Tradisi Bubur Suro, Hanya Ada Saat Ramadan di Palembang 

Bubur suro dibuat selama 30 hari di Masjid Suro

Palembang, IDN Times - Setiap Ramadan ada pemandangan menarik di Masjid Al-Mahmudiyah atau dikenal Masjid Suro Palembang. Setiap menjelang berbuka puasa, warga berbondong-bondong membawa mangkuk untuk mendapatkan bubur  disiapkan khusus saat bulan puasa yakni, bubur suro.

"Bubur ini merupakan tradisi Masjid Suro Palembang telah berjalan puluhan tahun. Setiap bulan puasa tradisi bubur Suro ini ini dilakukan selama 29-30 hari," kata Pengurus Masjid Al-Mahmudiyah Kiagus Abdul Rasyid Nining, Kamis (6/4/2023).

1. Santapan berbuka puasa semua kalangan

Tradisi Bubur Suro, Hanya Ada Saat Ramadan di Palembang Tradisi Bubur Suro di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Menurut Rasyid, bubur Suro menjadi santapan berbuka puasa semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Setiap Ramadan, pembagian bubur Suro selalu ramai didatangi masyarakat tidak hanya warga sekitar melainkan warga Palembang umumnya.

"Bubur Suro ini kita bagikan untuk yang datang mau berbuka puasa. Tidak hanya warga sekitar, terkadang mereka yang sedang dari perjalanan mampir untuk berbuka juga diberikan," jelas dia.

2. Proses memasak bubur suro 2,5 jam

Tradisi Bubur Suro, Hanya Ada Saat Ramadan di Palembang Tradisi Bubur Suro di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Dalam sehari, dibutuhkan lima kilogram beras dan dua kilogram daging untuk memasak bubur Suro. Campuran beras, daging, rempah serta proses memasak yang lama, menjadi ciri khas tersendiri dari bubur suro.

Dibutuhkan waktu 2,5 jam proses memasak, sejak pukul 14.00 WIB hingga  pukul 16.30 WIB, sebelum bubur siap dihidang dan dibagikan ke masyarakat.

"Jadi bubur ini adalah bubur daging yang kita sebut Suro dibuatnya di 30 Ilir," jelas dia.

3. Tradisi ini dilakukan setahun 2 kali

Tradisi Bubur Suro, Hanya Ada Saat Ramadan di Palembang Tradisi Bubur Suro di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Tradisi Bubur Suro di Masjid Al-Mahmudiyah terus dijaga hingga sekarang. Menurutnya, tradisi ini tumbuh bersama dengan berkembangnya salah satu masjid tertua di Sumsel tersebut.

"Tradisi ini hanya dua kali dalam setahun, saat Ramadan dan 10 Muharam," kata dia.

Baca Juga: 5 Kue Tradisional Khas Lampung, Cocok Dihidangkan Momen Lebaran

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya