5 Tipe MBTI yang Cenderung Gak Prioritaskan Chat dalam Hubungan

Dalam menjalani hubungan, setiap individu memiliki cara komunikasi yang berbeda. Sebagian orang menganggap percakapan melalui pesan singkat sebagai hal penting, sementara yang lain lebih nyaman dengan komunikasi langsung atau dalam situasi tertentu saja.
Kepribadian dalam MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) menunjukkan bahwa ada beberapa tipe yang cenderung tidak menjadikan berkirim pesan sebagai prioritas utama. Hal ini bukan berarti mereka tidak peduli terhadap pasangan, melainkan lebih berkaitan dengan preferensi komunikasi dan cara mereka mengekspresikan perhatian.
Biar kamu tidak penasaran, yuk simak kelima tipe MBTI yang cenderung tidak prioritaskan chat dalam hubungan. Scroll, ya!
1. INTJ

INTJ dikenal sebagai individu yang memiliki pola pikir strategis dan lebih mengutamakan efisiensi dalam komunikasi. Ketika harus berkomunikasi, mereka lebih memilih pesan yang memiliki tujuan jelas dibandingkan dengan percakapan ringan yang berlangsung lama. Bagi mereka, berkirim pesan hanya dilakukan ketika diperlukan, bukan sebagai bentuk interaksi yang harus terus-menerus dijaga.
Jika sesuatu dapat disampaikan secara langsung dalam pertemuan atau melalui panggilan singkat, mereka akan lebih memilih opsi tersebut dibandingkan menghabiskan waktu untuk membalas pesan tanpa tujuan yang signifikan. Selain itu, INTJ memiliki kecenderungan untuk fokus pada hal-hal yang mereka anggap lebih penting, seperti pekerjaan, pengembangan diri, atau proyek pribadi.
Waktu yang mereka habiskan untuk berpikir dan merencanakan masa depan membuat mereka kurang tertarik untuk terus-menerus memeriksa ponsel dan merespons pesan. Hal ini dapat membuat pasangan mereka merasa kurang diperhatikan, meskipun sebenarnya INTJ tetap memiliki kepedulian yang mendalam.
2. INTP

INTP adalah tipe kepribadian yang sering tenggelam dalam pikirannya sendiri. Mereka gemar menganalisis berbagai hal dan terkadang lupa untuk melakukan interaksi sosial, termasuk berkirim pesan. Menanggapi pesan secara rutin bukanlah sesuatu yang alami bagi mereka karena fokus utama mereka sering kali tertuju pada pemikiran mendalam atau eksplorasi ide-ide baru.
Jika tidak ada hal yang benar-benar penting, INTP lebih suka mengabaikan notifikasi dan melanjutkan aktivitas mereka tanpa terganggu oleh percakapan yang dianggap kurang mendesak. Bagi INTP, komunikasi terbaik adalah yang memiliki substansi dan memberikan wawasan baru. Mereka tidak merasa perlu untuk sekadar bertukar pesan tanpa adanya informasi yang berarti.
Dalam hubungan, mereka menunjukkan kasih sayang dengan cara yang lebih konseptual, seperti berbagi wawasan menarik atau berdiskusi mengenai topik yang mereka sukai. Hal ini bisa membuat pasangan mereka merasa bahwa INTP kurang terlibat dalam percakapan sehari-hari, meskipun sebenarnya mereka tetap peduli dan memiliki rasa sayang yang kuat terhadap orang yang mereka cintai.
3. ISTP

ISTP adalah tipe kepribadian yang lebih suka melakukan sesuatu secara langsung daripada membicarakannya melalui pesan. Mereka cenderung pragmatis dan menikmati kebebasan dalam menjalani hidup, termasuk dalam hal komunikasi. Bagi ISTP, terlalu banyak berkirim pesan dapat terasa seperti sebuah kewajiban yang membatasi ruang gerak mereka.
Mereka lebih suka menghubungi pasangan jika ada sesuatu yang benar-benar perlu dibicarakan, bukan sekadar untuk menjaga komunikasi tetap berlangsung. Selain itu, ISTP lebih nyaman dalam situasi yang nyata dan praktis dibandingkan interaksi virtual. Mereka menikmati momen kebersamaan saat bertemu secara langsung daripada sekadar berkomunikasi melalui teks.
Pasangan yang terbiasa dengan intensitas komunikasi yang tinggi melalui pesan mungkin akan merasa ISTP kurang responsif. Namun, ISTP lebih menunjukkan perhatian mereka melalui tindakan nyata, seperti membantu ketika dibutuhkan atau mengajak melakukan kegiatan bersama, daripada sekadar mengirim pesan secara rutin.
4. ENTJ

ENTJ adalah individu yang memiliki orientasi kuat terhadap tujuan dan efisiensi. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka lebih fokus pada produktivitas dan pencapaian daripada interaksi yang berlarut-larut melalui pesan singkat. ENTJ tidak melihat berkirim pesan sebagai sesuatu yang esensial dalam hubungan, kecuali jika percakapan tersebut berkaitan dengan perencanaan atau hal yang dianggap penting.
Mereka lebih suka berbicara langsung atau menggunakan komunikasi yang lebih efektif seperti panggilan telepon jika ada sesuatu yang perlu disampaikan. Karakter ENTJ yang tegas dan langsung membuat mereka tidak terlalu memikirkan hal-hal kecil dalam komunikasi, termasuk keharusan untuk membalas pesan dengan cepat.
Jika mereka sedang sibuk dengan pekerjaan atau proyek yang sedang dijalankan, mereka cenderung mengabaikan notifikasi dan baru akan merespons ketika merasa waktunya tepat. Hal ini bukan berarti mereka tidak peduli terhadap pasangan, melainkan mereka memiliki cara tersendiri dalam membangun hubungan yang lebih berorientasi pada tindakan nyata dibandingkan komunikasi yang konstan melalui teks.
5. ISTJ

ISTJ adalah tipe kepribadian yang sangat terstruktur dan disiplin dalam menjalani hidup. Mereka cenderung mengutamakan tanggung jawab dan kewajiban dibandingkan dengan percakapan ringan yang tidak memiliki tujuan jelas. Dalam hubungan, ISTJ tidak melihat berkirim pesan sebagai bentuk komunikasi yang utama. Mereka lebih suka berkomunikasi secara langsung dan hanya akan mengirim pesan jika ada sesuatu yang perlu disampaikan dengan jelas.
Karena sifatnya yang praktis, ISTJ lebih memprioritaskan hal-hal yang menurut mereka penting dan produktif. Mereka tidak terlalu menyukai percakapan yang terlalu sering dan berulang melalui teks karena merasa hal tersebut tidak efektif.
Jika sedang bekerja atau mengerjakan sesuatu, ISTJ akan lebih fokus pada tugas yang ada daripada membalas pesan tanpa urgensi. Pasangan mereka mungkin merasa kurang diperhatikan dalam percakapan digital, tetapi ketika ISTJ menunjukkan komitmen dan konsistensi dalam hubungan secara langsung, itulah cara mereka mengekspresikan kepedulian dan rasa cinta yang sesungguhnya.
Pemahaman terhadap perbedaan ini dapat membantu pasangan untuk lebih menghargai cara komunikasi satu sama lain. Hubungan yang sehat tidak selalu ditentukan oleh seberapa sering seseorang mengirim pesan, melainkan oleh seberapa baik kedua pihak memahami dan menerima cara komunikasi yang dimiliki masing-masing.