Produksi Meningkat 10,2 Persen, PTBA Kantongi Pemasukan Rp21,8 Triliun

Laba bersih perusahaan tahun 2019 mencapai Rp4,1 triliun

Palembang, IDN Times - PT Bukit Asam atau PTBA mencatat pendapatan Rp21,8 triliun pada 2019, atau meningkat 3 persen dari hasil sebelumnya yang hanya Rp21,2 triliun pada tahun sebelumnya. Hasil ini merupakan bukti konsistensi perusahaan di tengah pelemahan harga batu bara dengan bantuan kinerja tahun 2019 mencapai laba Rp4,1 triliun dan EBITDA sebesar Rp6,4 Triliun.

"Pendapatan ini terdiri dari hasil penjualan batu bara domestik 57 persen, penjualan batu bara ekspor 41 persen, dan aktivitas lainnya 2 persen. Yakni meliputi penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa," ujar Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin melalui rapat virtual aplikasi Zoom, Rabu (10/6).

1. PTBA bagikan dividen sebesar Rp3,65 triliun

Produksi Meningkat 10,2 Persen, PTBA Kantongi Pemasukan Rp21,8 TriliunKantor pusat PT Bukit Asam Perseroan (IDN Times/Dok. PTBA)

Pencapaian laba dan pendapatan PTBA didukung kinerja operasional perusahaan yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. PTBA pun membagikan dividen sebesar 90 persen dari total laba bersih saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rabu (10/6).

"PTBA membagikan dividen Rp3,65 Triliun. Jumlah dividen tunai yang dibagikan ini merupakan 90 persen dari total laba bersih perusahaan tahun 2019 sebesar Rp 4,1 Triliun," kata Arviyan.

Sedangkan hasil produksi batu bara tahun 2019, perseroan juga mengalami kenaikan 10,2 persen dibandingkan tahun lalu. Atau naik menjadi 29,1 juta ton dengan kapasitas angkutan batu bara yang juga meningkat menjadi 24,2 juta ton. Jumlah itu mengalami kenaikan sebesar 7,0 persen dari tahun 2018.

Baca Juga: Erick Thohir Bongkar Direksi dan Komisaris di PTBA

2. Ekspansi penjualan meningkat lewat pasar potensial luar negeri

Produksi Meningkat 10,2 Persen, PTBA Kantongi Pemasukan Rp21,8 TriliunIlustrasi proses pengangkutan batubara PTBA (IDN Times/Istimewa)

Kenaikan produksi dan angkutan batu bara turut mendorong kenaikan penjualan PTBA sepanjang 2019, dengan keberhasilan penjualan batu bara hingga 27,8 juta ton. Atau naik 13 persen dari tahun sebelumnya.

"Kenaikan volume penjualan karena ekspansi ke pasar potensial di Jepang, Hong Kong, Vietnam, Taiwan, dan Filipina, serta keberhasilan menambah pasar potensial baru di Australia, Thailand, Myanmar, erta Kamboja," jelasnya.

Kenaikan penjualan itu juga dibantu pengiriman ekspor ke negara-negara Asia dengan sistem penjualan batu bara kelas medium to high calorie ke premium market.

3. PTBA lakukan penjualan saham treasuri dalam tiga kali tahapan

Produksi Meningkat 10,2 Persen, PTBA Kantongi Pemasukan Rp21,8 TriliunPelaksanaan RUPS PT Bukit Asam (IDN Times/Dok. PTBA)

Pada tahun lalu PTBA melakukan penjualan saham treasuri, atau pembelian kembali saham periode tahun 2013-2015 sebesar 649 juta saham, yang dilaksanakan dalam tiga kali tahapan mulai April hingga Desember.

Saham treasuri pertama pada 2 April 2019 sebesar 63,17 juta lembar seharga Rp4.220 per lembar. Kemudian 8 Mei sebanyak 490,72 juta lembar saham dengan harga Rp 3.400 per lembar, dan 4 Desember sejumlah 96 juta saham seharga Rp 2.500 per lembar saham.

"Sebagai target 2020, perseroan merencanakan produksi batu bara sebesar 30,3 juta ton atau naik 4 persen dari realisasi tahun sebelumnya yang hanya 29,1 juta ton. Sedangkan untuk target angkutan menjadi 27,5 juta ton atau meningkat 13 persen," terang dia.

4. PTBA menargetkan penjualan batu bara sebanyak 29,9 juta ton pada 2020

Produksi Meningkat 10,2 Persen, PTBA Kantongi Pemasukan Rp21,8 TriliunIlustrasi proses pengangkutan batubara PTBA (IDN Times/Istimewa)

Sedangkan untuk volume penjualan batu bara tahun 2020, perseroan menargetkan peningkatan hingga 29,9 juta ton yang terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 21,6 juta ton, dan penjualan batu bara ekspor sebesar 8,3 juta ton. Sehingga total keseluruhan mencapai 29,9 juta ton.

"Artinya meningkat 8 persen dari realisasi penjualan batu bara pada tahun 2019 sebesar 24,7 juta ton," ujarnya.

Upaya pengembangan usaha hilirisasi atau pengolahan batu bara PTBA, sambung Arviyan, juga bekerja sama mitra strategis. Berupa potential offtaker, investor potensial, dan pemilik teknologi gasifikasi batu bara yang menandatangani dokumen perjanjian kerjasama pada lalu.

"Persiapannya pembangunan pabrik Coal to Chemicals setelah seluruh persyaratan prakonstruksi sudah dipenuhi. Pabrik ditargetkan berproduksi komersial pada tahun 2025, dengan konsumsi batu bara sekitar 6 juta ton per tahun selama minimal 20 tahun," tandas dia.

Baca Juga: UU Minerba Angin Segar bagi Perusahaan Tambang Batu Bara

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya