menyalurkan energi mereka dengan cara yang positif.

2. Ajak anak bermain di luar ruangan

ilustrasi bermain di luar (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi bermain di luar (pexels.com/Ron Lach)

Salah satu cara terbaik untuk membantu anak dengan energi yang berlebihan adalah dengan mengajak mereka bermain di luar ruangan. Aktivitas fisik seperti berlari, melompat, atau bermain bola dapat membantu membakar energi mereka dan mengembangkan keterampilan motorik kasar mereka. Bermain di luar ruangan juga memberi anak kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka, belajar tentang alam, dan mengembangkan keterampilan sosial.

Jadwalkan waktu setiap hari untuk beraktivitas di luar ruangan, seperti pergi ke taman, bersepeda, atau sekadar berjalan kaki. Kegiatan fisik ini tidak hanya membantu mereka mengeluarkan energi, tetapi juga meningkatkan kesehatan fisik mereka secara keseluruhan. Pastikan anak tetap aman saat bermain di luar, dan pilih aktivitas yang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan mereka.

3. Berikan aktivitas yang melibatkan fokus dan kreativitas

ilustrasi bermain puzzle (pexels.com/ Yan Krukau)
ilustrasi bermain puzzle (pexels.com/ Yan Krukau)

Selain aktivitas fisik, anak-anak usia dini juga membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kognitif dan kreatif mereka. Memberikan kegiatan yang melibatkan konsentrasi dapat membantu menyalurkan energi mereka secara lebih tenang. Aktivitas seperti menggambar, menyusun balok, membuat kerajinan tangan, atau bermain puzzle adalah cara yang baik untuk membantu anak berfokus pada sesuatu yang konstruktif.

Kamu bisa menyediakan berbagai bahan kreatif, seperti kertas warna, pensil, atau alat musik mainan, dan mengajak anak membuat sesuatu sesuai imajinasi mereka. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya mengalihkan energi mereka, tetapi juga merangsang perkembangan otak dan keterampilan motorik halus mereka. Selain itu, kegiatan ini bisa menjadi kesempatan yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama anak.

4. Ajarkan anak untuk mengelola emosi

ilustrasi anak menangis (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi anak menangis (pexels.com/Yan Krukau)

Energi berlebih sering kali disertai dengan perasaan yang kuat. Anak-anak usia dini masih belajar cara mengelola emosi mereka, dan mereka mungkin merasa kesal atau frustasi ketika tidak dapat melakukan apa yang mereka inginkan. Salah satu cara untuk mengelola energi anak adalah dengan mengajarkan mereka cara mengelola perasaan mereka dengan cara yang sehat.

Ajarkan anak teknik-teknik sederhana untuk menenangkan diri, seperti bernapas dalam-dalam atau menghitung hingga 10 ketika mereka merasa marah atau kesal. Kamu juga bisa berbicara dengan mereka tentang perasaan mereka dan membantu mereka memahami bagaimana cara mengungkapkan perasaan dengan kata-kata. Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya belajar mengelola energi mereka, tetapi juga mengembangkan keterampilan emosional yang penting untuk kehidupan mereka.

5. Tetapkan batasan yang jelas dengan penuh kasih sayang

ilustrasi mengajari anak (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi mengajari anak (pexels.com/MART PRODUCTION)

Anak-anak usia dini membutuhkan batasan yang jelas untuk merasa aman dan terarah. Mereka mungkin tidak selalu mengerti alasan di balik aturan yang kamu tetapkan, tetapi sangat penting untuk memberi mereka batasan yang konsisten. Batasan ini membantu mereka tahu apa yang diharapkan dari mereka dan memberikan rasa aman.

Tetapkan aturan yang jelas, seperti "Kita bermain di luar ruangan, bukan di dalam rumah," atau "Mari kita bermain dengan tenang saat waktu istirahat." Pastikan kamu memberikan penjelasan yang sesuai dengan usia anak, dan bersikap tegas tetapi penuh kasih sayang ketika mereka melanggar aturan.

Ingat, tujuan dari menetapkan batasan adalah untuk membantu anak memahami cara berperilaku dengan baik, bukan untuk menghukum mereka. Konsistensi dalam penerapan aturan sangat penting agar anak merasa bahwa mereka tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Mengasuh anak usia dini yang penuh energi memang memerlukan perhatian ekstra dan pendekatan yang penuh kasih. Dengan menciptakan rutinitas yang teratur, memberikan kesempatan untuk bermain di luar ruangan, menyediakan aktivitas kreatif, mengajarkan mereka cara mengelola emosi, dan menetapkan batasan yang jelas, kamu dapat membantu anak menyalurkan energi mereka dengan cara yang positif dan mendidik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us