5 Trauma yang Disebabkan Orangtua dan Efek Jangka Panjang Pada Anak

Luka mental seperti trauma tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, tapi seseorang pun juga bisa mengalaminya ketika masih kecil dan anak-anak. Trauma yang dirasakan oleh anak pun sesungguhnya juga bisa disebabkan oleh keluarga dan orangtuanya sendiri, lho. Bisa dari pola parenting yang salah, sikap orangtua yang buruk, atau trauma yang disebabkan pertengkaran orangtua saat dilihat anak.
Lalu trauma anak seperti apa saja yang disebabkan oleh orangtua? Ada banyak macamnya, mulai dari trauma pengabaian, trauma ditinggalkan, trauma dipermalukan, hingga mungkin trauma kekerasan. Luka mental yang efeknya jangka panjang dan terbawa hingga ia dewasa.
1. Trauma pengabaian merasa tak didengar dan dilihat

Orangtua yang suka sibuk sendiri dan mengabaikan anak berhati-hatilah karena hal itu bisa menyebabkan trauma pada anak. Meskipun kelihatannya sepele bagi orang dewasa, tapi anak yang berulangkali mengalami pengabaian karena tak didengar dan tak dianggap keberadaannya, lama-kelamaan bisa menjadi trauma.
Efek jangka panjangnya membuat anak sakit hati sekali kalau diabaikan oleh pasangan, selalu ingin diapresiasi, dan selalu diperhatikan. Bisa-bisa ia melakukan hal sama kepada orang lain.
2. Trauma kekerasan fisik dan verbal

Orangtua yang juga suka melampiaskan marah dengan kekerasan, entah itu secara fisik maupun verbal, sesungguhnya dapat menyebabkan trauma anak. Tak peduli bentuk kekerasan yang dilakukan besar atau kecil, tapi yang namanya diperlakukan kasar tentu menyakiti anak.
Anak yang tumbuh dengan orangtua yang penuh dengan kekerasan bisa menjadi kuat dan keras pribadinya, atau juga menjadi lemah dan penuh ketakutan hingga ia dewasa.
3. Trauma pertengkaran menyaksikan konflik orangtua

Memang sudah hukumnya dalam parenting kalau mau bertengkar dengan pasangan jangan di depan anak. Karena menyaksikan konflik keluarga, pertengkaran antara orangtua, atau perilaku negatif ketika bertengkar dapat menjadi trauma bagi anak.
Anak bisa ketakutan melihat orangtuanya terus bertengkar dan saling menyakiti, apalagi kalau kekerasan di dalamnya. Maka sampai dewasa ia bakal takut menikah karena contoh pernikahan di depannya semenyakitkan itu.
4. Trauma ditinggalkan

Jenis trauma anak lainnya yang disebabkan oleh orangtua adalah trauma ditinggalkan. Sang anak mungkin sering ditinggal pergi kedua orangtuanya kerja seharian, diancam untuk dibuang atau ditinggal kalau gak menurut.
Kesendirian anak karena ditinggal orangtua plus juga ketakutannya setiap kali ditinggal, sebagai ancaman menjadi trauma yang berefek pada hubungan dengan pasangan hingga membuatnya sangat takut ditinggal dan putus.
5. Trauma dipermalukan

Ada banyak cara mengingatkan dan menegur kesalahan anak, tapi sengaja mempermalukannya di depan banyak orang bukanlah cara yang tepat. Misalnya seperti memarahinya di depan teman-teman, datang ke sekolah dan menghakiminya di depan orang banyak, atau mengejek kekurangannya di depan orang.
Efek jangka panjang dari trauma dipermalukan seperti ini bisa membuat hilangnya kepercayaan diri dalam anak, sehingga harga dirinya menjadi rendah dan terluka.
Orangtua mestinya berhati-hati dalam memperlakukan anak, karena sikap dan cara asuh yang salah dapat menjadi trauma.