RSUP Mohammad Hoesin (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Mengutip Indonesia Renal Registry (IRR), penyebab gagal ginjal karena kondisi glomerulonefritis di urutan pertama (25%), kemudian akibat diabetes mellitus (23%), hipertensi (20%) dan ginjal polikistik (10%). Selain itu ada juga faktor lain yang mempengaruhi seperti obesitas, merokok, usia yang lebih dari 50 tahun, dan riwayat keluarga memiliki penyakit.
Suprapti menyampaikan, gagal ginjal bisa terjadi pada anak-anak. Pasien termuda yang sering ia rawat berusia 18 tahun. Namun katanya, usia anak dari lima tahun sudah banyak yang mengalami kerusakan ginjal hingga wajib perawatan cuci darah.
"Jadi subdivisi ginjal ini ada tanggung jawab masing-masing. Jika pasien usia di bawah 18 tahun, jadi tanggung jawab dokter anak dan di atas usia itu kami penyakit dalam yang bertindak," kata dia.
Kebanyakan pasien gagal ginjal usia 18 tahun diawali tanda peradangan organ kemudian tak diobati ditambah pola hidup dan kebiasaan konsumsi makanan tidak sehat, sampai akhirnya ginjal membengkak.
"Kalau dibilang karena minum-minuman pengawet dan bersoda, bukan faktor itu saja. Tapi hasil konsultasi, banyak dari mereka (pasien) sering mengonsumsinya (minuman bersoda dan pengawet) secara terus menerus dalam sehari lebih dari tiga kali dan kurang minum mineral. Tapi penelitian yang memastikan faktor utama karena minuman tersebut belum ada," jelas Suprapti.