Sumsel Mengalami Deflasi 0,08 Persen, 2 Faktor Jadi Penyebab

Bank Indonesia catat 4 komoditas sumbang Deflasi di Sumsel

Intinya Sih...

  • Sumsel mengalami deflasi 0,08 persen pada Januari 2024 akibat masa panen dan pasokan melimpah
  • Komoditas penyumbang deflasi antara lain cabai merah, cabai rawit, angkutan udara, dan beras
  • BI Sumsel dan pemerintah setempat komitmen menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil dan mempertahankan deflasi melalui program TPID

Palembang, IDN Times - Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), Sumatra Selatan (Sumsel) mengalami deflasi atau penurunan harga pada Januari 2024 di angka 0,08 persen. Deflasi terjadi akibat dua faktor penyebab.

"Waktu masa panen dan pasokan melimpah membuat Sumsel mengalami penurunan harga di Januari 2024. Angka ini melandai dari Desember 2023 karena Sumsel inflasi 0,15 Persen," ujar Kepala Kantor BI Sumsel, Ricky P Gozali, Kamis (8/2/2024).

Baca Juga: Ikan Patin Jadi Komoditas Dominan Penyumbang Inflasi di Sumsel

1. Cabai merah sumbang deflasi Sumsel 0,21 persen

Sumsel Mengalami Deflasi 0,08 Persen, 2 Faktor Jadi PenyebabIlustrasi deflasi (IDN Times)

Catatan BI Sumsel dari bulan sebelumnya, komoditi penyumbang deflasi terjadi pada komoditas cabai merah di angka 0,21 persen, cabai rawit 0,07 persen, angkutan udara 0,04 persen, dan beras dengan andil 0,03 persen.

"Beras penyumpang deflasi karena saat memasuki masa panen di Musi Rawas dan OKU Timur, pasokan sudah melimpah dan ketersediaan kian meningkat," katanya

Baca Juga: Jadwal Pasar Murah Palembang 2024, Harga Beras Cuma Rp10 Ribu

2. Angkutan udara mengalami deflasi setelah momen Nataru berakhir

Sumsel Mengalami Deflasi 0,08 Persen, 2 Faktor Jadi PenyebabDeflasi (IDN Times)

Sementara deflasi pada tarif angkutan udara di Sumsel mulai terjadi setelah masa liburan sekolah dan Hari Kesiapsiagaaan Bencana Nasional (HBKN) Natal hingga Tahun Baru (Nataru) berakhir.

"Tarif angkutan udara mengalami normalisasi (penurunan harga), seiring dengan berakhirnya momen Nataru dan libur nasional," timpal dia.

3. BI Sumsel perkuat kebijakan moneter pro-stability mengendalikan inflasi

Sumsel Mengalami Deflasi 0,08 Persen, 2 Faktor Jadi PenyebabIlustrasi deflasi (IDN Times)

BI Sumsel dan pemerintah setempat komitmen menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil pada 2024 dan berupaya mempertahankan deflasi agar inflasi atau kenaikan harga tidak terjadi signifikan melalui program yang dijalankan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Saat ini langkah pengendalian inflasi Sumsel dilakukan dengan memastikan kelancaran distribusi komoditas, kemudian memperlancar subsidi angkutan dan subsidi operasional, serta membangun komunikasi efektif lewat publikasi kegiatan pengendalian inflasi.

"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan moneter yang pro-stability dan mempererat sinergi kebijakan dengan Pemerintah guna memastikan inflasi 2024 berada dalam kisaran 2,5±1 persen," jelas Ricky.

Baca Juga: Sumsel Mengalami Deflasi, 4 Wilayah Penyumbang Terbesar

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya