Mencicip Varian Kaldu Buntut Sunda Kang Ali: Buntut, Kikil, Iga Sapi 

Aroma rempah yang kuat dan segar saat disantap

Palembang, IDN Times - Berbicara kuliner tentu tidak akan ada habisnya. Apalagi membahas ragam menu makanan yang terbuat dari rempah-rempah khas Indonesia. Kali ini tiga varian kaldu buntut, kikil, dan iga sapi di Palembang, yang menjadi salah satu sajian tepat untuk dicoba para pecinta makanan khas Tanah Air.

Salah satunya di Buntut Sunda Kang Ali, tempat makan ini memberikan ragam pilihan kuah berbeda yakni original, susu, dan santan. Tersaji dengan kaldu daging sapi asli, sop, dan soto restoran ini menawarkan sensasi three in one.

"Selain dari penyajian yang beda, cara memasaknya pun bervariasi. Kalau original kuahnya bening, gurih dan segar ketika dinikmati hangat. Sedangkan kuah santan lebih kental, dan kaldu susu rasanya manis favorit konsumen anak-anak," ujar pemilik Buntut Sunda Kang Ali, Endang Wasiati Wierono, Selasa (14/7/2020).

1. Masak daging sapi secara presto

Mencicip Varian Kaldu Buntut Sunda Kang Ali: Buntut, Kikil, Iga Sapi Sajian daging buntut sapi (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Meracik bumbu dengan resep rahasia, sop dan soto di Buntut Sunda Kang Ali tersaji tanpa penyedap buatan. Menariknya saat menyantap ragam bagian daging sapi ada cara yang berbeda, konsumen tinggal memilih ingin mencampur atau memisahkan menu.

"Kalau original (kaldu) menu sop daging (Buntut, Kikil dan Iga Sapi) tercampur langsung dalam kuah. Kalau susu dan santan, dagingnya terlebih dahulu direbus atau presto kemudian dicampur tepung lalu digoreng, penyajian dengan sambal balado terpisah dengan kuah," kata dia.

Baca Juga: Pertama di Palembang, Bakso Lobster yang Bikin Ketagihan!

2. Kuah hangat melegakan tenggorokan saat diseruput

Mencicip Varian Kaldu Buntut Sunda Kang Ali: Buntut, Kikil, Iga Sapi Sajian tiga varian kuah kaldu sop dan soto daging sapi (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Bertekstur lembut dan berserat, sajian kuah kaldu ini juga beraroma sedap rempah-rempah yang kuat. Sehingga ketika menyeruput kuahnya bisa mendapat sensasi hangat di tenggorokan, apalagi disantap saat cuaca dingin. 

"Sop original tersaji dengan pelengkap sambal merah, wortel, bawang goreng, daun bawang, soun, irisan tomat, dan tambahan perasan jeruk nipis sesuai selera. Begitu juga dengan varian kuah santan dan susu, sajian soto tanpa berminyak," jelas Endang.

3. Mulai buka usaha kuliner karena menyukai sop dan soto

Mencicip Varian Kaldu Buntut Sunda Kang Ali: Buntut, Kikil, Iga Sapi mencicipi tiga varian kaldu buntut, kikil dan iga sapi di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Endang membuka usaha sop dan soto sejak empat tahun lalu. Menurut anggota Indonesia Marketing Association (IMA) ini, tiga varian kaldu milik Buntut Sunda Kang Ali menjadi pelopor menu makanan berkuah dengan ragam dan inovasi cita rasa yang berbeda, terutama kuah susu creamer.

"Awalnya buka karena memang suka makan sop dan soto yang berkuah. Tapi tak ada varian rasa, jadi mulai fokus mencari sajian berinovasi. Normalnya dalam sehari omzet hingga 200 mangkok atau 10 kilogram daging sapi. Sayang saat COVID-19 menurun (omzet) 50 persen lebih," ungkapnya.

Baca Juga: 7 Menu Makanan Pasien COVID-19 RSMH Palembang, Ada Daun Sungkai Juga

4. Gunakan daging sapi lokal

Mencicip Varian Kaldu Buntut Sunda Kang Ali: Buntut, Kikil, Iga Sapi Sajian daging sapi sambal balado (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Untuk pemasaran, Endang melanjutkan, kini tempat makan miliknya telah memiliki cabang baru di kawasan Celentang. Usahanya juga memberi promo lewat ojek online hingga memberikan jasa antar, atau delivery dengan batas jarak maksimal 3 kilometer.

"Makan di tempat kebanyakan keluarga, coorporate dan employee juga. Target kita siapa saja, yang jelas untuk pasokan daging kita pilih produk lokal, kalau daging impor aroma kaldunya berbeda. Makanya kita jual di harga kisaran Rp47-62 ribu," tandas dia.

Baca Juga: Mengintip Resep Nasi Mandhi, Kuliner Kekinian di Palembang

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya