Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi konflik ibu dan anak perempuan (pexels.com/id-id/cottonbro)

Intinya sih...

  • Anak perempuan merasa ibu terlalu cerewet, pengatur, dan selalu ingin tahu urusan pribadi
  • Ibu tidak menyadari banyak hal yang sudah tidak dapat lagi diterapkan pada anak, sehingga menimbulkan konflik
  • Kecemburuan ibu pada anak karena kebebasan dan kesempatan yang dimiliki anak perempuannya dapat menjadi penyebab konflik

Pada saat seorang anak perempuan masih kecil, sosok ibu merupakan segalanya dan sangat diidolakannya. Dia juga sering kali bercita-cita ingin seperti ibunya. Namun, menjelang masuk sekolah penilaian mulai bergeser.

Ibu dianggap sebagai pribadi yang galak. Dengan segala peraturan, disiplin,  yang diterapkan sehingga tak jarang ada yang menganggap ibunya adalah tiger mother. Menjelang remaja, masa ini dapat dikatakan saat yang memanas antara ibu dan anak perempuannya.

Sering terjadi beda pendapat, bertengkar, dan berontak. Ibu dianggap terlalu cerewet, pengatur, dan selalu ingin tahu urusan ‘pribadi.’ Pokoknya anak perempuan menganggap ibunya sebagai sosok yang menyebalkan. Sehingga hari-hari selalu diwarnai dengan konflik hingga tak jarang terjadi percekcokan.

Jika diamati, seharusnya antara ibu dan anak perempuannya tidak terjadi konflik karena mereka mempunyai ikatan batin dan emosional yang erat. Dilansir The Journal of Neurosciene, dalam otak terdapat sistem kortikolimbik.

Sistem ini mengatur bagaimana berperilaku, bertindak, dan mengatur emosi. Ternyata sistem kortikolimbik pada ibu berhubungan dengan yang ada pada anak perempuannya. Sehingga ada pola yang berkaitan dengan emosional, diturunkan dari ibu pada anak perempuannya.

Maka tercipta hubungan emosional yang kuat antara ibu dan anak perempuan. Misalnya saat anak perempuan sedang mengalami kesulitan atau masalah, ibu adalah orang pertama yang peka atau merasakannya. Nah, jika demikian mengapa ibu dan anak perempuan sering konflik? Berikut lima penyebabnya:

1.Menerapkan pola asuh yang turun menurun

ilustrasi pola asuh terun temurun (pexels.com/id-id/21zere)

Pola asuh yang ibumu dapatkan dari nenek secara gak langsung juga ingin terapkan pada dirimu. Jika saat itu ibu tidak mengikuti apa yang nenek lakukan maka dianggap anak yang tidak patuh. Nah, ibumu juga menerapkan hal tersebut padamu.

Namun, ibumu tidak menyadari banyak hal yang sudah tidak dapat lagi diterapkan saat ini. Sehingga menimbulkan konflik, pertentangan, dan akhirnya jadi bertengkar.

2.Tidak memberikan kesempatan pada anak melakukan hal dengan caranya sendiri

ilustrasi melakukan kegiatan sendiri (pexels.com/id-id/kampus)

Seorang ibu mempunyai harapan jika anak perempuannya menggantikan posisinya. Dalam mengurus hal seputar rumah tangga saat dia tidak survive lagi. Ibumu tidak yakin jika kamu dapat melakukan dengan caramu sendiri.

Sehingga membuat ibu tak jarang selalu ngomel agar kamu mengikuti caranya dalam mengurus rumah.

3.Tidak ingin kegagalannya kamu alami juga

ilustrasi anak perempuan wisuda (pexels.com/id-id/angela-chacon)

Pada saat ibu seusia kamu mungkin ingin terus melanjutkan sekolah atau bekerja mencari uang. Namun, budaya saat itu setelah lulus tidak dapat melanjutkan, akhirnya nikah. Sehingga ibumu jadi gagal mengejar impiannya.

Nah, dari kegagalan itu ibumu tidak ingin kamu mengalaminya. Ibu ingin agar kamu lebih sukses dari dirinya. Mungkin kamu tidak mengerti tujuan tersebut sehingga saat melihat kamu malas belajar atau santai-santai ibu akan menegur dan kamu tidak menerima.

4.Ibu yang selalu mengontrol

ilustrasi ibu menghunungi anak perempuannya (pexels.com/id-id/karolina-grabowska)

Saat kamu sedang bepergian apakah ibu selalu menghubungi? Sekedar menanyakan jam berapa pulang, sudah sampai di mana, jangan lupa makan. Kamu mungkin menganggap, kontrol ibu berlebihan.

Dan kamu merasa ibu mengendalikan hidupmu sehingga jadi frustasi. Padahal ibu melakukan hal tersebut adalah bentuk rasa tanggung jawab, kekhawatirannya, dan kasih sayang serta upaya melindungimu dari bahaya yang tidak kamu sadari.

5.Kecemburuan

ilustrasi kecemburuan (pexels.com/id-id/mart-production)

Penyebab sering terjadi konflik dapat juga karena kecemburuan. Dilansir American Counseling Association, rasa cemburu seorang ibu pada anak karena kebebasan dan kesempatan yang dimiliki anak perempuannya. Bisa jadi kesempatan itu tidak pernah dimiliki sang ibu.

Kecemburuan tidak hanya terjadi pada ibu, anak juga dapat cemburu terhadap ibunya yang dianggap lebih sukses karirnya, hubungan, atau kehidupan pribadinya. Ketegangan antara ibu dan anak perempuan akibat kecemburuan ini sebenarnya adalah rasa kagum yang tidak disadari. Jika rasa cemburu ini dikelola dengan baik akan berubah menjadi motivasi yang baik bagi ibu atau anak.

Setiap anak perempuan pasti mempunyai cerita tersendiri yang kompleks dan unik tentang ibunya. Untuk menghindari konflik antara kamu dan ibu harus ada komunikasi,  saling menghargai, memahami, dan mendukung satu sama lain. Jalin hubungan yang manis dengan ibu. Karena kelak kamu juga akan menjadi ibu dari anak perempuanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team