Sejarah Tari Tanggai Palembang; Upacara Persembahan Jadi Sambut Tamu

Gerakan tari tanggai beberapa kali mengalami perubahan

Intinya Sih...

  • Tari tanggai merupakan budaya penyambutan tamu khas Palembang sejak masa kesultanan.
  • Dasar hukum tentang tari tanggai sangat penting untuk perlindungan dan pelestarian, serta sebagai penindakan terhadap pelanggar hak cipta.
  • Tari tanggai memiliki sejarah panjang dan sakral sebagai tarian persembahan terhadap dewa siwa dengan properti khusus bernama tanggai.

Palembang, IDN Times - Budaya dan tradisi tak terlepas dari pelestarian pemerintah daerah agar tidak hilang tertelan zaman. Namun kini berbagai budaya serta tradisi perlahan punah, bahkan sebagian anak muda pun sudah tidak lagi tahu.

Begitu juga dengan tari tanggai khas Palembang. Budaya asli Sumtra Selatan (Sumsel) ini pelan-pelan tergerus masa dan mulai jarang ditampilkan dalam suatu acara. Padahal tari tanggai adalah budaya penyambutan tamu sejak masa kesultanan.

Baca Juga: 29 April Hari Tari Internasional: Ini Sejarahnya

1. Tari Tanggai kerap disebut tari kepak khas Palembang

Sejarah Tari Tanggai Palembang; Upacara Persembahan Jadi Sambut TamuTari tanggai khas Palembang (instagram/rumelpalembang)

Budayawan Sumsel, Vebri Al Lintani mengatakan, tari tanggai atau tari kepak khas Palembang kembali tenar dan menjadi ikon penyambutan tamu setelah peristiwa pemberontakan G30S PKI.

"Tari Tanggai bermakna ucapan selamat datang dari tuan rumah," kata dia kepada IDN Times, Minggu (28/4/2024).

Baca Juga: Ribuan Penari Bakal Unjuk Gigi di Hari Tari Sedunia di Cimahi

2. Tari Tanggai merupakan turunan Gending Sriwijaya

Sejarah Tari Tanggai Palembang; Upacara Persembahan Jadi Sambut TamuTari tanggai khas Palembang (instagram/laelypassions)

Tari tanggai merupakan tari tradisional turunan Gending Sriwijaya yang khas menampilkan sisi lentik para penari dari kelentikan jari. Tari tanggai sudah ada dari Abad 17 Masehi (1.600) zaman belanda mendirikan Kesultanan Palembang Darussalam.

Tari tanggai dahulu jadi ikon perempuan zaman kerajaan, yang berarti Sultan mengharamkan Gadis atau Perempuan menari, sehingga seluruh pertunjukan diperankan oleh pria. Seiring peradaban zaman, tari tanggai pun boleh dimainkan wanita.

"Dalam catatan sejarah, tari tanggai sering ditampilkan di setiap kegiatan acara pemerintahan. Tapi pemerintah juga belum membuat dasar hukumnya dan mematenkan tari ini agar tidak diambil pihak lain," jelasnya.

3. Tari Tanggai sangat membutuhkan pelestarian dan dasar hukum

Sejarah Tari Tanggai Palembang; Upacara Persembahan Jadi Sambut TamuTari tanggai khas Palembang (instagram/penari_adat_palembang)

Vebri menjelaskan, dasar hukum tentang tari tanggai sebagai tradisi sambut tamu sangat penting untuk perlindungan dan pelestarian. Sebab apabila ada kasus penyalahgunaan fungsi dapat ditindaklanjut oleh pemerintah dan masyarakat.

"Begitu pula jika ada yang mengaku-aku pencipta dari tari ini, maka bisa saja dilaporkan sebagai pelanggar hak cipta atau plagiator," timpal dia.

Tari tanggai bisa disebut ada dan tiada, karena berdasarkan cerita lisan tari tersebut sudah tenar. Namun secara tertulis dalan beberapa catatan sejarah tidak ada yang menetapkan secara yuridis.

"Dikatakan tidak ada karena memang tidak pernah ditetapkan secara hukum oleh Pemprov dan Pemkot sebagai tari sambut," jelasnya.

4.Tari Tanggai memiliki kesamaan dengan tari asal Tiongkok

Sejarah Tari Tanggai Palembang; Upacara Persembahan Jadi Sambut TamuTari tanggai khas Palembang (instagram/sanggarmusi)

Sejarah singkat tari tanggai yang dihimpun IDN Times dari beberapa sumber, tari tradisional khas Sumsel ini adalah tari persembahan terhadap dewa siwa dengan membawa sesajian yang berisi buah dan beraneka ragam bunga pada abad ke-5 masehi.

Pada zaman dahulu, Tari Tanggai bertujuan sebagai tari persembahan pengantar sesajian sehingga dikategorikan tarian yang sakral. Nama Tari Tanggai berasal dari alat atau properti seperti kuku yang terbuat dari lempengan tembaga.

Properti tersebut dipakai penari yang bernama tanggai. Pemakaian tanggai di delapan jari penari kecuali jempol. Keutamaan penari tanggai harus memiliki kelentikan terutama pada jari-jari tangan saat memakai Tanggai.

Tari Tanggai Palembang memiliki kesamaan dengan tarian Tiongkok. Hal ini karena zaman dulu terdapat kerajaan besar yang dibangun keturunan raja Syailendra, dan secara tidak langsung diajarkan sebagai tari persembahan terhadap dewa.

Baca Juga: Peringati Adeging Mangkunegaran ke-267 Gelar Trilogi Tari

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya