Lewat Film 99 Nama Cinta, Ini Pesan Acha - Deva untuk Wong Palembang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Pemeran film 99 Nama Cinta, Acha Septriasa dan Deva Mahendra, menitip pesan kepada warga Palembang, meskipun memiliki background berbeda antar dua belah pihak, namun tidak menutup kemungkinan keduanya akan saling melengkapi.
"Film ini mengajarkan kita, kalau punya latar belakang yang tidak berkesinambungan, bukan berarti tidak bisa menjalin suatu hubungan," kata Acha Septriasa, usai menyapa warga Palembang di CGV Transmart Palembang, Minggu (10/11).
1. Berkisah tentang bertemunya lagi teman lama di waktu dewasa
Memerankan Talia dalam film 99 Nama Cinta, Acha Septriasa membocorkan sedikit alur cerita film. Menurutnya film ini sedikit menimbulkan gesekan diantara Talia dan lawan mainnya Kiblat yang diperankan oleh Deva Mahendra.
"Di film 99 Nama Cinta ini, selain ada aku dan Deva Mahendra yang memerankan Kiblat masih ada Dani Damara, Ira Wibowo dan pemain lainnya. Sedikit cerita dalam film kita, kisahnya tentang seorang anak Kiai namanya Kiblat bertemu lagi dengan Talia seorang presenter gosip. Sebelumnya mereka adalah teman kecil," jelas dia.
2. Film 99 Nama Cinta menggambarkan kejadian sehari-hari
Acha mengungkapkan, selama proses syuting yang menghabiskan waktu 23 hari di dua lokasi berbeda, yakni Jakarta dan Kediri, tidak membuatnya mengalami kesulitan dalam berakting.
"Karena kan sebelum syuting kita juga ada reading dulu selama 10 hari. Terus juga dalam ceritanya gak sulit juga, karena film ini adalah kejadian sehari-hari," ungkap dia.
3. Film 99 Nama Cinta juga membahas tentang interaksi dan kehidupan yang terjadi di lingkungan pesantren
Disutradari oleh Danial Rifky dan ditulis oleh Garin Nugroho, film 99 Nama Cinta ini juga membahas tentang interaksi dan kehidupan yang terjadi di lingkungan pesantren.
Deva Mahendra yang berperan sebagai Kiblat mengatakan, dalam proses syuting malah kesulitan bila harus memerankan karakter yang sama.
"Di film ini aku dipanggil Gus Kiblat, karena Gus merupakan sapaan di lingkungan pesantren. Aku malah nilai dalam film ini, pas akting tidak ada kesulitan besar. Karena terkadang aktor itu jadi susah akting kalau perannya selalu sama," jelas dia.
Baca Juga: Tayang 14 November, 10 Fakta Film "99 Nama Cinta" yang Harus Kamu Tahu
4. Bukan ekspektasi, tapi penonton bisa mengambil pesan yang disampaikan melalui kisah dan alur cerita pada film ini
Deva mengatakan, dalam film ini mereka tidak terlalu menaruh ekspektasi besar. Karena, hal yang paling penting adalah penonton bisa mengambil pesan yang disampaikan melalui kisah dan alur ceritanya.
"Di Jakarta kita syuting 11 hari dan di Kediri 12 hari, sebelumnya ada riset cek lokasi. Kita menyajikan perbedaan karakter 180 derajat, harapannya penonton bisa lebih menghargai film negeri sendiri, karya anak Indonesia. Karena prestasi film indonesia meningkat juga dipengaruhi lewat seberapa besar kontribusi penonton," tandas dia.