Sumsel Deflasi Faktor 5 Komoditas Hortikultura Turun Harga
Intinya Sih...
- Sumsel mengalami deflasi 0,19% secara mtm pada Agustus 2024.
- Penyumbang deflasi adalah bawang merah, daging ayam ras, jeruk, telur ayam ras, dan cabai rawit.
- BI Sumsel komitmen mempertahankan BI-Rate 6,25% untuk memastikan terkendalinya inflasi.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan (BPS Sumsel) mencatat pergerakan ekonomi pada Agustus 2024 mengalami deflasi atau penurunan harga pada sejumlah komoditas secara month to month (mtm).
"Sumsel deflasi 0,19 persen month to month di Agustus 2024 dan inflasi 0,16 persen year to date (ytd) 0,16 persen," ujar Kepala BPS Sumsel, Wahyu Yulianto, Kamis (5/9/2024).
1. Daging, ayam ras dan cabai rawit sumbang deflasi Sumsel Agustus 2024
Sementara kata Kepala Bank Indonesia Kantor Wilayah Sumatra Selatan (BI Sumsel) Ricky P Ghozali, kondisi deflasi yang terjadi akibat lima komoditas mengalami penurunan harga signifikan di pasar tradisional. Rata-rata komoditi yang turun harga berasal dari pangan hortikultura.
"Komoditas utama penyumbang deflasi bulan ini adalah bawang merah, daging ayam ras, jeruk, telur ayam ras, dan cabai rawit dengan andil masing-masing sebesar minus 0,13 persen, minus 0,09 persen, minus 0,05 persen, minus 0,03 persen dan minus 0,02 perseb secara berturut," jelas dia
2. Bawang merah dan jeruk turun harga karena pasokan berlimpah
Penyebab penurunan harga bawang merah dan jeruk yang terjadi di Sumsel karena pasokan yang melimpah sejalan dengan musim panen di awal Agustus, serta pengaruh daerah sentra produksi komoditas berada dalam iklim dan cuaca kondusif.
"Penurunan harga daging dan telur ayam ras berlanjut seiring penurunan harga jagung dan Day Old Chick (DOC). Kemudian harga cabai rawit turun karena surplus neraca pangan nasional," timpalnya.
3. BI Sumsel komitmen mempertahankan BI-Rate 6,25 persen
Ricky menyampaikan, BI Sumsel sebagai bagian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) komitmen mempertahankan BI-Rate 6,25 persen. Keputusan itu konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi.
"Untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi ke depan, kami menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Agustus 2024," jelas dia.