Perjuangan Palembang Harum Lestarikan Kue Bingen: Sulit Ubah Skeptis

Toko kue khas Palembang ini menjual lebih dari 100 jenis

Palembang, IDN Times - Bisnis kuliner menjadi salah satu usaha yang menjanjikan. Namun daya saing antara pelaku usaha lokal dengan luar daerah menjadi tantangan yang cukup sulit dilalui. Hal inilah yang dirasakan Mardho Tilla, pemilik toko oleh-oleh Palembang Harum.

Palembang Harum merupakan salah satu pencetus toko oleh-oleh makanan bingen dari zaman Kesultanan Sriwijaya. Sejak 2012, Palembang Harum sudah melewati banyak tantangan untuk mengembangkan dan memajukan kuliner daerah agar tak dinilai kolot.

"Perjuangan Palembang Harum melestarikan bisnis kue tradisional sangat berat. Tantangannya sulit mengubah skeptis soal makanan tradisional yang membosankan dan pasarnya banyak di usia 40 tahun ke atas," ujar Mardho kepada IDN Times.

Baca Juga: Bukan Ikan Patin, Pindang Pegagan Asli Sumsel Berbahan Ikan Tapah

1. Prihatin anak muda Palembang tak banyak mengetahui makanan tradisional

Perjuangan Palembang Harum Lestarikan Kue Bingen: Sulit Ubah SkeptisPalembang Harum menjual makanan bingen tradisional (IDN Times/Instagram Palembang Harum)

Mardho bercerita, awalnya ia tak begitu banyak tahu jenis makanan bingen khas Palembang. Sejak saat itu, ia mulai membuka bisnis makanan tradisional. Resep dan proses pembuatan beragam kue lokal dipelajari Mardho dari sang ibu.

"Bermula dari ibu saya menghidangkan dadar jiwo dan mahnan sanin. Saya pun belum tahu ada nama kue tersebut. Tapi mulai prihatin karena di zaman saya saja banyak tidak tahu, apalagi generasi selanjutnya," kata dia.

Gerai Palembang Harum yang berada di Jalan Merdeka terwujud lewat dukungan keluarga Mardho yang keturunan asli Palembang. Nama Palembang Harum pun dibuat dari kakek, yakni Haji Abdul Rahman Ujang Malian.

"Namanya diambil dari nama yai (kakek dalam bahasa Palembang)," ungkap Mardho.

Baca Juga: Bosan dengan Pempek? Coba 5 Oleh-Oleh Khas Palembang Ini

2. Palembang Harum sudah dikenal hingga Malaysia

Perjuangan Palembang Harum Lestarikan Kue Bingen: Sulit Ubah SkeptisPalembang Harum menjual makanan bingen tradisional (IDN Times/Instagram Palembang Harum)

Butuh waktu panjang melestarikan dan mengenalkan kue tradisional asli Palembang seperti kue kojo, kue delapan jam, mahnan sanin, dan lainnya. Kini perlahan-lahan beragam jenis sajian kuliner di Palembang Harum banyak dicari generasi millennial dan gen Z.

"Generasi Z mulai tertarik karena promo lewat media sosial dan memberikan inovasi konten. Kalau mereka yang berusia 40-an membeli kue di Palembang Harum untuk nostalgia," timpalnya.

Palembang Harum makin banyak digemari anak muda sehingga terus berinovasi dan konsen dengan promo makanan tradisional. Bahkan Palembang Harum sudah sampai di Malaysia.

"Palembang Harum banyak juga mengikuti perlombaan dari dinas, dan kami punya prestasi dari lomba kewirausahaan, ikut event di Jakarta yang paling terbaru di Malaysia bernama enterpreneur summit," jelas dia.

3. Terus berinovasi agar tak kalah saing

Perjuangan Palembang Harum Lestarikan Kue Bingen: Sulit Ubah SkeptisPalembang Harum menjual makanan bingen tradisional (IDN Times/Instagram Palembang Harum)

Sejak zaman Twitter dan BlackBerry Messenger (BBM), Palembang Harum ternyata juga pernah mengalami masa krisis. Yakni saat masa pandemik COVID-19. Akibatnya, outlet mereka sepi bahkan sempat tak ada wisatawan yang membeli.

"Sekarang Alhamdulillah masih mencoba meng-create dan berinovasi dengan produk dan konsep lokal bisnis. Jadi orang Indonesia akan bangga dengan produk Tanah Air," kata Mardho.

Daftar makanan tradisional di Palembang Harum saat ini sudah mencapai 100 jenis, dan 30 jenis di antaranya meenjadi andalan karena paling laku. Palembang Harum pun bisa menyediakan pesanan sesuai permintaan konsumen request by order dengan harga mulai dari Rp2-350 ribu.

"Harapannya meski ada budaya luar masuk Palembang, makanan tradisional harus tetap ada. Kita sebagai orang lokal harus tahu mana yang harus diperjuangkan, terhadap yang kita punya. Budaya luar masuk daerah jadi tantangan agar lebih kompetitif," jelas dia.

Baca Juga: Resep Model Gandum Khas Palembang, Cocok Disantap Saat Cuaca Dingin

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya