Ternyata Palembang Punya Satai Khas, Namanya Sate Cucuk Manis
Kalian baru tahu? Cobain, yuk!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia dikenal memiliki ragam kuliner, salah satunya satai yang tersebar di tiap daerah. Selain satai Madura atau Padang yang tenar, Palembang juga memiliki kuliner khas irisan daging kecil-kecil yang ditusuk dan dipanggang ini. Namanya Sate Cucuk Manis, perpaduan sensasi pedas dan gurih yang tak kalah lezat untuk disantap.
Hadir sejak ratusan tahun lalu, Sate Cucuk Manis khas Bumi Sriwijaya merupakan sajian legendaris keluarga Tolidin yang akrab disapa Wak Din, warga yang tinggal di Seberang Ulu, Palembang. Resep Sate Cucuk Manis pun sudah menjadi resep warisan turun menurun hingga generasi keempat.
Berlokasi di Jalan KH Azhari 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu, Sate Cucuk Manis Wak Din disebut-sebut sudah berdiri sejak 1700-an lalu. Menurut cerita turunan Wak Din, Siti Hawa atau sering dipanggil Cek Awa, satai khas Palembang ini awalnya berada di Kawasan Kampung Kapitan.
"Karena ada persoalan internal keluarga dulunya, jadi pindah di sini pada 1900-an dan sekarang yang jualan saya, sudah keturunan keempat dari Wak Din. Dulu buyut-buyut ini meninggalnya di usia 100 tahunan," katanya kepada IDN Times.
Baca Juga: Resep Malbi Lauk Khas Palembang; Manis, Gurih, dan Empuk
1. Sate Cucuk Manis Wak Din khas Palembang dibuat dari daging mistik
Sekilas Sate Cucuk Manis Wak Din tampak sama seperti satai pada umumnya. Namun jika dilihat lebih dekat, daging yang ditusukkan pada batang lidi tersebut dipotong dengan ukuran dadu lebih besar ketimbang satai lain. Tiap tusuk ada empat potongan daging, lho.
Selain terhidang kuah bumbu kecap dan irisan bawang bombai, menikmati Sate Cucuk Manis Wak Din cocok dipadukan bersama semangkuk kaldu daging yang gurih. Walaupun bernama Satai Cucuk Manis, namun ketika disantap juga menghadirkan cita rasa pedas.
Tekstur daging satai satu ini pun empuk atau kejal, karena berasal dari daging mistik lokal berkualitas. Setusuk satai terdiri bermacam jenis potongan yakni bagian hati, lidah, gajih, empedu, dan daging itu sendiri. Namun untuk hati tidak dicampurkan dengan bagian lain.
"Satai bukan daging mentah baru dibakar, tapi setengah matang yang sudah diungkep resep khusus baru kemudian dibakar hingga matang dan disajikan dengan sambal buah khas Palembang, disandingkan kuah sop daging," ujar Cek Awa.
Baca Juga: Resep Maksuba 15 Lapis, Kue Sajian Lebaran Khas Palembang
Baca Juga: Resep Pindang Patin Palembang: Sensasi Segar, Pedas, dan Asam