4 Alasan Logis Kenapa Resign Bisa Jadi Pilihan Terbaik

Resign dari pekerjaan bukanlah keputusan yang mudah untuk dibuat. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan matang-matang sebelum memutuskan untuk meninggalkan tempat kerja saat ini. Oleh karena itu, penting untuk memiliki alasan yang kuat kenapa resign menjadi pilihan terbaik untuk diambil.
Tentunya pertimbangan-pertimbangan ini perlu didasari oleh alasan yang logis. Misalnya, keputusan resign bukan hanya karena menginginkan peningkatan karier, tetapi juga sebagai langkah terbaik untuk menjaga kesehatan mental atau kebahagiaan jangka panjang Anda. Empat alasan logis berikut bisa menjadi pertimbanganmu, apakah resign memang pilihan yang perlu kamu ambil?
1. Tidak ada pertumbuhan

Setiap orang pasti menginginkan terjadinya pertumbuhan, baik itu pertumbuhan secara profesional maupun personal. Ketika pekerjaan yang kita jalani tidak lagi memberikan peluang untuk belajar keterampilan baru atau mengembangkan potensi, ini bisa jadi sebuah tanda kalau sesungguhnya kita berada dalam posisi yang stagnan.
Misalnya, jika tugas-tugas yang diberikan terlalu monoton dan tidak menantang, atau atasan memilih untuk tidak memberikan ruang untuk ide-ide dan inovasi yang membangun, maka kemungkinan untuk mencari tempat yang lebih mendukung pertumbuhan bisa menjadi pilihan yang tepat.
Karier yang tidak berkembang juga bisa membuat kita merasa kehilangan motivasi. Situasi ini seringkali berdampak pada penurunan produktivitas dan bahkan menurunkan rasa percaya diri dan semangat dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Mencari pekerjaan yang bisa menawarkan peluang belajar, promosi, atau pengembangan keterampilan baru bisa membantu kita merasa lebih bersemangat, produktif, dan berkarya.
2. Lingkungan yang tidak sehat

Lingkungan kerja yang toksik dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan mental maupun fisik. Jika situasi di kantor terus-menerus menciptakan perasaan stres, cemas, atau tertekan karena budaya kerja yang negatif, maka resign bisa menjadi langkah yang bijak. Tanda-tanda lingkungan toksik meliputi politik kantor yang berlebihan, kurangnya dukungan dari rekan kerja, atau atasan yang sering merendahkan karyawan.
Berada di lingkungan seperti ini dalam jangka waktu lama dapat memengaruhi keseimbangan hidup kita. Hal ini bukan hanya berisiko menyebabkan burnout, tetapi juga merusak hubungan dengan keluarga atau teman di luar pekerjaan. Dalam situasi seperti ini, mencari pekerjaan dengan budaya kerja yang lebih positif bisa menjadi solusi untuk menjaga kesejahteraan mental dan emosional.
3. Nilai-nilai yang tidak lagi selaras

Setiap orang memiliki nilai dan prinsip yang bisa menjadi panduan dalam hidupnya. Namun, ada kalanya nilai-nilai tersebut justru tidak sejalan dengan nilai perusahaan atau tempat bekerja. Nilai yang bertentangan dengan prinsipi pribadi ini bisa menciptakan konflik internal yang mengganggu kenyamanan kerja.
Contohnya, jika perusahaan lebih mengutamakan keuntungan tanpa mempertimbangkan dampak negatif pada lingkungan atau kehidupan sosial di sekitarnya, sementara pekerjanya adalah seseorang yang peduli pada lingkungan sosial, maka situasi ini bisa menjadi beban mental bagi pekerja tersebut.
Ketidaksesuaian nilai ini, jika terjadi pada diri kita, juga menyebabkan kehilangan rasa bangga terhadap pekerjaan yang dilakukan. Jika kita merasa bahwa visi dan misi perusahaan tidak lagi mencerminkan siapa diri kita, maka resign untuk mencari tempat kerja yang lebih selaras dengan keyakinan diri bisa menjadi alasan yang logis untuk menjaga integritas.
4. Kesempatan yang lebih baik

Resign bisa menjadi langkah strategis jika tujuannya adalah untuk menemukan peluang yang jauh lebih baik, baik dari segi finansial, profesional, maupun personal. Tawaran pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi, jabatan yang lebih prestisius, atau lokasi yang lebih dekat dengan keluarga dapat menjadi alasan yang valid untuk berpindah tempat kerja.
Kesempatan seperti ini mungkin jarang datang, sehingga perlu benar-benar dipertimbangkan dengan serius. Pastikan sebelum membuat keputusan, pelajari dulu dengan saksama setiap detail dari pekerjaan yang baru. Pertimbangkan juga aspek peluang dan risiko yang bisa terjadi.
Jangan sampai hanya karena tergoda penawaran yang menggiurkan, tetapi ujung-ujungnya malah mengabaikan aspek-aspek lain seperti stabilitas perusahaan atau budaya kerja. Pada akhirnya, keputusan untuk resign tidak boleh diambil secara impulsif. Luangkan waktu untuk mengevaluasi alasan dan dampak dari keputusan ini, baik jangka pendek maupun panjang.
Dalam situasi yang tepat, resign bisa menjadi awal dari perjalanan baru yang memberikan makna bagi hidup kita. Ingatlah selalu bahwa kebahagiaan, kesehatan, dan perkembangan personal adalah prioritas utama dalam karier. Jika merasa sudah saatnya melangkah, jangan ragu untuk membuka lembaran baru, dan memulai cerita baru dalam perjalanan karier kita.