TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Singgah di Ijat Kopling Sekayu, Bisa Santai dengan Peracik Kopi

Dari jualan kopi keliling hingga bisa buka kedai sendiri

(Peracik Kopi di kedai Ijat Kopling saat ngobrol dengan pelanggan) IDN Times/istimewa

Musi Banyuasin, IDN Times - Menyusuri Kecamatan Sekayu sebagai ibu kota kabupaten Musi Banyuasin (Muba) sangat kurang rasanya jika tak singgah di sebuah tongkrongan paling ramai, khususnya pada malam hari bernama Kedai Ijat Kopling. 

Dari namanya saja, orang dari luar Sumsel akan bertanya-tanya apa makna dari pemberian nama kedai yang merupakan bahasa lokal setempat. Merujuk dalam bahasa daerah Sekayu, Ijat bermakna biji sedangkan kopling merupakan akronim dari 'kopi keliling'.

Uniknya, kedai yang kerap didatangi penikmat kopi dari berbagai kalangan ini memberikan kebebasan terhadap pengunjung untuk beranjak pada pukul berapa pun. Dalam artian, kedai akan tutup sampai pagi jika memang tak ada lagi orang yang menyesap kopi.

Baca Juga: Viral, Murid SD di Lima Puluh Kota Sumbar Ngamuk ke Guru Kelas

1. Berdiri saat pandemik dan masih jajakan kopi keliling

(Kopi keliling ala Ijat Kopling, konsep awal pendirian kedai) IDN Times/istimewa

Guntur Yudistriq, pemilik Ijat Kopling mengaku konsep awal buka kedai memang berkeliling menggunakan motor. Alasannya diperkuat lantaran awal mereka berdiri pada 2020 saat dihantam pandemik.

"Motornya dimodifikasi agar bisa meracik kopi dengan praktis sembari berkeliling. Saat itu kita terus yang menghampiri konsumen, sehingga kita memutuskan buka kedai di Jalan Kolonel Wahid Udin Kayuara pada 2021," ujarnya.

2. Tawarkan ketenangan dan ngobrol santai

(Suasana di kedai kopi Ijat Kopling Sekayu) IDN Times/istimewa

Alasan memilih konsep kedai, lanjutnya, karena istilah itu merujuk ke tempat ngopi yang sederhana. Sehingga bisa mengedepankan hospitality terhadap pelanggan dan pendekatan emosional terhadap pelanggan secara kekeluargaan.

"Kami mengedepankan ngobrol dan santai. Intinya, pengunjung kedai itu orang-orang yang butuh ketenangan dan ngobrol. Tak heran jika sering adanya komunikasi di depan meja bar antara pembeli dengan si peracik kopi," jelasnya.

3. Ajak semua kalangan jadi penikmat kopi

(Suasana di kedai kopi Ijat Kopling Sekayu) IDN Times/istimewa

Atas jalinan kekeluargaan membuat kedai tersebut tak hanya dikunjungi anak muda. Bahkan obrolan dan pembahasan penting mulai dari ringan hingga berat bisa dibahas di atas meja kopi.

"Mayoritas memang laki-laki yang sering datang, namun pelanggan perempuan juga banyak dan mulai menyukai kopi. Para pejabat dan orang luar kota pun sering singgah," ungkapnya.

Baca Juga: Kebakaran di 36 Ilir Palembang, 24 Rumah Padat Permukiman Ludes

Berita Terkini Lainnya