TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Angkat Kearifan Lokal, Komunitas Filmmaker Sumsel Produksi 'Begancang'

Target film bisa tenar di tingkat nasional dan menang lomba

Produser Film Begancang sekaligus Kepala Humas Layar Taman Palembang, Rifqi Mardhani (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Komunitas filmmaker atau pembuat film di Sumatra Selatan (Sumsel) mulai mengenalkan kearifan lokal, dengan memproduksi film berbahasa Palembang.

Mereka juga memilih tempat lokasi syuting di area bangunan lama, atau kawasan bingen di Bumi Sriwijaya.

"Kami sedang menggarap film pendek 'Begancang'. Ceritanya tentang polemik rumah tangga termasuk masalah hubungan ranjang yang jadi konflik. Film ini menggunakan bahasa Palembang," ujar Produser Film Begancang sekaligus Kepala Humas Layar Taman Palembang, Rifqi Mardhani, Senin (8/2/2021).

Baca Juga: Komunitas Layar Taman, Wadah Kreatif Filmmaker di Palembang 

1. Spoiler kisah tentang polemik rumah tangga

Rangkaian kegiatan Layar Taman Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ia mengatakan, produksi film 'Begancang' di bawah tanggung jawab Layar Taman Palembang sebagai wadah untuk menaungi para komunitas filmmaker di Sumsel. Komunitas tersebut telah mengumpulkan sebanyak 25 kelompok pembuat film.

"Begancang ini menyelipkan pesan inspiratif dan berisi pembelajaran. Salah satunya adalah mengangkat lika-liku kehidupan pernikahan. Kisahnya soal rumah tangga yang terbiasa saat berhubungan intim harus meminum jamu kuat," kata dia.

2. Lokasi syuting dilakukan di Talang Keranggo dan Tangga Buntung Palembang

Layar Taman Palembang. (IDN Times/ Feny Maulia Agustin)

Rifqi menyampaikan, penulisan alur cerita itu ditujukan sebagai edukasi terhadap kawula muda. Lewat keresahan-keresahan inilah, film 'Begancang' hadir untuk memberikan informasi kepada masyarakat yang baru menikah, terutama pada usia muda.

"Lokasi syuting di daerah Talang Keranggo dan Tanggo Buntung. Kita ambil di situ karena memang orang Palembang kenal daerahnya. Apalagi rumah-rumah di sana masih kayu dan panggung, jadi benar-benar lokal filmnya," jelasnya.

Baca Juga: Mengenal Sriwijaya Dokumentaris, Komunitas Filmmaker di Palembang 

Berita Terkini Lainnya