TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Ciri-ciri Orang Otoriter yang Harus Kamu Kenali, Waspada!

Berinteraksi lah dengan orang otoriter secara bijak

ilustrasi rapat kantor (pexels.com/fauxels)

Intinya Sih...

  • Orang otoriter sulit menerima pendapat atau sudut pandang yang berbeda
  • Mereka menunjukkan perilaku dominan dan keras kepala, menghambat kerjasama
  • Kekurangan empati membuat mereka terlihat tidak sensitif terhadap orang lain

Dalam dinamika sosial sehari-hari, seringkali kita bertemu dengan orang-orang yang memiliki kecenderungan otoriter. Kecenderungan ini tidak hanya terbatas pada lingkungan kerja atau dalam hubungan pribadi, tetapi juga dapat ditemui di berbagai bidang kehidupan.

Penting bagi kita untuk l mengenali ciri-ciri orang otoriter agar dapat berinteraksi dengan mereka secara bijaksana, bahkan untuk memahami latar belakang perilaku mereka.

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang perilaku ini, diharapkan kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan saling menghormati. Simak sampai selesai, ya!

Baca Juga: 5 Tips Mendapatkan Kepercayaan Atasan Tanpa Harus Menjilat

1. Ketidakmampuan menerima pendapat lain

ilustrasi bos dan karyawan (pexels.com/fauxels)

Salah satu ciri utama dari orang otoriter adalah ketidakmampuan mereka untuk menerima pendapat atau sudut pandang yang berbeda. Mereka cenderung memaksakan pandangan dan keyakinan mereka kepada orang lain, tanpa memperhatikan argumen atau fakta yang mungkin berbeda.

Hal ini sering kali terjadi karena rasa superioritas atau kebutuhan untuk mengendalikan situasi. Mereka sulit untuk membuka diri terhadap ide-ide baru atau sudut pandang alternatif, dan cenderung memandang pendapat lain sebagai ancaman terhadap otoritas mereka.

Sikap tersebut bisa membuat komunikasi menjadi sulit, karena mereka tidak mau mendengarkan atau mempertimbangkan sudut pandang orang lain.

Orang otoriter sering menunjukkan perilaku dominan dan keras kepala, yang membuat sulit untuk bernegosiasi atau bekerja sama secara kolaboratif. Mereka mungkin menganggap bahwa pendapat mereka adalah yang paling penting dan benar, tanpa memperhitungkan kontribusi atau ide dari orang lain.

Hal ini dapat menghambat proses pengambilan keputusan dan mengurangi kreativitas dalam sebuah tim atau kelompok. Selain itu, ketidakmampuan mereka untuk menerima pendapat lain juga dapat menciptakan lingkungan yang tidak inklusif, di mana orang-orang merasa tidak nyaman atau tidak dihargai.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Dilakukan saat Pasangan Menolak Putus

2. Kekurangan empati terhadap orang lain

ilustrasi teman kantor (pexels.com/Ivan Samkov)

Orang otoriter seringkali kekurangan empati terhadap orang lain. Mereka cenderung tidak peduli dengan perasaan atau kebutuhan orang lain, dan lebih fokus pada pemenuhan keinginan atau kepentingan mereka sendiri.

Mereka terlihat tidak sensitif atau acuh terhadap penderitaan atau kesulitan orang lain. Ketika berada dalam posisi kekuasaan, mereka mungkin menggunakan kekuatan mereka untuk memanipulasi atau menekan orang lain, tanpa memperhatikan dampaknya.

Kekurangan empati ini juga dapat menghambat kemampuan mereka untuk memimpin secara efektif, karena kepemimpinan yang baik sering kali memerlukan pemahaman dan perhatian terhadap orang-orang di sekitar mereka.

Tanpa empati, mereka mungkin sulit untuk membangun hubungan yang kuat atau memperoleh dukungan dari orang lain. Selain itu, kurangnya empati juga dapat menciptakan ketegangan dan konflik dalam hubungan interpersonal, karena orang-orang mungkin merasa diabaikan atau tidak dihargai oleh orang otoriter.

Verified Writer

Fiqrah Risar Mohammed

Mahasiswa gabut yang suka bubur ayam kayungyung. @fiqrah_risar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya