Pedagang Telok Abang di Palembang Mulai Ramai Jelang 17-an

Telok abang merupakan mainan tradisional dari gabus sintetis

Palembang, IDN Times - Setiap daerah memiliki tradisi saat menyambut atau merayakan hari kemerdekaan. Seperti di Palembang yang selalu ramai oleh pedagang telok abang saat mendekati hari kemerdekaan atau momen perayaan 17 Agustus.

Telok abang merupakan mainan tradisional anak-anak Bumi Sriwijaya yang bisa dibeli saat Agustus. Telok abang mulai dijual sekitar satu bulan sebelum Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI).

Baca Juga: Kapal Telok Abang, Tradisi Tahunan Momen Kemerdekaan di Palembang

1. Telok abang hanya ada di Palembang saat momen 17 Agustus

Pedagang Telok Abang di Palembang Mulai Ramai Jelang 17-anPermainan tradisional telok abang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Pedagang telok abang di Palembang biasanya ramai di sepanjang Jalan Radial menuju Jalan Merdeka hingga ke Jalan 26 Ilir. Telok abang merupakan mainan pesawat atau kapal yang dibuat dari bahan styrofoam atau gabus sintetis. Sebuah telur ditancapkan di atas mainan tersebut.

Telok abang berarti telur merah. Dalam bahasa Palembang, telok merupakan telur dan abang artinya warna merah.

"Kami sudah puluhan tahun berjualan kapal telok abang. Permainan ini sudah menjadi tradisi turun menurun sejak lama dan hanya ada di Palembang menjelang 17 Agustus," kata Riska, pedagang telok abang di Jalan Merdeka, Minggu (24/7/2022).

Baca Juga: Demi Jaga Tradisi Palembang, Mamad Teruskan Bikin Mainan Telok Abang

2. Telok abang dijual mulai harga Rp35-40 ribu per buah

Pedagang Telok Abang di Palembang Mulai Ramai Jelang 17-anPenjual telok abang di Palembang mulai ramai, tanda hari kemerdekaan sudah dekat (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Meski dominan berbentuk seperti mainan tradisional anak-anak, namun telok abang juga bisa menjadi hiasan menarik untuk dipajang di rumah. Selain berbentuk pesawat dan kapal, telok abang juga bisa dibuat jadi replika Jembatan Ampera.

"Untuk telok abang berbentuk kapal dijual hingga Rp40 ribu, sedangkan pesawat seharga Rp35 ribu," jelasnya.

3. Penjualan telok abang turun 80 persen saat pandemik COVID-19

Pedagang Telok Abang di Palembang Mulai Ramai Jelang 17-anPermainan tradisional telok abang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Meski masih bisa ditemui saat mendekati momen HUT RI, namun pedagang telok abang di Palembang mulai berkurang. Modernisasi menjadi hal yang tak dapat dipungkiri, sehingga pedagang telok abang perlahan menghilang.

Selain karena kesulitan mencari bahan pembuatan mainan telok abang, pengrajinnya pun mulai sedikit. Sebab tidak banyak anak muda yang ingin mempelajari bagaimana cara membuatnya.

Apalagi kondisi pandemik COVID-19 dalam dua tahun belakangan turut membuat penjual dan pembeli telok abang menurun. Padahal pedagang telok abang banyak berharap agar tradisi tersebut tak hilang oleh waktu.

"Penjualan kapal telok abang sepi saat pandemik kemarin, hampir 80 persen. Harapannya tahun ini jualan telok abang bisa habis seperti sebelum pandemik," tandas dia.

Baca Juga: Terkenang Kisah Telok Abang, Herman Deru: Teloknyo Diambek Kakak Aku!

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya